Jujur saja semua tempat hiburan yang disebutkan spesifik adanya di kota bukan?Â
Lantas, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil bagaimana?Â
Jangankan era digital yang bergantung pada internet, terkadang untuk mendapatkan sinyal seluler saja di pelosok desa susah.
Hingga akhirnya gelombang radio pun masih menjadi pilihan hiburan bagi masyarakat daerah di Indonesia.Â
Sehingga dengan kesenjangan tersebut dapat disimpulkan juga bahwa saat ini radio-radio di daerah lainnya di Indonesia (bukan hanya kota-kota besar di suatu provinsi) juga malah lebih berpeluang mendapat rating yang bagus.
So, di era digital ini sebagai seorang penyiar, saya tidak kecewa apalagi menganggap musuh perkembangan teknologi ini, tapi malah tetap bersyukur dengan kemudahan komunikasi dan informasi di era digital ini.
Kenapa saya masih bertahan di radio walau sudah mengetahui nasib radio yang tergerus oleh waktu di masa depan?
Jawabannya, karena saya mengimani karir di radio ini seperti takdir kehidupan manusia.
Setiap yang hidup, pasti akan mati.
Entah kapan masanya (radio) berakhir, tapi selagi saat ini kita masih hidup, tetap berusaha berikan yang terbaik. Karena hari ini adalah kenangan terindah di masa depan yang lebih baik.
Tetap bangga menjadi bagian dari (anak) radio.