2. Pengalamanku (Merawat) Menjadi Keturunan Diabetes
Selain menjaga pola makan untuk diri sendiri dengan totalitas tidak makan-makanan manis lagi, beliau juga selalu minta do'a ke saya agar kesehatannya tetap stabil dan dapat menemani saya hingga nanti.
Beliau juga sering bercerita bahwa semangatnya melawan diabetes tersebut hanya ingin melihatku tumbuh dewasa, menikah, hingga merawat cucu/anak dariku kelak.
Sebaliknya untuk menjaga dan merawat ibunda yang sakit diabates ini, saya selalu menjadi dokter pribadi untuknya.
Baik itu untuk mengambil sampel darahnya untuk di tes kadar gula lewat jari telunjuk tangannya tiap bulan, maupun memberikan insulin dengan menyuntikkan cairan tersebut di lengan tangannya setiap hari sebelum tidur malam.
Begitulah suatu rutinitas yang menurut saya romantis antara saya dan ibu, karena kenangan merawat ibu yang sakit diabetes ini adalah kenangan yang sangat berharga di masa depan.
Dengan kondisinya tersebut saya juga sering mengajak beliau untuk pergi liburan, karena bukan hanya makanan, tapi juga pola pikiran perlu dijaga dengan refreshing agar tetap segar dan tidak terlalu memikirkan beban kehidupan.
Namun, ibu selalu tidak mau diajak liburan.
Padahal beliau sebenarnya mau, sebenarnya juga ingin.
Tapi di balik semua itu, seorang ibu juga memikirkan tentang kehidupan yang ada di rumahnya.