Mohon tunggu...
Alfitiana Dyah Novitasari
Alfitiana Dyah Novitasari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer/ Wiraswasta

Masalah Pasti Berlalu, Berlalu Lalang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Miris, Kecanduan Live TikTok Gadis Usia 24 Tahun Hingga Depresi

30 November 2023   10:21 Diperbarui: 30 November 2023   10:31 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak besar yang muncul dari sosial media terhadap kehidupan manusia bukanlah isapan jempol semata. Hal tersebut benar-benar dialami oleh seorang gadis 24 tahun asal Bogor, sebut saja Melati. Malangnya nasib gadis yang namanya sudah disaarkan ini, gara-gara kecanduan live dimedia sosial TikTok dirinya divonis depresi. Karena kebiasaan buruk tersebut pagi hingga malam hobi live TikTok membuatnya depresi.

Ia juga depresi karena obesesinya terhadap jumlah followers yang tidak bertambah. Peristiwa dan kisah pilu ini nyata adanya yang tengah ditangani Dinas Sosial Kota Bogor. Dilansir dari Tribun Bogor, Dinsos Kota Bogor mengamankan Mawar pada Sabtu (25/11/2023). Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinsos Kota Bogor, Dody Wahyudin membenarkan pihaknya telah mengevakuasi Melati. Petugas Dinsos Kota Bogor mengamankan Melati saat gadis tersebut berada di Kawasan Air Mancur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor (25/11/2023) sekira pukul 14.00 WIB.

Setelah diamankan, Melati diamankan dan dirawat di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) untuk ditangani. Dody Wahyudin mengatakan sosok Melati terbilang masih muda, ia berusia 24 tahun. Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bogor itu juga mengatakan saat dievakuasi, Melati menunjukkan sikap yang cukup aneh.

Ia menceritakan gadis 24 tahun tersebut sering berjoget serta lipsing seolah sedang melakukan live TikTok meski di hadapannya ada petugas Dinsos. Petugas pun merasa aneh dan sempat kebingungan dengan gelagat Melati saat dievakuasi.

"Posisinya lagi kaya lipsing TikTok aja. Joget-joget. Terus ngomong kaya di TikTok aja. Kan, kalau di TikTok suka ga nyambung kan sama lagunya. Kaya gitu aja," ungkap Dody.

Setelah dievakuasi, Dinsos Kota Bogor langsung mengumpulkan data identitas Melati. Dari hasil pengumpulan data sementara, ternyata Melati diketahui depresi gara-gara kecanduan live TikTok. Menurut riwayatnya, Melati sering bertingkah tidak wajar di tempat umum dengan joged-joged sendiri hingga lipsing seperti layaknya sedang live TikTok setiap waktu.

Belakangan diketahui, Melati juga diduga depresi followers TikTok-nya tidak bertambah. Selain itu, Melati juga depresi di saat dirinya sedang terobsesi live TikTok dan kuotanya habis. Hal tersebut membuatnya tidak makan hingga tidak melakukan pekerjaan rumah.

"Iya kecanduan TikTok. Dia live pagi siang sore tapi followers-nya ga nambah nambah. Kuota habis. Makan tidak, nyuci engga kan," ujarnya.

 

Ternyata kecanduan Melati ini bermula karena ia melakukan kebiasaan buruk menggunakan media sosial tersebut. Diceritakan Dody, pagi hingga malam Melati tidak lepas dari gadget-nya untuk menggunakan sosial media TikTok tersebut. Saking kecanduannya, kata Dody, Melati bisa berjoget di depan umum. Setiap melihat kaca, Melati spontan berjoget-joget dengan segala macam gerakan. Ia juga kerap kali berbicara sendiri.

Setelah ditelusuri identitasnya, Dinsos Kota Bogor pun mengaku telah mengetahui alamat Melati. Mereka memilih tidak mengantarkan Melati langsung pulang ke rumahnya. Sebab, jika diantar pulang, Dody menganggap, gadis 24 tahun ini justru akan menimbulkan konflik baru. Terutama, dengan keluarga serta wilayah sekitarnya. Hal itu karena ia menduga, Melati sengaja dibiarkan oleh keluarganya. Oleh karena itu pihaknya memilih untuk menangani Melati untuk mendapatkan perawatan terlebih dahulu.

 

Bahayanya Kecanduan Nonton Video di TikTok dan Reels Instagram Berlebihan, Bisa Bikin Halusinasi

Menonton video-video di TikTok dan Reels Instagram saat ini memang banyak digemari. Namun, jika berlebihan akan menimbulkan kerugian besar. Seperti baru-baru ini sebuah studi menyebut menonton video dalam jangka panjang dapat menyebabkan lonjakan dopamin yang dapat memicu halusinasi. Bahkan hal yang mengerikannya efek tersebut sama dialami saat seseorang kecanduan narkoba.

Menonton video di TikTok dan Reels Instagram merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan, terutama oleh orang-orang yang aktif menggunakan internet. Selain menghibur, TikTok dan Reels Instagram dapat menjadi sumber informasi dari video yang dibuat pembuat konten. Sayangnya, menonton video TikTok dan Reels Instagram dapat memicu gangguan kesehatan yang serius. Seorang wanita berusia 40 tahun asal Thailand dikabarkan mengalami halusinasi setelah menggunakan TikTok dan Reels Instagram hanya dalam waktu empat bulan.

Halusinasi berkat video TikTok dan Reels Instagram

Dokter spesialis otak dan neurologi asal Thailand, Surat Tanprawate menyatakan dirinya sering menonton konten di TikTok dan Reels Instagram selama empat bulan belakangan.

Dia mengunggah konten setiap hari serta menyukai dan berbagi banyak video. Aktivitas ini membuat Surat merasa bahagia. Sayangnya, dia mulai kehilangan interaksi dengan dunia nyata.

Diberitakan Thaiger, Surat mengalami halusinasi berupa mendengar suara-suara yang mengarahkannya tentang cara membuat video.

Dia juga mulai melihat orang-orang yang tidak nyata dan bahkan mengira melihat seorang pria berpakaian hitam mengikutinya.

Kondisi ini bahkan memaksa keluarganya membawa dia ke rumah sakit.

Akibat kondisi yang dialaminya, Surat menyarankan orangtua memantau kebiasaan bermedia sosial anak-anak, anggota keluarga lanjut usia, serta orang-orang yang tampak berhalusinasi setelah melihat konten TikTok dan Reels Instagram.

Jika ada gejala halusinasi, ia menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikiater.

 

Penyebab halusinasi

Studi yang dilakukan oleh Universitas Stanford menunjukkan, media sosial yang didesain memutar kontennya secara terus-menerus dapat merangsang pelepasan dopamin berlebihan di otak.

Hal yang sama dialami saat seseorang kecanduan narkoba. Paparan jangka panjang terhadap media sosial menyebabkan lonjakan dopamin yang dapat memicu halusinasi.

Teori lain menyebutkan, banyak konten video yang isinya aneh dan menakutkan yang dapat menimbulkan pengalaman halusinasi. Algoritma media ini dirancang untuk memberikan konten serupa dengan yang pernah ditonton pengguna.

Mereka yang suka menonton konten aneh atau menakutkan menganggap hal-hal yang ditontonnya benar-benar ada di dunia nyata. Orang yang rentan atau memiliki masalah kesehatan mental akan mudah mengalami kondisi tersebut. Sebaliknya, orang umum cenderung tidak terpengaruh hal ini.

Sayangnya, penderita gangguan kesehatan mental lebih berpotensi menggunakan media sosial ini karena mereka ragu dan sulit bersosialisasi di dunia nyata.

Perlu diwaspadai

Dikutip dari Breaking News Network, kasus halusinasi akibat tayangan video TikTok dan Reels Instagram tidak terjadi kali ini saja. Seorang wanita lanjut usia terlalu sering menonton video TikTok dan kehilangan kontak dengan kenyataan.

Kasus-kasus ini menunjukkan adanya potensi bahaya penggunaan TikTok yang berlebihan. Selain itu, algoritma media tersebut membuat otak kecanduan.

Karena itu, pengguna TikTok, Instagram, dan media serupa perlu waspada agar tidak terpapar konten berbahaya yang bisa membahayakan kesehatan mental dan fisik mereka. Ini terutama penting bagi pengguna media sosial yang rentan mengalami kecanduan dan halusinasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun