Mohon tunggu...
Alfi Pangest
Alfi Pangest Mohon Tunggu... Pendidik -

Pembelajar, pekerja sosial, penikmat buku, penggiat pendidikan, pecinta seni dan budaya, desain, serta sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Salah Siapa Sih?

26 Agustus 2010   13:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja itu, klakson dan riuhnya jalan memekakkan telinga

bukan salah mereka, semua punya kepentingan dan kuasa

tak heran seakan jalan itu menjadi penjara kecil di ibu kota yang besar

atau boleh kusebut, mereka terpenjara di ruang tahanan yang masiv

Beribu kendaraan saling memacu dan berebut tempat

seakan jalannya sesipit mata Cina, sesempit gang Desa, dan setipis kartu ATMku yang hilang pagi tadi

salah kamu naik Honda Legenda, bukannya bersepeda

salah kamu naik Kijang Innova, bukannya naik transJakarta

salah kamu naik kereta, bukannya jalan saja

salah kamu tidak naik apa-apa, karena kamu tidak menyumbang apa-apa pula

Pemandangan itu sekali lewat, tetapi sudah menjadi trademark Jakarta

kalau gak macet ya bukan Jakarta

lihat realita, itu identitas dan punya taste beda

Selamat Datang di Daerah Khusus Ibukota!

Lucu, kalau Jakarta ga macet

para pekerja putar otak cari alasan terlambat sampai di kantor

siswa-siswi pusing cari alasan telat pulang ke rumah

delivery fastfood jadi tidak punya paket super cepat

imbas terbesar, pengemis bakal kebingungan mencari sesuap nasi

dan pencopet bisa jadi nganggur lagi

Dinasnya sang Raja jadi pemandangan nyata

peraturan lalu lintas jadi tak ada harganya

melintas demi kepentingan rakyat katanya, nyatanya melindas rakyat juga

memberi solusi? mana?

memberi kemacetan? Iya!

awas saja, si Komo lewat!

Tidak perlu munafik, macet menjadi tradisi

yang terpelihara dan dipelihara

ayo saling menyalahkan, kita punya andil di sini

uang negara amblas belasan digit rupiah karena macet,

tapi negara kecipratan pajak motor dan mobil yang laris bak kacang goreng

rusaknya jalan, lakalantas, nyawa manusia jadi undian di jalan,

tapi selalu ada proyek dan tender yang bersemayam

hawa panas, oksigen terkuras, kesehatan bisa kena imbas,

tapi otak mereka kurang cerdas untuk memberantas atau sekedar memangkas

Selamat Datang di Daerah Khusus Ibukota!

Selamat Datang di penjara virtual tanpa jeruji dan dinding bata!

Jakarta, penJAra meKAR di ibukoTA

Jakarta, JAlannya suKAR dan kurang tertaTA

Jakarta, JAdi aKAR masalahnya meraTA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun