Pilkada adalah momen penting dalam demokrasi, terdapat 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota akan menggelar pemilihan kepala daerah secara serentak pada 27 November 2024. Saat ini, tahapan penyelenggaraan pilkada sedang memasuki fase krusial.Â
Masa kampanye yang paling banyak dinantikan masyarakat, sebagai bentuk komunikasi politik yang dilakukan kandidat untuk menyampaikan gagasan, dan menjadi bahan pertimbangan pemilih untuk menentukan pilihan mereka. Namun, juga menjadi periode di mana penyebaran berita hoaks dapat meningkat. Berita palsu yang tidak terkendali dapat mempengaruhi opini publik dan bahkan merusak proses demokrasi.
Pada era digitalisasi masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap hoaks, terutama saat Pemilu hoaks biasanya tersebar dengan cepat dan masif. Hoaks Pemilu menjadi permasalahan krusial yang harus segera diatasi karena merusak pikiran masyarakat, merusak citra lawan politik, menciptakan fragmentasi sosial, dan memunculkan kegelisahan publik yang pada akhirnya akan menurunkan kepercayaan kepada pihak otoritas, menurunkan integritas dan nilai Demokrasi.Â
Oleh sebab itu, Penyelenggara Pemilu serta stakeholder perlu menyusun strategi untuk menangani hoaks yang sangat cepat berkembang terutama di internet dan media sosial.
Pemerintah juga berupaya menangani hoaks dengan kebijakan yang diatur pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi UndangUndang.Â
Pada Pasal 69 melarang kampanye yang bersifat adu domba, menghasut, memfitnah kepada kelompok masyarakat, partai politik ataupun perseorangan. Se;ain itu kita sebagai masyarakat pemilih penting untuk memiliki kemampuan menyaring informasi yang kita terima. Adapun cara supaya kita mengetahui atau terhindar dari berita hoaks khususnya di era pilkada serentak ini.
Cek Sumber Berita dengan Teliti
Berita hoaks sering kali datang dari sumber yang tidak jelas atau tidak terpercaya. Salah satu cara untuk memastikan kebenaran informasi adalah dengan memeriksa dari mana berita itu berasal. Jika informasi datang dari sumber yang tidak dikenal atau tidak memiliki reputasi baik, kita harus berhati-hati sebelum mempercayainya.Â
Selain itu kita harus Periksa situs web atau platform media pastikan berita berasal dari situs berita atau platform yang sudah terpercaya, seperti media mainstream yang memiliki standar jurnalistik yang jelas.
 Jika sumbernya adalah blog pribadi atau situs yang tidak bisa dipercaya, maka berita tersebut patut dipertanyakan.Tidak hanya itu kita juga harus mencari tahu siapa penulisnya jika ada nama penulis yang tercantum, cek apakah penulis tersebut dikenal atau memiliki reputasi di bidangnya. Berita dari jurnalis atau media yang sudah terbukti kredibilitasnya lebih dapat dipercaya
Periksa Keakuratan Fakta dan Data yang Tersaji
Hoaks sering kali disebarkan dengan memanipulasi fakta atau data yang tidak akurat. Jika sebuah berita mengklaim sesuatu yang terdengar terlalu fantastis atau kontroversial, pastikan untuk memeriksa kebenarannya dengan sumber lain yang lebih terpercaya.Â
Selain itu cek fakta atau data di Platform pemeriksa fakta terpercaya seperti TurnBackHoax, Kominfo, atau Masyarakat Anti Hoax dapat membantu memverifikasi informasi yang beredar. Situs ini khusus menangani berita hoaks yang beredar di media sosial atau berita palsu tentang Pilkada.
Jangan Terburu-buru Membagikan Berita
Saat kita menerima berita yang kontroversial atau emosional, kita sering kali merasa terdorong untuk segera membagikan informasi tersebut kepada orang lain. Padahal kita belum memeriksa keakuratan berita terlebih dahulu, kita bisa tanpa sengaja menyebarkan berita hoaks kepada orang lain, yang bisa memperburuk situasi. Sebelum membagikannya cek dulu dan pastikan, Apakah berita tersebut benar-benar datang dari sumber yang tepercaya?Â
Apakah klaim dalam berita tersebut dapat dipertanggungjawabkan? Jika Anda merasa ragu, lebih baik tunda dulu untuk membagikanya, atau berbagi hanya dengan informasi yang sudah diverifikasi, Jika memang memutuskan untuk membagikan sebuah berita, pastikan berita tersebut sudah diverifikasi dengan benar.
Laporkan Berita Hoaks yang Ditemukan
Salah satu cara yang efektif untuk memerangi penyebaran hoaks adalah dengan melaporkan berita palsu kepada pihak berwenang atau platform media sosial. Dengan melaporkan hoaks, kita bisa membantu menghentikan penyebarannya dan mengurangi dampak buruknya.
 Salah satu contohnya yaitu melaporkan di platform yang terkait, banyak platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram menyediakan fitur untuk melaporkan berita atau postingan yang mengandung informasi palsu.
 Jika Anda menemukan berita hoaks yang beredar, gunakan fitur pelaporan tersebut untuk memberi tahu pihak platform agar mereka bisa mengevaluasi dan menindaklanjutinya, atau bisa juga dengan melaporkannya ke situs-situs pemeriksa fakta seperti Masyarakat Anti Hoax atau Kominfo. Dengan begitu, pihak-pihak berwenang dapat segera menginvestigasi dan memberi klarifikasi untuk menghentikan penyebarannya.
Menjadi pemilih yang bijak selama Pilkada memerlukan kehati-hatian dan kebijaksanaan dalam menyaring informasi yang kita terima. Hoaks bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari gambar dan video yang dimanipulasi hingga klaim yang tidak berdasar. Dengan memverifikasi sumber, tidak terburu-buru membagikan informasi, dan melaporkan hoaks, kita semua dapat berperan dalam menciptakan Pilkada yang bersih dan transparan. Selamat mencoblos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H