Janganlah pernah menganggap diri sebagai seorang pecundang. Hentikan pola pikir seperti itu dan mulailah menerima diri dengan sepenuh hati. Penerimaan diri bukan cerminan kelemahan atau bentuk penyerahan, melainkan sebuah kesadaran yang mendalam tentang keunikan dan kekuatan pribadi.Â
Alih-alih terus membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus pada upaya peningkatan dan perkembangan diri sendiri. Perlu diingat, meskipun terkadang terasa harus berusaha lebih keras, hal ini bukan tanda kelemahan, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang harus dijalani.
Jika merasa memerlukan perubahan, mulailah dengan memperlakukan diri sendiri dengan lebih baik. Berdirilah di depan cermin, lihat diri dengan penuh kesadaran, dan katakan dengan keyakinan, "Saya bukan pecundang." Amati setiap detail dari wajah---mata, hidung, bibir, dan bagian lainnya.Â
Apabila hal ini membuat tersentuh hingga menangis, biarkan saja, karena itu bagian dari proses penerimaan diri. Setelah itu, bersihkan air mata, tarik napas dalam-dalam, dan yakinkan diri bahwa layak menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
Untuk mendukung perjalanan ini, cobalah meminta lima orang terdekat untuk memberikan pandangan mereka secara jujur. Dengarkan dengan hati yang terbuka, tanpa bersikap defensif, dan jadikan masukan tersebut sebagai wawasan baru untuk pengembangan diri.Â
Dengan cara ini, pemahaman terhadap diri sendiri akan lebih dalam, bukan dari perspektif yang terbatas, melainkan dari sudut pandang yang membuka jalan menuju pertumbuhan pribadi.
Pada akhirnya, penting untuk merawat diri dengan baik. Jika pakaian atau barang-barang sudah mulai usang, cobalah menggantinya dengan yang baru. Ketika penampilan dijaga, secara tidak langsung ini akan membantu merasa lebih percaya diri dan lebih termotivasi untuk terus melangkah maju.Â
Jika perubahan kecil ini mulai menunjukkan hasil, jangan berhenti---lanjutkanlah dan teruslah berkembang. Kebaikan yang ditemukan dalam diri dapat dibagikan kepada orang lain.
Seperti pepatah lama yang mengatakan, "Jika tidak mencintai diri sendiri, maka orang lain pun tidak akan bisa mencintai." Temukan hal-hal yang disukai tentang diri, tuliskan, dan ingatkan diri akan hal tersebut. Ketika pikiran negatif mulai merasuki benak, alihkan fokus pada kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan gunakan hal tersebut sebagai dasar untuk terus membangun diri.Â
Kelilingilah diri dengan orang-orang yang mendukung dan memodelkan perilaku positif. Membangun hubungan yang sehat dan positif akan memberikan banyak manfaat dalam perjalanan pengembangan diri.
Selain itu, penting untuk tidak melupakan kesenangan dalam hidup. Temukan aktivitas, hobi, atau outlet untuk melepaskan stres. Tonton komedi dan tertawalah lebih sering, karena tawa merupakan obat yang ampuh.Â
Luangkan waktu untuk keluar rumah, biarkan sinar matahari menyapa kulit, berolahragalah secara teratur, makan makanan yang sehat, minum air yang cukup, dan pertahankan pola tidur yang baik. Semua hal ini akan meningkatkan suasana hati, persepsi diri, serta penampilan fisik.
Ketahuilah bahwa meskipun keadaan yang dihadapi adalah apa adanya, selalu ada kendali penuh atas sikap terhadap keadaan tersebut. Sikap yang baik akan membantu melewati hampir segala hal. Jika telah melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri atau orang lain, maka segeralah berhenti dan perbaiki. Mungkin persepsi diri saat ini agak miring.Â
Jika terus-menerus melihat kekurangan dalam diri, maka itulah yang akan mendominasi pandangan. Tinjau kembali ekspektasi terhadap diri sendiri dan pastikan bahwa harapan tersebut masuk akal, dimulai dengan langkah-langkah kecil yang dapat dicapai.
Fokuslah pada keberhasilan-keberhasilan kecil, seberapa pun tampaknya tidak signifikan. Cobalah menggunakan teknik jurnal untuk mencatat kemajuan tersebut; konsistensi dalam melakukan hal ini setiap hari akan sangat membantu.Â
Hentikan pembicaraan negatif terhadap diri sendiri. Suara batin yang sering terdengar mungkin bukan benar-benar milik diri, melainkan hasil dari kekuatan negatif yang pernah hadir dalam hidup saat masih kecil. Ingatlah, tidak perlu menerima pikiran-pikiran tersebut.Â
Jika kesulitan melakukannya sendiri, terapi perilaku kognitif bisa menjadi solusi yang efektif---dan tidak harus selalu melibatkan obat-obatan. Pastikan terapis terlatih dalam terapi perilaku kognitif, dan tetapkan tujuan yang jelas untuk bekerja pada kepercayaan diri serta aspek-aspek lain yang ingin diperbaiki.
Selain itu, pertimbangkan untuk menjadi relawan---membantu orang lain dan memberikan kontribusi positif akan meningkatkan perasaan terhadap diri sendiri. Setelah masalah sikap dan persepsi diri teratasi, hal-hal lain akan terasa lebih mudah untuk dikerjakan.
Dalam aspek fisik, menjaga kebersihan yang baik adalah hal yang sangat penting. Mandi secara teratur, gunakan pelembap, sikat gigi, dan gunakan deodoran. Pastikan juga kuku terjaga kebersihannya. Pilihlah aroma yang ringan namun segar.Â
Jika sedang mencoba menciptakan gaya tertentu, mulailah dengan potongan-potongan dasar yang ada di lemari. Jika perlu memperbarui pakaian, banyak toko menawarkan alternatif gaya yang menarik tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Panduan gaya dari majalah atau situs web yang menawarkan solusi terjangkau juga bisa menjadi referensi.
Pada intinya, merawat tubuh dan menjaga sikap yang baik adalah dua hal yang sangat penting untuk mencapai transformasi diri yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H