Namun dengan kondisi psikis seperti itu ditambah beban hidup yang mereka terima dari hujatan-hujatan netijen terhadap mereka. Hujatan-hujatan yang bahkan orang tua menerimapun tidak akan sanggup, apalagi anak kecil yang masih dibawah umur? Bagaimana psikis mereka akan terbentuk dengan baik, disaat mereka menerima hinaan yang luar biasa di masa tumbuh kembangnya?
Yang saya ketahui ada 2 jenis orang, yang pertama semakin dihina dia semakin minder bahkan ketakutan, yang kedua semakin dihina semakin gila, atau berani menentang. Keduanya sama-sama dampak buruk dari kalimat-kalimat hinaan yang dilontarkan untuk mereka (walaupun entah mereka ada di sisi mana). Lalu apa yang harus dilakukan terhadap 12 pelaku ini? Apakah dengan konseling semua kondisi jiwa mereka akan sembuh? Bagaimana proses konseling Traumatik mengatasi permasalahan ini?
Segala kemungkinan bisa saja terjadi selama ada usaha, salah satunya penerapan konseling Tarumatik. Konseling traumatik juga dapat diartikan sebagai konseling yang diadakan dalam rangkan membantu konseli agar dapat keluar dari peristiwa traumatik yang pernah dialaminya. Dalam konseling traumatik proses dalam strategi konseling dibagi menjadi 3 tahap yaitu: tahap awal, tahap pertengahan, dan tahap akhir. Proses konseling traumatik terlaksana karena hubungan konseling berjalan dengan baik. proses konseling traumatik adalah peristiwa tengah berlangsung dan memberi makna bagi klien yang mengalami trauma dan memberi makna pula bagi konselor yang membantu mengatasi trauma kliennya.
1. Tahap awal konseling
 Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu dengan konselor hingga berjalan proses konseling dan menemukan definisi masalah trauma klien. Cavanagh menyebut tahap ini dengan istilah introduction, infitation dan environmental support. Yang dilakukan oleh konselor dalam proses konseling pada tahap ini adalah:
a. Membangun hubungan konseling traumatik yang melibatkan klien yang
b. memperjelas dan mendefiniskan masalah trauma
c. membuat penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi trauma
d. menegosiasikan kontrak
2. Tahap pertengahan konseling
bedasarkan kejelasan trauma klien yang disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya adalah mengkonfrontasikan pada: