Jika melihat dari sudut pandang mahasiswa, ada dilema dalam pelaksanaan kuliah offline ini. Di satu sisi mahasiswa tingkat akhir menginginkan kuliah offline segera dilaksanakan, di sisi lain mahasiswa tingkat menengah belum cukup siap menghadapi kuliah offline.Â
Mahasiswa baru juga diharapkan dapat mengikuti kuliah offline, khususnya bagi angkatan 2020 dan 2021 yang bahkan sejak awal belum mengalami perkuliahan tepat di awal tahun ajaran. Ini akan menjadi kuliah pertama yang mungkin sedikit mengubah kebiasaan lama sebelum kuliah offline.Â
Tentu saja persiapannya tidak semudah dulu karena peralihan dari online ke offline yang dialami sekarang memiliki tujuan dan kondisi yang berbeda.
Wacana kuliah offline ini juga menjadi pertimbangan besar karena banyak sekali hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi pembelajaran luring ini. Bagi para mahasiswa yang tinggal di luar daerah kampus, mereka mau tak mau harus menyewa kost sebagai tempat tinggal, hal ini tentu menambah pengeluaran orang tua yang mungkin saja terkena dampak pandemi Covid-19.Â
Para mahasiswa juga perlu kembali beradaptasi dengan lingkungan baru karena banyak dari mereka yang memulai perkuliahan saat masa pandemi sehingga walau kegiatan perkuliahan sudah dilaksanakan sekian tahun, banyak dari mereka yang bahkan belum pernah bertemu dengan teman sekelasnya.
Selain itu, hal besar yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi transisi pembelajaran online menuju offline adalah motivasi. Motivasi belajar yang mungkin cukup menurun ketika pembelajaran daring, harus kembali dilaksanakan.Â
Para mahasiswa harus kembali membiasakan diri untuk memahami materi yang diajarkan karena tidak sedikit dari mereka yang tidak memahami materi. Terlebih saat ujian dilaksanakan, tidak sedikit dari mereka yang mengandalkan Google sebagai acuan untuk menjawab soal. Hal ini pasti akan sulit diadaptasi jika pembelajaran luring dilaksanakan nantinya.
Situasi transisi dari online ke offline menghasilkan beberapa perubahan yang terjadi pada kondisi fisik, sosial dan emosional. Dari kondisi fisik, perubahan rutinitas yang membuat adaptasi lebih sulit.Â
Dalam kondisi sosial, ada transisi sosial yang perlu diatasi, seperti keadaan "lupa" bagaimana cara untuk berkenalan dan bersosialisasi dengan orang lain. Namun hal ini bukan berarti dijadikan alasan untuk tidak mau meng-upgrade diri dengan keluar dari zona nyaman, mau tidak mau para mahasiswa harus beradaptasi kembali dengan kondisi baru yang akan dihadapi nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H