Kalau kata Habib Husein Ja'far dalam acara Temu Penulis, yang diselenggarakan oleh kanal ibtimes.id beberapa bulan lalu di Universitas Negeri Yogyakarta, beliau berpesan bahwa, jadikan diri kita ini nyaman dalam pandangan orang lain.
Hal tersebut beliau sampaikan dalam konteks ketika kita ingin memulai berinteraksi dengan seseorang. Karena memang kuakui, memulai interaksi atau pembicaraan terlebih dengan orang yang sebelumnya jarang berinteraksi dengan kita tidaklah mudah. Terlebih jika dari kita sendiri pun enggan untuk membuka topik pembicaraan.
Apakah pernah sama-sama kita bayangkan bagaimana orang-orang terdahulu, bagaimana mereka menjalin komunikasi padahal alat komunikasi canggih seperti sekarang belum dijumpai. Tertawanya mereka tentu dengan rekan-rekan sebayanya saat itu. Kesedihan mereka tentu juga dengan rekan-rekan sebayanya kala itu. Bukan seperti kita, yang terkadang tertawa, larut dalam kesedihan, dengan benda yang sejatinya tak mempunyai perasaan.
Walaupun dalam konteks bercerita kita memang telah dimudahkan dengan gadget dan segala fitur di dalamnya yang memanjakan, akan tetapi tentunya akan ada hubungan emosional yang berbeda jika interaksi tersebut dilakukan secara langsung.
Perbedaan itulah yang nyata dan jelas antara kita sebagai manusia dan Artificial Intelligence (AI). Soal emosional, perasaan, dan emosi yang bisa turut kita rasakan pada orang lain dengan kita bercerita dengannya. Karena lagi-lagi kukatakan, bahwa memahami orang lain itu penting. Ini bukan hanya soal pasangan atau orang yang kita cintai, tapi siapapun orang yang kita kenal dan jumpai.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Stephen Richards Covey, dalam bukunya yang terkenal berjudul, 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, ia menyarankan kita untuk "seek first to understand, then to be understood" (pahami orang lain terlebih dahulu, baru meminta dipahami).
Prinsip tersebut memberikan arti penting bagi kita untuk mendengarkan dengan penuh perhatian orang lain, sebelum respons atau menuntut sesuatu dari orang lain. Menurutnya, pemahaman mendalam tentang kebutuhan, perasaan, dan sudut pandang orang lain adalah kunci keberhasilan hubungan interpersonal, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H