Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingin Menjadi Ibu yang Seperti Apa?

22 Desember 2020   02:43 Diperbarui: 22 Desember 2020   03:13 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar from Freepik

Obrolan antara saya (F), dengan rekan kerja (U):

U: "Fir, 22 Desember peringatan hari ibu. Saya bingung mau kasih kado apa, kalau kamu mau kasih kado apa ke Ibumu?"

F: "Tidak, saya tidak memberi kado apa-apa. Biasanya saya beri kado saat ulang tahun ibu saja, yaitu bulan Februari".

U: "Ya sudah. Tapi ngomong-ngomong, saya lagi butuh ide tentang makna seorang ibu".

U : "Buat kamu, sosok ibu itu seperti apa sih?"

F: "Bagi saya, sosok ibu adalah sumber inspirasi, motivasi & kekuatan yang membuat saya tetap semangat untuk hidup"

F: "Salah satu waktu yang saya ingat yaitu tahun 2013 lalu. Saat itu saya operasi suatu penyakit cukup serius. Ketika saya masuk ruang ICU, kemudian masuk ruang operasi, hingga operasinya pun berlangsung, saya sudah mengikhlaskan diri pada Tuhan bahwa saya akan kembali pada-Nya saat itu juga".

F: "Namun saya ingat, di luar ruangan operasi ini ada ibu yang menunggu saya untuk sembuh dan ceria lagi seperti putri satu-satunya selama ini. Alhasil saya pun ada semangat untuk bertahan hidup lagi, karena hanya Ibu satu sosok yang paling saya beratkan seandainya saya pulang ke hadapan Tuhan dalam waktu dekat.".

Note:
Saya pernah menayangkan artikel di Kompasiana tentang pengalaman operasi penyakit di RS (16 September 2020) (pilihan) dengan judul Gak Sakit, tapi Tidur di Meja Operasi

U: "Yang paling kamu ingat dari ajaran ibu kamu apa?"

F: "Yang pasti semua ibu berjasa besar dalam pembentukan karakter seorang anak. Namun di luar mengajarkan akhlak yang baik hingga menjadi panutan seorang anak dalam menjalani kehidupan, yang paling saya ingat dari ajaran beliau itu adalah Jangan Konsumsi Gula Berlebihan".

F: "Hal itu karena ibunda itu menderita diabetes sudah sejak tahun 2010 lalu, dan itu efek dari konsumsi gula berlebihan di masa lalu. Seperti tiap hari makan kolak yang manis, dan semua makanan yang manis-manis. Apalagi keturunan diabetes berpeluang besar untuk menderita diabetes juga di masa depan, sehingga lebih baik mencegah daripada mengobati. Karena diabetes itu penyakit yang tidak bisa sembuh/kronis, tapi bisa dikontrol dengan obat-obatan dan gaya hidup sehat".

Note:
Saya pernah menayangkan artikel di Kompasiana tentang Kisah Ibunda yang diabetes ( 14 November 2020) (Headline) dengan judul Kisah Perjuangan Ibunda Tetap Semangat dari Diabetes

U: "Jika kamu jadi ibu suatu saat nanti, kamu ingin menjadi ibu yang seperti apa?"

F: "Saat ini memang saya masih belum diberi kepercayaan Tuhan, untuk sebuah amanah besar dalam hidup yaitu seorang anak. Tapi jika suatu saat nanti saya diberikan kepercayaan Tuhan untuk amanah seorang anak, yang pasti saya ingin menjadi seorang ibu yang bisa memberikan kebebasan pada anaknya. Baik itu dari segi keyakinan atau iman seorang anak, asmara, pendidikan, karir, dan lain sebagainya.

F: "Bagaimana pun kita sebagai orangtua hanya diberi kewajiban untuk membekali iman dan akhlak yang baik, memberikan masukan tentang memilih pasangan yang baik seperti apa, pendidikan yang tepat seperti apa, karir yang cocok seperti apa?"

F: "Tapi seorang anak juga patut diberi kebebasan dalam menentukan setiap keputusan hidupnya, dan yang terbaik bagi dirinya sendiri".

"Jangan jadikan anak sebagai ego atau keinginan orangtua, karena seorang anak juga mempunyai hak menjadi Manusia yang Merdeka".

Nah, sekarang yang bertanya bukan rekan kerja saya, melainkan Admin Kompasiana:

"Fira, siapa sosok perempuan yang menjadi panutan, inspirasi, atau berjasa dalam kehidupanmu?"

Jawaban saya tetap sama, yaitu ibu saya sendiri dan tidak ada yang lain. Untuk alasannya tidak mungkin saya ulang atau ketik lagi, yang akhirnya nanti kena pinalti.

Hal itu dikarenakan sosok ibunda ini sudah pernah saya ceritakan secara panjang lebar sebanyak lima halaman pada artikel yang sudah saya tayangkan (16 November 2020) (pilihan) di sini, dengan judul Ibu Mengantarkan Saya pada Titik Zero to Hero

Selamat hari ibu untuk semua kaum hawa, untuk semua perempuan hebat di Indonesia.

Salam, @Alfira_2808

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun