Menjadi fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan bukanlah fase yang mudah untuk dijalankan. Bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dan bertahan dalam dunia kerja bukan hal yang mudah. Ketika lulusan perguruan tinggi menghadapi persaingan ini tentu memerlukan persiapan yang matang dalam memasuki dunia kerja.Â
Ketika mencari pekerjaan, banyak hal yang dipertimbangkan oleh perusahaan saat merekrut karyawan baru karena perusahaan pasti ingin memiliki tenaga kerja yang kompeten dan bisa memajukan perusahaan di masa mendatang. Semua ini jelas membutuhkan keterampilan dan pengalaman yang baik dari para pelamar.
Untuk mendapatkan semua itu, kita harus mempersiapkan semuanya bahkan sejak kita masih menjadi mahasiswa. Hal ini akan berdampak baik apabila dilakukan sedini mungkin sehingga ketika waktu kelulusan tiba, mahasiswa sudah lebih siap dalam memasuki dunia kerja.
Jika kamu adalah mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri untuk melamar pekerjaan, pastikan kamu memenuhi beberapa kriteria yang diharapkan oleh perusahaan. Namun, sebagai mahasiswa pastinya kita masih merasa bingung tentang hal apa sajakah yang harus dipersiapkan sebelum melamar pekerjaan nantinya?
Berikut beberapa hal yang dapat dipersiapkan oleh mahasiswa ketika masih berkuliah sebelum terjun ke dunia kerja.
1. Pengalaman Magang
Menurut survey The Graduate Market di tahun 2013, perusahaan-perusahaan yang masuk dalam Times Top 100 Employers memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk magang di perusahaan mereka. Program magang ini adalah kesempatan bagi para mahasiswa untuk menyeimbangkan pembelajaran teori dengan praktek.Â
Saat magang, mahasiswa banyak diajarkan bagaimana cara untuk saling bekerjasama, memiliki komunikasi yang baik, dan memiliki kemampuan untuk dapat mengambil keputusan dalam sebuah masalah. Program magang juga dapat membuka perspektif baru dan memahami berbagai karakter orang-orang yang baru dikenal.Â
Magang juga mengajarkan kita bagaimana pressure di dunia kerja yang pastilah berbeda dengan kegiatan-kegiatan di kampus. Bagi perusahaan, pelamar yang memiliki pengalaman magang dinilai mudah beradaptasi dengan dunia kerja dan dapat menyelesaikan tugas dengan cepat.
2. Pengalaman Bekerja Saat Kuliah
Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam Times Top 100 Employers menyatakan bahwa mereka cenderung tidak menerima lamaran kerja tanpa pengalaman kerja, walaupun kandidat tersebut lulus dengan nilai yang tinggi atau lulus dari universitas ternama.Â
Bagi mereka, sewaktu kuliah memang diajarkan teori-teori mengenai keahlian-keahlian tersebut, akan tetapi cara terbaik untuk menguasai keahlian tersebut adalah dengan terjun langsung ke dalam dunia kerja. Namun, pada saat memutuskan untuk bekerja saat kuliah, kendala yang pasti terjadi adalah pembagian waktu. Kuliah tetaplah harus menjadi prioritas disaat itu.
3. Pengalaman Volunteer
Setelah lulus dari bangku perkuliahan dan terjun dalam dunia kerja, pekerjaan akan menuntut untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungan kerja dengan cepat. Cara agar dapat lebih mudah melakukan itu adalah dengan menjadi volunteer. Dalam kegiatan volunteer pasti akan membutuhkan kerjasama dan komunikasi yang baik, selain itu juga akan dibekali dengan ilmu kepemimpinan.Â
Selain itu, saat menjalani kegiatan volunteer, kita akan bertemu dengan banyak orang. Hal ini secara tidak langsung melatih empati kita dan membuat kita bisa lebih menempatkan diri, mengontrol emosi, dan memahami perasaan orang lain.
