Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tips Menjadi Penyiar Radio Profesional

11 September 2021   01:55 Diperbarui: 11 September 2021   04:01 1733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa nih, di sini yang pengen jadi penyiar radio? 

Sebuah profesi dengan bakat dan tidak semua orang mampu mengasah kemampuannya, hingga mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk menggapainya.

Siaran radio tidak asal cuap-cuap (cerewet) di ruang siaran. Penyiar adalah seorang profesional, sebuah profesi yang butuh keahlian, skill atau keterampilan tertentu. Seorang penyiar wajib memiliki kualifikasi tertentu sebelum layak siar.

Jika ada di antara Anda yang mau belajar atau pengen sungguhan menjadi penyiar radio, yuk simak tips menjadi penyiar radio profesional dari saya:

1. Temukan Suara Terbaik Anda

Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang terbaik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara selama siaran, meliputi pola titinada, kerasnya suara, tempo, dan kadar suara.

Radio adalah media audio (suara), atau kekuatan media tersebut bersumber pada suara. Sehingga suara adalah aset terbesar dalam dunia ini.

Bukan hanya melalui musik yang dimainkan, melainkan penyiar radio lah yang menjadi pemeran utama. 

Suara penyiar yang mendayu-ndayu atau mempunyai suara emas (golden voice) sejak lahir, menjadi incaran atau peluang utama diterima pada bidang ini.

Namun, tidak semua orang mempunyai golden voice sejak lahir. Sehingga Anda diharuskan menemukan suara terbaik dari sisi lain Anda dalam berkomunikasi sehari-hari.

a. Senam Mulut

Senam mulut dalam dunia kepenyiaran bertujuan untuk melenturkan mulut agar dapat mengeluarkan suara yang optimal. 

Senam mulut ini dimulai dengan memonyongkan bibir, kemudian secara bergantian, bibir digerakkan ke arah kiri dan kanan (dilakukan beberapa kali, minimal 3x).

Selanjutnya secara bergantian, Anda dapat menyebut huruf "O" (tahan beberapa detik). Kemudian menyebut huruf "i" (tahan beberapa detik).

Setelah mulut, sekarang lidah Anda juga mendapat bagian dalam senam ini.

Pertama, lidah Anda dijulurkan ke depan (luar mulut, tahan beberapa detik). 

Kedua, lidah Anda julurkan ke atas (depan gigi atas, tahan beberapa detik). 

Ketiga, lidah Anda julurkan ke bawah (depan gigi bawah, tahan beberapa detik).

b. Pengolahan Kata dengan Nada

Dengarkan ketika teman atau orang terdekat Anda berbicara, kemudian bandingkan dengan penyiar radio berbicara. Pasti Anda menemukan suatu perbedaan, yaitu dalam berbicara atau berkomunikasi memakai nada.

Nada komunikasi berbeda, dengan nada musik atau lagu. Nada komunikasi lebih ke arah penataan kata yang diatur naik, tinggi, pelan, keras, penekanan, dan lain-lain yang menghasilkan suara mendayu-ndayu.

Namun tidak semua penyiar radio menggunakan pengolahan kata dengan nada tersebut, karena dipengaruhi segmen radio tersebut yang lebih ke arah acara anak muda atau dewasa, hingga segmen hiburan atau news.

Paling gampang, Anda dapat membandingkan pengolahan kata dengan nada ini, seperti suara pramugari dalam pesawat yang menyebutkan himbauan-himbauan yang perlu dipatuhi, atau suara dalam suatu toko di mal yang menawarkan beberapa promo/diskon.

Dalam profesi tersebut juga menggunakan pengolahan kata dengan nada, agar suara yang dihasilkan terdengar lebih elegan untuk didengar.

c. Bernafas menggunakan Diafragma

Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah suara perut, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut dikenal dengan sebutan suara diafragma. Jenis suara ini akan lebih bertenaga, bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.

Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, dapat dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:
1. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang.
2. Suarakan AAAAaaaaaaa... dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa... nada tinggi.
3. Ambil nafas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa sudah penuh, buang pelan-pelan.
4. Saat mengambil nafas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernafas dengan paru-paru.

d. Relax (Santai) dan Tidak Gugup

Tenggorokan tercekik, leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik. 

Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan.

Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi pun akan mengikuti.

Sementara jika Anda demam panggung alias gugup, Anda dapat menarik nafas melalui hidung, dan keluarkan melalui mulut secara pelan-pelan. 

Kemudian jaga mulut dan tenggorokan Anda tetap basah dan tidak kering, dengan selalu mempersiapkan air mineral di setiap waktu akan siaran radio.

Selanjutnya Anda harus paham betul naskah atau topik (jika ada) yang akan dibawakan, karena jika Anda menguasai materi, secara tidak langsung kepercayaan dalam diri Anda akan muncul.

Tetapi jika kepercayaan diri tersebut sulit muncul, tutup mata dan tersenyumlah, motivasi diri Anda sendiri dengan ucapan "pasti bisa". 

Dengan cara ini, Anda akan mengelabuhi otak untuk berpikir bahwa ini adalah suatu kepercayaan diri yang membuat Anda sukses menaklukkan rasa gugup tersebut.

2. Tidak Medok (Intonasi Lingkungan Bawaan)

Indonesia luas dari Sabang sampai Merauke dan kaya akan bahasa khas yang melekat. Tetapi, dari banyaknya bahasa khas tersebut di tiap daerah, yang dapat mempersatukannya adalah Bahasa Indonesia.

Untuk menjadi penyiar radio profesional, Anda diharapkan tidak medok atau intonasi lingkungan bawaan dari daerah mana Anda berasal dapat ditekan, dan mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dengan intonasi yang bersifat universal.

Untuk dapat melatih nada suara tidak medok, salah satu referensi berbahasa adalah ala anak Jakarta (contoh bahasa para pemeran di sinetron televisi, atau pembawa berita televisi) yang memakai bahasa Indonesia dengan logat atau dialeg universal.

3. Menggunakan Bahasa Tutur

Meskipun siaran di radio bersifat formal (didengar publik), tetapi tidak selalu kata-kata yang diungkapkan harus baku. 

Untuk mewujudkan suatu hal yang mampu dicerna dengan baik setiap kata yang diungkapkan, bahasa yang dipilih dalam hal ini adalah sama seperti berbicara dengan teman atau sahabat Anda, yang sifatnya akrab dan ceria.

Perbedaan bahasa tutur dengan bahasa baku dalam topik ini, contohnya:
a. Jam dinding itu tidak sama seperti jam tangan (bahasa baku)
b. Jam dinding itu nggak sama kayak jam tangan (bahasa tutur)

4. Utamakan Menyebut "Anda" atau "Kamu" Bukan "Kalian" apalagi "Semua"

Penyebutan pendengar disesuaikan dengan segmen masing-masing radio, yaitu segmen anak muda atau dewasa. 

Jika segmen atau tujuan perusahaan lebih ke arah anak muda, biasanya menggunakan sebutan "Kamu". Tetapi, jika segmen lebih ke arah dewasa, biasanya menggunakan sebutan "Anda".

Yang jelas, apa pun segmen radio, hindari menyebut pendengar dengan "Kalian" atau "Semua". 

Bagaimana pun pendengar radio itu mempunyai sisi memiliki sang penyiar, dia penyiar adalah pemeran utama bagi saya (pendengar radio). Sehingga ada sisi nyaman dan rasa puas ketika sang pemeran utama, siaran untuknya dengan hanya menyebut kamu atau Anda, dan bukan kalian atau semua.

Kesan dalam hal ini, cukup dramatis. Tetapi hal tersebut sudah sering dilakukan dalam dunia broadcasting.

5. Penyebutan "Pendengar" Bukan "Pemirsa"

Salah kaprah, jika penyiar radio atau Anda yang belajar menjadi pemeran utama dalam dunia ini menyebut pemirsa. Karena penyebutan pemirsa adalah media visual (mata dan telinga) yang dapat ditemui dari layar kaca, seperti televisi atau YouYube.

Sementara untuk radio adalah media audio (telinga) yang dapat ditemui dari gelombang suara saja, seperti radio. Sehingga penyebutan bukan pemirsa, melainkan pendengar.

6. Berwawasan Luas

Agar siaran bisa hidup dan tidak hambar alias kehabisan kata-kata, Anda diwajibkan mempunyai wawasan yang luas. Perbanyak membaca secukupnya hal-hal yang dibutuhkan sesuai segmen radio, seperti lebih ke news atau musik (hiburan).

Catatan:

a. Dalam memberikan informasi di radio, penting informasi yang disampaikan adalah kepastian, dan menghindari pemilihan kata "mungkin, jika tidak salah, seingat saya" yang sifatnya ambigu.
b. Jika mengulas penyanyi/grup musik, informasi yang disampaikan lebih ditonjolkan prestasi dan bukan sensasi (gosip).

7. Attitude (Sikap) yang Baik

Memberikan salam, mengucapkan selamat pagi/siang/sore/malam dengan hangat, memberikan senyuman tulus, keakraban yang natural pada pendengar radio, menjadi hal-hal yang wajib dimiliki oleh penyiar radio. Jika pemeran utama tidak memiliki sikap yang baik, mustahil ada pendengar yang setia bergabung dalam sebuah acara di radio tersebut.

8. Ciri Khas & Be Yourself (Jadi Diri Sendiri)

Seseorang, dapat menjadi inspirasi Anda menjadi penyiar yang baik. Tetapi, Anda wajib menemukan satu sisi, dua sisi, bahkan sisi lain yang menjadi ciri khas Anda. Karena bukan hanya seorang penyanyi yang mempunyai ciri khas mudah ditebak suaranya lewat lagu, melainkan penyiar radio pun juga harus punya ciri khas.

Ciri khas penyiar itu diwajibkan, karena bagaimana pun ciri khas itu adalah kekuatan yang sebagian dari identitas seseorang. 

Ciri khas untuk kepenyiaran ini bisa dalam hal cengkok suara, humor atau keakraban yang dibawakan, keceriaan atau semangat yang stabil, dan lain-lain.

Intermezzo:
Ciri khas saya di Kompasiana adalah waktu, alias penulis tengah malam (menayangkan artikel selalu tengah malam, hingga dini hari).

***

Me (Dokumentasi Pribadi)
Me (Dokumentasi Pribadi)

Nah, itu lah beberapa tips menjadi penyiar radio profesional, sesuai pengalaman pribadi yang saya dapatkan secara langsung pada bidang ini. 

Karena saya adalah penyiar radio di salah satu kota di Indonesia. Dan sudah bergerak di bidang ini dari 2010 lalu, hingga saat ini masih pada bidang yang sama.

Semoga bermanfaat dan selamat mencoba :)

Salam, @Alfira_2808

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun