Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Menjadi Ketua Kelas di Awal Kuliah Daring Efek Covid-19

17 November 2020   09:54 Diperbarui: 17 November 2020   10:07 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan jika anda pada posisi yang sama:

1. Apakah anda mau menulis absensi kehadiran mahasiswa yang telat 1 jam atau bahkan tidak masuk kuliah, kemudian ditulis masuk/hadir hanya dengan atas nama Solidaritas pertemanan?

2. Apakah anda mau menunggu 2% mahasiswa yang lalai akan tugas mata kuliah, kemudian anda merugikan 98% mahasiswa lainnya karena tugas tidak segera dikirim hingga membuat dosen menolak pengumpulan tugas karena tidak tepat waktu?

Silahkan jawab di kolom komentar...

*

Solidaritas dalam tim itu bagus. Namun solidaritas berlebihan yang tidak masuk akal itu juga menjadi sesuatu hal yang buruk.

Yang terjadi pada kasus di atas ini adalah Solidaritas yang berlebihan pada suatu tim. Ketika pemimpin mencoba untuk adil, profesional, sesuai peraturan, namun para anggotanya malah menantang atas nama Solidaritas. 

Dan lebih mengecewakan lagi yaitu 80% mahasiswa lainnya dalam WAG, memilih diam membisu dengan pertentangan yang diajukan 20% mahasiswa lainnya tersebut. Intinya mereka cari aman, seperti tidak ingin terlihat jelek atau memihak pada ketua kelas. Sebaliknya mereka juga tidak ingin terlihat jelek atau memihak pada para pemberontak yang 20% tersebut.

Pada masa itu penulis sering merenung dan membayangkan para pimpinan negara seperti Indonesia. Mungkin contohnya bukan Presiden, tapi mantan Gubernur DKI Jakarta saja seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Kurang lebih tipikal beliau hampir sama seperti penulis yaitu dalam ketegasan akan suatu peraturan. Tidak ada rasa tenggang rasa pada yang bersalah. Karena ketika kita menjadi pimpinan demi keadilan, kita terpaksa harus melupakan siapa anda?

Siapa yang dimaksud seperti dari pihak keluarganya, teman dekatnya, atau siapa pun, yang salah tetaplah salah dan yang perlu dihukum tetaplah harus dihukum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun