"yaudah kesini aja, kamar gua di lantai dua nomor delapan belas"Â
Ferry mengirimkan alamat kos yang dia tempati melalui whatsaap. Dua puluh menit kemudian piyan tiba di kosan ferry, letaknya berdampingan dengan rumah-rumah warga sekitar sehingga harus melewati jalanan kecil untuk sampai disana.
Kosan ini memiliki dua lantai yang membentuk kotak di tengahnya di jadikan tempat parkir, masing-masing lantai memiliki sepuluh kamar, tiap kamar dikosan itu tidak terlalu besar namun memiliki kamar mandi didalamnya.
Piyan turun dari motornya dan mulai masuk kearea kosan itu, tidak terlihat ada orang disana, sembari melihat-lihat piyan menemui beberapa kamar kos yang berderet yang membentuk sebuah lorong gelap, suasananya terasa dingin dan lembab.
Piyan naik ke lantai dua mengetuk pintu kamar ferry, dan tak lama pintu langsung di buka "eh cepet banget nyampenya".
"ya biasalah, mantan pembalap"Â sembari terkekeh piyan menjawab ferry
"yaudah sini ngopi dulu" ferry mengajak piyan meminum kopi yang sudah dia siapkan
  Mereka mengobrol cukup lama sampai datanglah seorang ibu-ibu yang ternyata pemilik kosan itu dan bertanya pada piyan dan ferry.
"eh ada tamu, ini temennya ferry ya?"
"iya bu, ini temen saya"Â jawab ferry. "ini bu temen saya lagi mau nyari kosan, disini masih ada kamar kosong kan bu?"
"iya masih, kamu mau disini?" tanya ibu itu sembari menatap piyan