4. Kegiatan Kampus
Saat masih berkuliah, kita juga perlu menambah pengalam melalui kegiayan kampus. Kegiatan kampus dapat mengembangkan diri dan membuat diri menjadi lebih aktif, misalnya dengan kita bergabung dengan organisasi kampus atau ikut dalam kepanitiaan. Melalui kegiatan kampus, kita juga lebih banyak belajar mengenai kepemimpinan, cara mengemukakan pendapat ataupun pertanyaan, serta memiliki banyak koneksi baik dari dalam maupun di luar kampus.Â
Nilai-nilai inilah yang bisa membuat kita tampil lebih baik dibandingkan para pesaing-pesaing lain. Dengan aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan, kita turut mempersiapkan diri terjun dalam lingkungan kerja yang tentunya lebih kompleks dan penuh dengan tantangan.
5. IPK
Masih banyak orang yang berpikir bahwa IPK merupakan tolak ukur bagi perusahaan saat merekrut karyawan. Namun nyatanya, IPK juga tidak menjamin seseorang dapat dengan mudah mendapat pekerjaan. Kabar baiknya, sebagian besar perusahaan memahami bahwa IPK bukanlah menjadi faktor utama.Â
Mayoritas perusahaan lebih memfokusnya perekrutan karyawan kepada mereka yang memiliki banyak prestasi. Pelamar yang dicari perusahaan bukanlah pelamar yang pintar dalam akademis, tapi berdasarkan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan.Â
Perusahaan melihat seberapa baik pelamar saat memecahkan masalah, bertanggung jawab, bekerja keras dan berhasil dalam menghadapi tantangan hidup. Itu semua biasanya akan terjawab saat sesi wawancara. Namun, bukan berarti selama berkuliah kita mengacuhkan keberadaan IPK. Kita tetap harus menjaga IPK agar terus stabil atau bahkan naik.
6. Komunikasi yang Baik
Skill berkomunikasi yang baik juga menjadi salah satu kriteria yang dilirik oleh para HR. Skill ini akan terlihat pada saat sesi wawancara berlangsung, pihak perusahaan akan dapat menilai para pelamar melalui pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan saat sesi tersebut.Â
Jika pada sesi wawancara berlangsung, pelamar sebaiknya berbicara dengan yakin dan tidak terbata-bata karena ini menjadi penilaian utama bagi pihak perusahaan. Karena nada bicara yang terbata-bata menunjukan sebuah ketidakpercayaan atau keraguan, hal ini juga akan membuat pihak perusahaan ragu terhadap sang pelamar.Â
Skill ini tentu tidak mudah untuk dikuasai, jadi sering-seringlah berlatih. Misalnya ketika kita sedang berdiskusi di dalam kelas atau ketika sedang berpresentasi.
Selain beberapa hal di atas, beberapa hal lain yang dapat dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan melakukan refleksi tentang kapasitas dengan melakukan self-assesment. Mengetahui apa yang dimiliki dalam diri sendiri, apa yang kurang dan apa yang harus ditingkatkan menjadi kunci untuk menentukan arah kemana diri akan melangkah.Â
Kita harus mengetahui kira-kira posisi apa saja yang kita inginkan sehingga kita dapat mempersiapkan keahlian-keahlian yang dibutuhkan dalam posisi itu seawal mungkin.Â
Saat menjalani kuliah, kita juga harus meningkatkan beberapa soft skill penting. Peningkatan ini dapat diasah dengan melakukan pengembangan dalam menggunakan software computer atau dengan mengikuti beberapa pelatihan, contohnya seperti pelatihan manajemen mutu, pelatihan kesehatan keselamatan kerja (K3), dan pelatihan hazard analysis critical control point (HACCP).
Mulailah persiapan diri sebelum memasuki dunia kerja karena sejatinya perencanaan karir dimulai saat kamu belum memakai topi toga, bukan setelah memakai toga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H