Mohon tunggu...
Muh AlFiqri
Muh AlFiqri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Farmasi

7 April 2019   01:10 Diperbarui: 7 April 2019   03:20 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo perkenalkan nama saya Muh. Al Fiqri dari GB 13 angkatan 2018. Pada artikel kali ini saya akan membahas serta membagi sedikit informasi dan ilmu yang saya dapatkan dari kegiatan Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Farmasi mengenai peran Farmasi dalam Revolusi Industri 4.0.

Sebelum itu saya akan menjelaskan materi mengenai revolusi industri 4.0 yang dibawakan oleh Pak Dr. Syahid Arsyad, ST., MT. pada tanggal 31 Maret 2019.  Apa itu "Revolusi Industri" ? Revolusi industri atau biasa disebut Cyber Physical System. Revolusi industri merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. 

Revolusi industri 4.0 adalah bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan, kendaraan otonom, dan intern  Revolusi industri 4.0 ini menghasilkan pabrik yang cerdas yang memiliki struktur moduler, sistem siber fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat.

Revolusi Industri 4.0 ini lewat internet untuk segala hal, sistem siber fisik yang dimana dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Dengan lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.

Pada revolusi industri 4.0 ini, industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana man. Istilah ini dikenal dengan nama Internet of Thing atau biasa disingkat dengan loT.

Sebelum munculnya revolusi industri 4.0 ini pastinya terdapat revolusi industri sebelumnya yaitu revolusi industri 1.0 yang biasa disebut dengan Mechanization, Steam Power and Weaving Loom karena ditemukannya suatu mesin uap pada tahun 1765 yang ditemukan oleh James Watt sehingga digunakan utuk mengerakkan pompa kapal laut, seluruh mesin produksi sehingga melahirkan revolusi industri.

Yang kedua yaitu revolusi industri 2.0 yang biasa disebut Mass Production assembly line, electrical energy karena pada masa itu ada pengenalan produksi massal berdasarkan pembagian kerja. Revolusi industri 2.0 ini terjadi pada abad ke 20. Produksi massa ini dimungkinkan karena adanya listrik dan jalur perakitan yang produksi pertamanya yaitu melibatkan rumah potong hewan di Cincinnati, Amerika Serikat pada tahun 1870.

Kemudian pada revolusi 3.0 yang biasa disebut dengan Automation, computers and electronics karena adanya penggunaan elektronikdan teknologi informasi guna otimatisasi produksi pada awal tahun 1970. Debut revolusi industri 3.0 ditandai dengan kemunculan pengontrolan logika terprogram yang biasa disingkat PLT. Sistem Otomatisasi berbasis komputer ini membuat mesin industri ini tidak lagi dikendalikan oleh manusia.

Dalam menghadapi Revolusi industri 4.0 ini diperlukan persiapan yang harus dimiliki oleh setiap individu yaitu dengan memperluas ilmu pengetahuan  dengan cara memahami penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. 

 kedua yang harus dipersiapakan ialah mengembangkan keahlian, khususnya dalam pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas da daya saing. Contohnya peggunaan Big, Autonomous Robots, Cyber-security, Cloud, dan Augmented Reality. Yang ketiga yaitu mengasah kreatifitas dan inovasi teknologi dengan cara pengembangan startup, dan dengan mengrealisasikan sebuah idea yang dimiliki oleh masing masing individu. 

Adapu n Revolusi Industri 4.0 ini memiliki manfaat platform digital yaitu antara lain adanya inovasi dengan memunculkan model model atau cara cara berbisnis yang tidak lepas dari kemampuan dari para inovator yang merancang strategi lewat platform digital, adanya inklusivitas yang dimana segala acam layanan dapat mudah menjangkau banyak orang di berbagai daerah, adanya efisiensi sangat menguntungkan perkembangan dari revolusi industri 4.0 ini baik dari segi manufaktur maupun pemasarannya.

Pengembangan bahan obat diawali dengan  sintesis  atau  isolasi dari  berbagai  sumber  yaitu  dari tanaman, jaringan hewan, kultur mikroba ,  urin manusia dan dengan teknik bioteknologi dihasilkan human  insulin untuk menangani  penyakit  diabetes.

Apabila kita dengan mempelajari  hubungan mulai dari struktur obat  dan  aktivitasnya maka  pencarian  zat baru  lebih  terarah serta lebih muda dan memunculkan ilmu baru yaitu kimia medisinal dan farmakologi molekular.

Apabila kita telah mendapatkan bahan calon obat,  maka  selanjutnya  calon  obat  tersebut  akan melalui serangkaian berbagai uji yang memakan waktu yang panjang dan cukup lama dan biaya yang tidak sedikit sebelum  diresmikan  sebagai  obat  oleh Badan  pemberi  izin.  Biaya  yang  diperlukan  dari  mulai  isolasi  atau  sintesis  senyawa  kimia sampai diperoleh  obat  baru  lebih  kurang  US$  500  juta  per  obat.

Uji  yang  harus  ditempuh oleh  calon obat  adalah uji praklinik dan uji klinik. Uji praklinik adalah suatu uji yang dilakukan dan dilaksanakan untuk mengetahui keamanan dan kebenaran suatu calon obat secara ilimiah yang biasa menggunakan hewan coba, antara lain mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster,  anjing atau beberapa uji menggunakan primata, dimana semua hewan hewan ini sangat berjasa dan bermanfaat bagi pengembangan obat di masa mendatang.

Untuk uji klinik adalah uji yang dilakukan melalui 4 tahap. Uji Praklinik Obat dibagi menjadi dua yaitu Uji aktivitas obat da uji toksisitas obat. Pada uji aktvitas obat Uji  aktivitas  (khasiat)  adalah  suatu  uji  untuk  menentukan kebenaran  khasiat  suatu  bahan obat pada hewan coba dan terbagi menjadi uji aktivitas secara in vitro (dilakukan pada obat terbatas sepertiobat antimikroba, obat anti kanker, obat anti parasit,dan anti jamur) dan uji aktivitas secara in vivo (dilakukan pada hewan coba yang sudah dibuat menderita suatu penyakit seperti kanker.

Uji toksisitas obat dibagi menjadi dua yaitu uji toksisitas secara in vitro dan uji toksisitas secara in vivo. Pada toksisitas in vivo dibagi lagi menjadi dua yaitu uji toksisitas umum dan uji toksisitas khusus. Pada uji toksisitas umum meliputi akut, subkronis, dan kronis. Pada uji toksisitas khusus meliputi uji teratogenik, uji karsinogenik, uji mutagenik.

Pengaruh dari Revolusi Industri 4.0 pada farmasi sebenarnya banyak, tapi saya akan menjelaskan salah satu yaitu bioteknologi. Pertama tama saya akan menjelaskan tentang apa sih itu bioteknologi ? Bioteknologi merupakan studi tentang pemanfaatan makhluk hidup untuk menghasilkan sebuah produk.

Bioteknologi dibagi menjadi dua jenis, antara lain bioteknologi konvensional (tradisional) dan modern. Bioteknologi Konvensional atau tradisional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme utuh secara langsung yang menggunakan teknik berupa fermentasi. Pada jenis bioteknologi konvensional umumya menghasilkan produk di bidang pangan.

Untuk bioteknologi moden adalah bioteknologi yang memanfaatkan NA atau sel tertentu pada makhluk hidup yang umumnya menghasilakna produk kebutuhan industri. Pada bioteknologi modern melibatkan berbaai macam teknik, antara lain rekayasa genetika atau transplantasi gen, fusi sel atau hibridoma, dan juga kultur jaringan serta kloning atau transplatasi inti.

Selanjutnya pengaruh dari revolusi industri 4.0 ini dalam farmasi ialah sekarang apotek sudah bisa berbisnis secara online sehingga apabila seseorang ingin membeli obat akan lebih cepat dan lebih mudah dan pelayanan yang maksimal dapat dinikmati oleh pelanggannya yang dimana merupakan suatu dampak positif bagi farmasi. 

Pengaruh dari Revolusi Industri 4.0 pada farmasi bukan hanya bioteknologi, yaitu medical devices. Apa sih itu Medical devices ? Medical devices merupakan suatu alat yang digunakan dalam dunia medis dan diagnostik laboratorium yang harus didesain dan diproduksi menurut persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya yang dimana alat ini merupakan suatu modal untuk memajukan suatu laboratorium dengan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Adapun pengaruh dari revolusi industri 4.0 pada farmasi ialah banyaknya penyalahgunaan obat dan ketergantungan terhadap narkoba dan psikotropika.

Adapun permasalahan yang dialami farmasi di era sekarang yaitu :

Permasalahan yang banyak dihadapi oleh industri farmasi saat ini adalah  kenyataan bahwa hampir 70% dari kandidat senyawa obat baru dan 40% dari senyawa obat yang telah beredar di pasaran merupakan senyawa yang sukar larut dalam air. Tidak sedikit kandidat obat yang gagal dipasarkan karena memiliki kelarutan yang rendah, meskipun aktivitas farmakologinya potensial.

Hal ini menyebabkan  obat yang memiliki kelarutan rendah diberikan dalam dosis yang lebih besar dari kebutuhannya. Industri farmasi harus berupaya untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi zat aktif agar diperoleh suatu sediaan farmasi yang memenuhi syarat.

Oleh karena itu, maka dengan kita sekarang berada di era Revolusi Industri 4.0 sebaiknya diciptakan suatu alat agar senyawa obat dalam suatu sediaan farmasi dapat memenuhi syarat seperti terdapat senyawa obat yang sukar larut dalm air sehingga sulit untuk dipasarkan.

Disini saya juga akan memberikan sedikit informasi mengenai suatu peran mahasiswa dalam mengahadapi era revolusi indsutri 4.0 ini yaitu dengan memahami perkembangan teknologi, memanfaatkan teknologi dengan baik, mengikuti berbasis kompetisi dengan berbasis teknologi, mengikuti magang di perusahaan teknologi, aktif organisasi yang beradaptasi pada teknologi dan juga mengembangkan pola pikir yang kritis dan positif.

Kunci dari Revolusi industri 4.0 ini ialah kerja keras,inovasi, dan optimisme. Revolusi industri 4.0 ini memiliki ciri khas yaitu jumlah data yang sanga tinggi dalam dunia digital. menghindari kemajuan teknologi bukanlah solusi. Dibanjiri teknologi adalah tragedi. Menggunakan teknologi dengan benar adalah inovasi.

Program Revolusi industri 4.0 ini sudah sejak lama diperkenalkan di negara lain. Ada sebuah kalimat yang dikatakan Budiman Sudjatmika "Abad 21, kerja harus pake data, bukan mitos. Karena data adalah data, dirangkai jadi cerita. Mereka yang mencerdaskan individu dan perkakas harus bersatu." 

Selain memiliki inovasi dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini, keterampilan juga harus dimiliki untuk menghdapi revolusi industri 4.0 ini, antara lain Critical Thingking maksudnya ialah mampu berpikir kritis dan memberikan feedback, alasan, atau jalan keluar utuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Creativity maksudnya ialah kemampuan dan kemauan untuk terus berinovasi, menemukan sesuatu yang uniik serta bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan, People Management maksudnya ialah dengan kemampuan untuk mengatur, memimpin dan memanfaatkan sumber daya manusia secara tepat sasaran dan efektif.

Service Orientation maksudnya ialah keinginan untuk membantu dan melayani orang lain sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan terakhir yaitu Coordinating with Other maksudnya ialah kemampuan untuk kerja sama tim ataupun bekerja dengan orang lain yang berasal dari tim luar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun