Perbedaan dalam hal kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar siswa menggambarkan adanya variasi kebutuhan pengembangan secara utuh dan optimal. Bidang bimbingan untuk siswa yang kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya seperti siswa terisolir cenderung lebih banyak pada bidang pribadi dan sosial.Â
Dengan bimbingan pribadi sosial, siswa memperoleh bantuan untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya sehingga siswa diharapkan dapat melakukan interaksi sosial dengan lebih baik.
Guru kelas memiliki pemahaman bahwa bimbingan pribadi sosial di sekolah dasar sebagai upaya pemberian bekal hal-hal baik yang sederhana, pemberian informasi tentang kesehatan dan kebersihan, serta pengembangan diri dari guru kelas kepada siswa secara terpadu dengan pembelajaran. Pemahaman guru kelas bahwa bimbingan di sekolah dasar dilaksanakan secara terpadu dalam pembelajaran menunjukkan bahwa guru kelas menyadari tanggungjawabnya untuk melaksanakan bimbingan di samping melaksanakan proses belajar mengajar.Â
Guru kelas menyampaikan bahwa bimbingan di sekolah dasar seperti memberitahu siswa untuk menghargai sesama teman, memperingatkan siswa yang masih bandel, memberi perhatian khusus pada siswa yang sering tidak masuk sekolah dan memberi waktu tambahan pada siswa yang belum mengerjakan pekerjaan rumah. Selain itu, siswa diberi pengarahan terkait cita-cita dan cara meraihnya serta informasi kesehatan dan kebersihan.
Ngalimun (2014: 91) menjelaskan bahwa masalah pribadi terdiri dari masalah individu berkaitan dengan Tuhan yang berakibat pada timbulnya sikap was-was, ragu-ragu, berprasangka buruk, lemah motivasi, dan tidak mampu bersikap mandiri dalam melakukan segala hal dan berkenaan dengan diri sendiri.Â
Berkaitan dengan hal tersebut guru membiasakan siswa berdoa saat apel pagi, sebelum, dan sesudah pelajaran serta mengucapkan salam. Sebagai bentuk dukungan terhadap sikap siswa dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, guru kelas mengingatkan dan menekankan salat lima waktu dari kecil. Selain itu, guru kelas mengkondisikan siswa untuk berdoa sendiri maupun bersama-sama dan memberikan pengetahuan tentang ajaran agama yang dianut oleh siswa.
Selain itu, Moertensen (Yusuf Gunawan, 1994: 42) menyatakan bahwa seorang guru dapat memberikan bantuan yang efektif jika dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan anak didiknya. Berdasarkan informasi mengenai siswa, guru kemudian dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangannya. Guru kelas mengenal dan menginformasikan kekuatan diri yang dimiliki siswa terisolir. Kekuatan diri siswa terisolir yang diketahui guru kelas adalah rasa percaya diri yang baik.
Seperti yang dinyatakan oleh Abu Darwis (2006: 135) bahwa dalam menghadapi anak yang tidak diterima oleh kelompok sebaya guru harus menemukan lebih dahulu apa yang dapat dikerjakan oleh anak itu dan memanfaatkannya. Jika guru belum mengenal bakat dan minat siswa terisolir secara khusus maka belum ada pula upaya penyaluran baik dari guru maupun siswa terisolir kepada kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan minat. Bentuk bantuan mengatasi kelemahan diri yang diberikan oleh guru kelas kepada siswa terisolir lebih banyak berupa latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Menurut T. Safaria (2005: 41-42) siswa membutuhkan penerimaan dan dukungan teman sebaya. Siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung, namun juga perlu menjadi siswa yang diterima dan didukung oleh teman sebayanya. Terlebih siswa terisolir yang memang mengalami hambatan dalam memperoleh penerimaan dan dukungan dari teman sebayanya. Berkaitan dengan hal tersebut, belum terdapat penanggulangan kesulitan siswa terisolir dalam memperoleh kelompok.
Sesuai dengan karakteristik bimbingan di sekolah dasar menurut Dinkmeyer dan Caldwell (Ngalimun, 2014: 159) dalam memberikan bimbingan guru kelas melibatkan orang tua sebagai pihak yang berpengaruh bagi siswa sekolah dasar. Pengenalan dan pemahaman kekuatan, bakat, minat, kelemahan diri, dan pengambilan keputusan sederhana guru sampaikan pada orang tua siswa.Â
Meskipun demikian, penting juga bagi guru kelas untuk memberikan pemahaman pribadi yang dimiliki kepada siswa yang bersangkutan. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat mengenali dan menerima dirinya sendiri. Menurut Yusuf Gunawan (1992: 14) sepanjang individu dapat menerima dirinya, ia akan tumbuh secara kontinu dan selalu mengembangkan potensinya. Jika ia tidak menerima dirinya, banyak tenaganya akan dipakai untuk mempertahankan diri daripada untuk eksplorasi dan aktualisasi dirinya.