Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Etika Memilih Tempat Pembuangan Sampah dan Pemakaman Umum

17 Februari 2023   19:35 Diperbarui: 17 Februari 2023   19:52 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tempat pembuangan sampah, tepat di sebelah Pemakaman umum (document pribadi)

Dalam suatu rumah, kita pasti mengutamakan kenyamanan. Baik itu dari segi pemandangan, kebisingan sekitar, maupun udara yang segar.

Kita sebagai makhluk hidup pastinya tidak nyaman, jika di sekitar rumah kita pemandangannya sangat kotor, bahkan jauh dari udara yang segar. Ketika tidak nyaman, alhasil kita bisa membersihkan, atau menegur seseorang, atau bisa jadi kita pindah tempat/rumah

Lantas, bagaimana jika yang terjadi demikian adalah bukan makhluk hidup?

Ya memang jiwanya sudah tidak di sini. Tapi untuk menghargai raga mereka yang terpendam di tempat peristirahatan terakhir, setidaknya kita juga memberikan tempat yang layak untuk makam mereka.


Seperti yang saya temui di sini atau video di atas, ada suatu tempat pembuangan sampah milik sebuah desa, yang rupanya di sebelahnya pas itu adalah pemakaman umum desa tersebut. Ini bukan desa saya, tapi sudah beberapa kali saya melewati area ini.

Setiap kali saya melewati rute ini, pada titik ini saya selalu menahan nafas. Bagaimana tidak, bau sampahnya itu sangat menyengat. Dan ini bukan tempat pembuangan sampah ilegal loh ya, melainkan dilegalkan, karena ada plakat berlaku untuk pembuangan sampah khusus warga desa tersebut saja.

Nah, kita sebagai makhluk hidup saja merasakan ketidaknyamanan akan hal tersebut.

Lantas, bagi mereka di tempat peristirahatan terakhirnya (makam) situ bisa apa?

Protes?

Tidak bisa, kan mereka sudah tidak bernyawa. Hanya bisa terdiam, tak bersuara, dan pasrah.

Walau ya sebenarnya ada pro dan kontra memikirkan makhluk yang tak bernyawa lagi. Tapi sesuai kasus di atas, terkesan raga mereka itu adalah sampah, karena berdekatan dengan tempat pembuangan sampah umum.

Dan Etika kita sebagai makhluk hidup untuk menghargai raga nenek moyang kita atau generasi sebelum kita yang telah tiada, setidaknya memberikan tempat yang layak bagi tempat/makamnya.

Makam yang layak tersebut tidak harus dibangun begitu mewahnya, tapi memberikan lingkungan yang bersih pun sudah menjadi poin penting untuk menghargai yang telah tiada.

Bagaimana pun nantinya kita juga akan di situ, tak bernyawa di makam itu misalnya. Lingkungan yang kotor dan sangat berbau karena di sebelah rumah kita pas nih, sama orang-orang makhluk hidup di desa itu dibuat pembuangan sampah.

Nelangsa gak sih kamu?

Ya sudah, ini sebatas curahan hati saya saja, yang merasa miris setiap melewati area ini untuk selalu menahan nafas, karena bau tidak sedapnya sangat menyengat. Apalagi sebelahnya pas adalah kuburan alias pemakaman umum.

Saya juga tidak perlu menyebutkan ini titik lokasinya dimana, karena video ini dirilis atau artikel ini dibagikan berlaku universal, bukan untuk tempat ini saja melainkan untuk semuanya.

Sebatas pengingat sebagai bahan kesadaran bersama, mengenai etika untuk menghargai yang telah tiada di tempat peristirahatan terakhirnya, setidaknya dapat diberikan lingkungan yang layak (bersih).

Salam, @Alfira_2808

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun