Dukungan emosional adalah bentuk dukungan yang memberikan rasa aman, cinta, kasih, membangkitkan semangat, mengurangi keputusasaan, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dialaminya.
Friedman, Bowden, dan Jones (2010). dukungan emosional merupakan jenis dukungan yang membantu mengangkat mereka secara psikologis atau emosional.
Bentuk-bentuk dukungan secara emosional antara lain menunjukkan simpati, memberikan semangat, hingga menawarkan dorongan, kepastian, dan kasih sayang kepada orang yang tertimpa masalah.
Dukungan ini akan menyebabkan penerima dukungan merasa nyaman, tentram kembali, merasa dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres, memberi bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal, dan cinta.
Anak-anak adalah dimana fase usia emas berlangsung. Berbagai perkembangan harus dilakukan setiap anak agar “tugas” perkembangannya terpenuhi dan tidak menimbulkan kendala di kemudian hari.
Berbagai aspek perkembangan anak antaralain: sosial emosional, motorik, kognitif, fisiologis, dan linguistik. Setiap aspek perkembangan memiliki dampaknya tersendiri di masa mendatang termasuk aspek sosial emosional.
Aspek sosial emosional terkadang kurang mendapat perhatian dari sebagian orang tua. Faktor yang paling umum kurangnya aspek sosial emosional adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya aspek tersebut dan faktor kesibukan orang tua.
Pemenuhan kebutuhuan emosional pada anak-anak akan membentuk persepsi mereka terhadap dunia. Pemenuhan kebutuhan emosional anak juga membentuk pandangan bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan juga bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.
Kebutuhan emosional anak terdapat tujuh macam yaitu cinta dan kasih sayang, sentuhan dan perhatian, penghargaan, keamanan, empati, penerimaan, dan dukungan atas kegagalan yang mereka alami.
Usia anak-anak adalah usia ketika mereka belajar segala hal dan ketika mereka melakukan kesalahan merupakan hal yang lumrah. Setiap kesalahan yang mereka lakukan, akan membuat mereka mempelajari hal-hal baru dan merupakan sebuah proses belajar mereka yang kemudian hari akan berkembang. Memberikan dukungan ketika anak melakukan kesalahan atau kegagalan dapat mendorong insting mereka untuk lebih cepat belajar.
Dukungan orang tua terhadap anaknya akan menjadi sumber dukungan utama pemahaman diri mereka. Jika respon dan dukungan yang diberikan orang tua terhadap anaknya disertai dengan kesabaran dan penghargaan, maka pandangan terhadap dirinya pun positif.
Sebaliknya, jika respon yang diberikan orang tua negative seperti mengkritik dan tidak mengapresiasi maka pemahaman anak terhadap dirinya akan negative. Hal ini akan menyebabkan rendahnya kepercayaan diri anak dan menjadikan anak tersebut pribadi yang kurang aktif.
Peran orang tua terhadap perkembangan emosional anak sangat besar. Dukungan emosional terhadap anak merupakan salah satu ketubuhan emosi anak yang harus terpenuhi. Ketika kebutuhan emosional anak dipenuhi dan ditanggapi dengan tepat, anak dapat menjalani kehidupan yang sehat dan seimbang.
Anak yang mendapatkan dukungan yang baik dan tepat akan tumbuh dengan baik memiliki keberanian untuk maju dan berkembang. Hubungan yang baik dengan orang tuanya menjadikan anak-anak memiliki keterikatan, menepati janji, dan mematuhi perintah dan menjauhi larangan.
Sebaliknya, jika kebutuhan dukungan emosional tidak terpenuhi anak akan menjadi pribadi yang takut salah, sulit berkembang, dan cenderung penakut.
Respon yang didapat ketika mereka melakukan kesalahan atau kegagalan membuat mereka menjadi takut untuk mengambil keputusan secara mandiri. Anak akan berkembang lebih lambat daripada anak lain yang mendapatkan dukungan emosional yang tepat dan baik dari orang tuanya.
Sebagai orang tua, kita harus mengetahui apa kebutuhan anak yang harus dipenuhi, tak hanya kasih sayang dan waktu, tetapi juga dukungan atas apa saja yang mereka pelajari.
Beberapa contoh dukungan emosional yang dapat orang tua berikan kepada anaknya adalah mengapresiasi anak karena keberhasilan yang dia lakukan (entah itu kecil ataupun besar), memberi dukungan ketika anak melakukan kesalahan atau kegagalan, dan menghargai perasaan serta usaha yang dilakukan anak meskipun yang diusahakan tidak tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H