Dan sebenarnya petirnya masuk ke dalam rumah itu lewat kabel antena TV di rumahku, kemudian menembus listrik dari rumahku, hingga berujung ke listrik di rumah orang tuaku.
Sebenarnya disini kesalahannya ada padaku, karena lupa tidak mencopot kabel antena TV saat cuaca buruk.
Harusnya rumahku lah yang paling mendapat efek bencana tersebut, tapi malah yang terkena efek berat adalah rumah orang tuaku, dan jelas-jelas antena TV rumah orang tua sudah dilepas.
Nah, hal tersebut ternyata disebabkan aliran listriknya masih menjadi satu.
Seperti yang sudah dibahas di awal, bahwa meski sudah punya dua rumah alias sudah rumah sendiri-sendiri, tapi untuk kelistrikan kami masih menjadi satu.
Dan faktor listrik yang masih menjadi satu tersebut membuat petir itu yang masuk ke rumahku tidak menyerang secara langsung, karena ia menyerang yang bagian paling ujung dari kelistrikan tersebut.
Dan bagian paling ujung dari kelistrikan disini adalah rumah orang tuaku. Padahal antena TV yang tidak dicopot ada di rumahku, tapi malah rumah orang tua di belakang paling parah terkena efek sambaran petir tersebut.
Setelah kejadian itu juga kami memisahkan listrik antara kedua rumah, sehingga saluran listrik kami sekarang sudah sendiri-sendiri dan tidak terhubung satu sama lain.
Nah, setelah kejadian itu juga, kami sekeluarga trauma dan tidak berani memasang kabel antena TV di luar rumah lagi. Melainkan hanya antena TV kecil/sederhana di dalam rumah.
Termasuk ketika cuaca mulai memburuk pun, kami selalu melepas semua barang elektronik yang menancap ke listrik.
Karena untuk diketahui juga bahwa bukan hanya kaca rumah yang pecah, atap/plafon rumah yang jebol saja, melainkan semua barang elektronik yang ada di rumahku dan rumah ibuku otomatis hangus semua.