Mohon tunggu...
Muh AlFiqri
Muh AlFiqri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wajah Organisasi Farmasi UH dan Tanggung Jawab Kaum Intelektual

31 Desember 2018   13:51 Diperbarui: 31 Desember 2018   14:39 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adapun Piramida Kemasyarakatan, antara lain : di posisi atas itu terdapat pemerintah ( pemberi kebijakan ), di posisi tengah terdapat mahasiswa ( penerima kebijakan ), dan di posisi paling bawah terdapat masyarakat ( penerima kebijakan ). Posisi mahasiswa sangatlah strategis untuk menjadi penyambung nilai dari pemerintah ke masyarakat.

Sebelum mahasiswa keluar dari suatu perguruan tinggi atau universitas, maka seorang mahasiswa memiliki kewajiban yang harus terpenuhi. Yang harus terpenuhi tersebut sudah terdapat di dalam " Tri Dharma Perguruan Tinggi " yang isinya, antara lain :

* Pendidikan dan Pengajaran, artinya seorang mahasiswa harus belajar dan menuntut ilmu

* Penelitian dan Pengembangan, misalnya harus menyusun skripsi

* Pengabdian Masyarakat, misalnya KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) yang merupakan bentuk tanggung jawab seorang mahasiswa kepada masyarakat

Tri Dharma Perguruan Tinggi juga harus menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh Dosen maupun Profesor sehingga membuat seorang mahasiswa terabaikan ketika dosen maupun profesor melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut untuk memenuhi kewajibannya.

Sebagai seorang apoteker nantinya bentuk pengabdian kita kepada masyarakat bukan berarti memberikan obat secara cuma cuma atau gratis kepada masyarakat karena untuk sebelum merilis obat seorang apoteker membutuhkan biaya sebesar 2 miliar, melainkan dengan memberikan ilmu yang teman teman telah peroleh dan  miliki agar masyarakat dapat mempercayai kita sebagai seorang farmasis, contohnya seperti memberikan informasi mengenai dampat dari Tetrasiklin yang merupakan antibiotik yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil karena dapat berdampak pada bayinya nanti yaitu kerusakan gigi.

Masalah yang biasa dihadapi seorang apoteker di indonesia yaitu seringnya dipanggil dengan panggilan dokter karena masyarakat melihat dari jas apoteker tersebut. Jas apoteker dengan jas dokter tidak jauh berbeda, jas apoteker berwarna putih tulang sedangkan dokter berwarna putih bersih. Mengapa demikian ? Karena seorang apoteker dan dokter itu selalu berdampingan sehingga warna jasnya hampir mirip. Masalah yang lain yaitu seorang apoteker tidak turun langsung ke masyarakat yang biasanya terjadi di apotek yang hanya menyuruh asistennya sehingga masyarakat tidak mengetahui tentang obat tersebut. Jadilah seorang apoteker yang peduli dengan kesehatan seseorang.

Terdapat perbedaan antara apoteker di Indonesia dan apoteker di luar negeri. Apa sih itu bedanya? Di luar negeri, masyarakat lebih mempercayai apoteker dibandingkan dengan dokter, jadi saat mereka sakit maka mereka akan mendatangi apoteker terlebih dahulu baru dokter. Sangat berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, di negara kita masyarakat lebih mempercayai seorang dokter dibanding apoteker. Pendidikan menjadi seorang apoteker di luar negeri sangat lama berbeda dengan di indonesia.

Motivasi yang dapat diambil dan diterapkan yaitu

JAS MERAH " Jangan Sekali-kali Mengabaikan Masyarakat "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun