Mendongak wajah penuh luka
bercermin pada langit kelam
titik-titik hujan pun menyapa
membanjiri diri yang t'lah tenggelam
dalam secangkir keputus asaan
terpaku menatap dunia yang semu
warnanya.... ronanya... tak lagi seindah dulu
ceriaku berangsur luluh lantah
bersembunyi dibalik reruntuhan air mata
telah lama luka ini mendoktrinku
hingga terbangunlah sbuah dinding batu raksasa..
antara aku dan bahagia..
rasa percaya itu tak lagi ada
menyisakan serpihan rasa kecewa yang menghujam tajam..
menusuk ulu hati yang terdalam..
kini tinggal aku dan langit di atas sana
ku terdiam, terpaku menatap ia mentikkan air mata
dalam hati pun menggeliat sebuah tanya
apakah masih pantas ku hidup di dunia?
Oh Tuhan yang berhias kemuliaan
apa yang ku banggakan dulu, kini brubah jadi abu
masihkah ku dapat bertahan Ya Tuhanku?
tolonglah aku menemukan kembali  nafas-nafas hidupku
yang terbang..berlalu..
meninggalkanku dan kenangan renta..
aku..
hilang asa..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI