Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kisahku, Penderita Tumor Kista hingga Dinyatakan Sembuh

15 Agustus 2021   01:18 Diperbarui: 23 Agustus 2021   12:00 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kanker ovarium, kista ovarium (Shutterstock via health.kompas.com)

Telat menstruasi selama 6 bulan. Sakit yang luar biasa di bagian perut bawah juga pinggang, hingga sering pingsan saat hari pertama sampai ketiga menstruasi. 

Kemudian munculnya rasa sakit di bagian perut bawah kanan atau kiri setiap buang air kecil, semacam ada yang mengganjal dalam kandung kemih.

Itu lah beberapa tanda yang saya alami, hingga saya mengetahui diagnosa dokter, yaitu menderita tumor kista pada tahun 2013 lalu. Dan akhirnya saya pun menjalani pengangkatan penyakit tersebut lewat bedah atau jalur operasi.

***

Pertama kali saya mengalami menstruasi di usia remaja, yaitu 2007 lalu. Awalnya normal seperti perempuan pada umumnya yang kedatangan tamu bulanan tersebut dengan lancar dan sesuai prediksi tanggal yang sama, juga tidak terlalu merasakan sakit berlebihan saat menstruasi tiba.

Namun, saya merasakan suatu hal yang berbeda atau sakit luar biasa ketika sedang datang bulan, juga saat hendak buang air kecil, yaitu mulai tahun 2009. 

Saya pun tidak menyadari betul apa yang sedang terjadi pada diri saya saat remaja tersebut. Yang jelas setelah tahun tersebut, tanggal menstruasi saya menjadi tidak normal atau tidak datang tiap bulan. Melainkan menstruasinya datang antara dua bulan sekali, tiga bulan sekali, empat bulan sekali, bahkan pernah sampai enam bulan sekali.

Telat menstruasi tersebut fasenya bertahap dari tiap tahun. Hingga yang paling lama seperti yang diungkapkan di atas, yaitu pernah telat menstruasi selama enam bulan, itu terjadi pada tahun 2013.

Jikalau perempuan telat menstruasi sampai berbulan-bulan, dicurigai ia sedang hamil. Saya pun melakukan test pack (alat uji kehamilan), tetapi hasilnya selalu negatif.

Kemudian saya mendatangi bidan terdekat di desa saya. Di tempat praktek bidan tersebut, saya di test pack kembali dan hasilnya juga negatif.

Alhasil bidan tersebut memberikan saya surat rujukan pada dokter spesialis kandungan (obgyn) di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut mengenai kondisi saya.

Saya ingat betul, saat itu pertengahan bulan Februari 2013. Saya antri ke dokter kandungan pada rumah sakit tersebut sesuai rujukan bidan, hingga antri selama empat jam (ternyata orang yang hamil lebih banyak daripada orang yang periksa karena sakit) di rumah sakit tersebut.

Rata-rata banyak orang memeriksakan kandungan untuk melihat pertumbuhan janin melalui USG (ultrasonografi ). Sementara (mungkin) hanya saya, yang saat itu datang ke RS untuk konsultasi pada dokter kandungan mengenai kondisi yang tidak biasa tersebut.

Ilustrasi sakit perut saat menstruasi | Sumber: Freepik
Ilustrasi sakit perut saat menstruasi | Sumber: Freepik

Saat nomor antrian saya dipanggil, saya pun masuk ke ruang praktek dokter. Setelah konsultasi mengenai berbagai keluhan yang saya alami, dokter pun melakukan USG.

Di layar USG tersebut saya dapat melihat ada semacam benjolan seperti buah mangga, dan dokter pun mengukur ukuran benjolan tersebut dengan alatnya.

Hingga dokter pun mengatakan bahwa, "Ibu Fira, mohon maaf Anda harus segera operasi pengangkatan penyakit".

Betapa sangat kagetnya saya mendengar ungkapan dokter tersebut. Saya pun kembali bertanya, "Saya kenapa dok, ada apa dengan saya?".

Dokter pun menjawab, "Begini, ibu menderita tumor kista dan harus segera dioperasi secepatnya, karena ukurannya sudah besar. Jikalau tidak segera diangkat, itu akan membahayakan kesehatan ibu ke depannya. Ditakutkan kista tersebut semakin membesar, kemudian pecah, dan terjadi lah komplikasi serius yang menjadikan tumor tersebut menjadi ganas alias kanker".

Sebelumnya, untuk diketahui. Bahwa istilah tumor terbagi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Disebut tumor, karena ada jaringan abnormal yang berkembang dalam tubuh.

Jikalau tumor jinak, tidak terlalu membahayakan, tetapi tetap perlu diperhatikan agar tidak berkembang menjadi tumor ganas yaitu kanker yang sulit diselamatkan.

Sementara tumor kista termasuk tumor jinak, ia jaringan abnormal yang berkembang dalam tubuh berisi udara, cairan, atau zat lainnya.

Kista sendiri pun juga dapat sembuh dengan sendirinya (tanpa operasi), sesuai dengan gaya hidup si penderita.

Namun, syarat untuk tidak dilakukannya operasi atau rawat jalan adalah mereka yang menderita kista dengan ukuran tidak lebih dari 5 cm. Karena jika lebih dari ukuran tersebut, kista itu akan sulit untuk mengecil, hilang, atau sembuh dengan sendirinya.

Sehingga saat USG dan dokter melihat ukuran kista dalam tubuh penderita sudah lebih dari 5 cm, dokter pun akan menyarankan mengangkat penyakit tersebut lewat operasi.

Nah, saat itu ukuran tumor kista saya sudah lebih dari 5 cm, dan saya pun harus operasi.

Dokter pun menyuruh saya pulang dulu untuk memberi tahu keluarga tentang kondisi saya, juga menyiapkan dana untuk biaya operasi hingga opname yang akan saya lalui. Apalagi saat itu masih belum ada atau saya belum punya BPJS Kesehatan, sehingga saya harus membiayai penuh biaya operasi atau rumah sakit tersebut.

Untuk diketahui juga, bahwa BPJS Kesehatan dapat menyumbang sekian persen dari biaya operasi pengangkatan suatu penyakit. Tetapi perlu diingat, yaitu penyakit.

Berbeda dengan pasien yang datang ke RS untuk melihat pertumbuhan janin dalam kandungannya (USG), itu bukan penyakit, lebih tepatnya itu unsur kesengajaan manusia (ehh). Sehingga kehamilan atau sejenisnya tidak ditanggung BPJS Kesehatan, melainkan ditanggung yang bersangkutan atau pribadi.

Tepat tanggal 18 Februari 2013, saya pun menjalani operasi pengangkatan tumor kista. Saya datang ke RS siang itu bersama ibu dan mantan kekasih saya. Selanjutnya ayah dan saudara datang saat malam hari, pasca operasi.

Baca Juga: Gak Sakit, tapi Tidur di Meja Operasi

Setelah operasi, saya pun menjalani opname di RS tersebut selama tiga hari. Kemudian diperbolehkan pulang, tetapi dengan kondisi bekas luka operasi yang masih perlu perawatan.

Saya pun dihimbau kontrol tiap satu minggu sekali, kemudian dua minggu sekali, hingga satu bulan sekali untuk melihat perkembangan kesehatan atau tumor kista saya.

Bagaimana pun tumor kista tersebut sifatnya dapat menghilang dengan sendirinya atau dihilangkan dengan bantuan medis, tetapi masih dapat tumbuh lagi. Sehingga untuk mencegah kista tersebut tumbuh lagi, saya wajib kontrol satu bulan hingga tiga bulan sekali, dari tahun 2013 sampai 2017.

Setelah tahun 2017, dokter pun mengubah waktu kontrol saya yang biasanya tiga bulan sekali, menjadi himbauan kontrol tiap satu tahun sekali. Hal tersebut sangat mengejutkan, yang artinya ada perkembangan baik pada kondisi saya waktu itu.

Lebih mengejutkannya lagi, yaitu pada tahun 2019. Saat saya kontrol tahunan sesuai himbauan dokter, saya pun langsung dinyatakan sembuh sepenuhnya dan dihimbau tidak perlu kontrol lagi.

Kebetulan saya mulai mengikuti program BPJS Kesehatan (kurang lebih) sejak 2017, sehingga saya kontrol penyakit ini ke rumah sakit juga dapat ditanggung pihak tersebut.

Dan karena setiap kontrol harus ada surat rujukan hingga balasan antara RS dengan faskes utama.

Di bawah ini saya cantumkan lembaran tersebut yang menyebutkan bahwa saya dinyatakan sembuh dan dihimbau tidak perlu kontrol lagi.

Catatan lembaran dinyatakan sembuh | Dokumentasi pribadi
Catatan lembaran dinyatakan sembuh | Dokumentasi pribadi

Terhitung enam tahun sudah saya menjalani perawatan tumor kista ini secara intens, yaitu dari 2013 hingga 2019 dinyatakan sembuh sepenuhnya.

Setelah dinyatakan sembuh, saya pun memang merasa lebih baik. Seperti tidak merasakan sakit berlebihan ketika menstruasi, dan tidak ada lagi sakit saat buang air kecil seperti ada yang mengganjal dalam kandung kemih (posisi kista/rahim berdekatan dan menekan kandung kemih).

***

Namun, pada titik ini saya mulai mengoreksi diri, kira-kira apa yang menyebabkan saya menderita penyakit tersebut?

Jika saya bertanya pada dokter, ia pun menjawab bahwa tumor kista belum diketahui dengan betul sebab akibat munculnya penyakit tersebut. Tetapi diyakini faktor gaya hidup yang tidak sehat, juga faktor stres yang menimbulkan penyakit.

Kemudian dokter menyarankan menjauhi buah yang mengandung gas; seperti durian, nangka, dan nanas. 

Selanjutnya juga meminimalisir konsumsi daging merah, seperti daging sapi atau daging kambing. Hingga tidak disarankan untuk konsumsi organ dalam tubuh hewan, seperti rempela dan hati ayam sejenisnya.

Paling penting menjaga pola makan yang tidak menambah lemak dalam tubuh, seperti tidak minum kuah dari bakso, tidak minum kuah dari mie instan, dan makanan yang bersantan lainnya. 

Jikalau makan-makanan yang berkuah, minum lah sedikit (20% dari 100%, sisanya relakan untuk dibuang). Karena penyakit ini juga sangat sensitif dengan lemak berlebih dalam tubuh yang dapat menghidupkan tumor kista tersebut.

Setelah menjaga pola makan, pastinya kita tidak boleh melewatkan olahraga, untuk menjaga kebugaran dan sistem imun dalam tubuh.

Tetapi, penyakit datang bukan hanya faktor gaya hidup. Faktor stres pun sering menjadi pemeran utama timbulnya suatu penyakit.

Jika menyimak kisah saya di awal, saya mulai merasa ada kondisi yang tidak biasa sejak tahun 2009. Dan ternyata saat itu saya memang baru awal pada titik stres dalam hidup, karena mengetahui bahwa saya terpaksa harus putus sekolah dan harus memendam impian saya dalam hal pendidikan di masa depan.

Baca juga Kisahku: Gadis Desa Putus Sekolah, Dinikahkan Dini, tapi Bisa Sukses

Faktor stres itu lah yang juga menyebabkan hormon dalam tubuh menjadi tidak seimbang, sehingga terjadilah gangguan telat menstruasi, hingga berakhir dengan munculnya sebuah penyakit.

*** 

Dari kisah saya di atas, semoga kita dapat dapat mengambil hikmah, untuk lebih peka terhadap kesehatan.

Mari memahami sinyal apa saja yang tubuh berikan, dan segera ambil tindakan akan sinyal tersebut.

Jangan didiamkan, jangan tunggu berbulan-bulan untuk ambil tindakan. Karena semakin cepat mengambil tindakan, kondisi abnormal apa pun dalam tubuh akan lebih mudah ditaklukkan.

***

Bersyukurlah untuk kesehatan anda hari ini, dan jangan lupa bahagia :)

Salam, @Alfira_2808

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun