Masih terjebak dalam perasaan yang sudah terpendap bertahun tahun. Tidak ada yang dapat menggantikan posisimu dari dulu sampai sekarang. Ya kisah kita yang sederhana terpisah entah karena aku atau kamu, setidaknya kita berpisah dengan baik. Dan perlahan asing menghilang dan lenyap entah kemana. Kamu yang sederhana penuh perhatian leluconmu yang garing tapi candu membuatku teringat dan rindu akan hal itu. Bagaimana kabarmu sekarang apakah kamu juga rindu ? atau kamu sudah dengan orang lain yang bisa menemani hari-hari mu. Sunggu sial aku masih belum bisa menemukan yang sepertimu atau lebih dari mu.
" ai, masuk nak sudah malam, diluar hujan pula apa kamu gak kedinginan ?" sambil berjalan dari dalam rumah keluar menghampiri anak perempuan satu satunya
" ahh iya bunda sebentar, lagi nyaman aja ngeliahtin hujan" sambil menyeruput secangkir kopi yang sudah hampir habis
" mikirin apa kamu ? gak mungkin cuma ngalamun ajakan ?" sambil duduk di kursi sebelahku
" lagi keinget dia bunda " cangkir kopi masih di genggaman sambil matakumasih tertuju pada air yang jatuh dari genteng rumah
" Prian ? kamu belum bisa move on juga?" tanya bunda ku
" maunya juga begitu bunda, gak tahu kenapa sulit padahal sudah lama juga " air mata hampir menetes
" mungkin kamu perlu lliburan , ambillah cuti jangan kerja terus " sambil mengelus pundakku
" ya bunda nanti aku cari tanggal yang pas "
" seperti itu terus dari dulu nyatanya kerja mulu niatnya mau cepet move on malah gak move on move on kan "
" iya bunda , carikanlah anak temenya bunda" sambil meringis biar yang mau jatuh mengurungkan niatnya