Identitas Buku
Judul: Heartwarming Chocolate
Penulis: Prisca Primasari
Penerbit: Bentang Pustaka (2016)
Halaman: 223 halaman
Genre: Fiksi, Romantis
Aku mencoba untuk membaca buku ini karena suka sama karya Prisca Primasari yang berjudul "French Pink". Â Baik "French Pink" maupun "Heartwarming Chocolate" memberikan pengalaman membaca yang sama di aku, yaitu sama-sama bikin baper dan menitikkan air mata.Â
Buku ini terdiri dari dua puluh tiga bagian, dengan judul tiap bagian agaknya bersesuaian dengan judul buku ini, seperti 'Unsweetened Chocolate', 'Forest', dan 'Feels'. Di bagian awal, sudah disuguhi penggambaran minuman cokelat dengan cukup detail. Ah, selain itu, khas tulisan Prisca Primasari sekali yang menggambarkan tempat secara detail dengan diksi yang indah. Membaca buku ini rasanya mengalir begitu saja, bagian demi bagian kuselesaikan dengan terus penasaran akan bagian selanjutnya.
Viola, tokoh utama perempuan dalam buku ini, merupakan penggila minuman cokelat dari kedai bernama Marzipan. Selama hidupnya, Viola tidak memiliki pengalaman cinta sama sekali dan hobinya hanya nge-fangirling cowok-cowok dua dimensi dan boyband Asia. Selain itu, tokoh utama laki-laki dalam buku ini yang bernama Auden juga menyukai minuman cokelat tersebut. Ada alasan mendalam mengapa mereka berdua tergila-gila pada minuman cokelat di Marzipan. Maka, penutupan Marzipan sangat mengejutkan mereka. Namun, penutupan itu juga lah yang membuat mereka menjadi sering bertemu dan semakin dekat.
Viola memiliki adik laki-laki, yaitu Olav. Sama dengan Viola, Auden juga memiliki adik laki-laki, namanya Reagen. Kedua kakak beradik itu memiliki tantangannya masing-masing dalam hubungan kekeluargaan. Makanya selain sisi romantis, buku ini juga kental membicarakan masalah keluarga masing-masing tokoh (baik tokoh utama maupun tokoh lainnya).
Oh iya, aku juga merasa emosinya Viola itu dapet banget. Aku jadi ikutan gemas, kesal, dan sebal. Again, Prisca Primasari memang andal membuat pembacanya terhanyut ke dalam cerita yang ia buat. Plus, aku benaran jadi ngidam cokelat (karena aku enggak terlalu suka minuman cokelat, jadinya mau cokelat batangan).
Meskipun Auden terpaut tiga tahun lebih muda dari Viola, aku melihat sosok Auden itu dewasa dan pengertian. Terus juga ya, Auden itu gemas banget. Aku jadi sering senyum-senyum sendiri. Berikut salah satu contohnya: "Kayaknya kamu harus belajar di Prancis. Atau Belgia." "Bayarin." "Nikah sama saya dulu, ya.".
Menurutku, penyelasaian masalah setiap tokoh sudah dijelaskan dengan baik oleh Prisca Primasari. Baik hubungan Viola dan Auden, Viola-Auden dengan minuman cokelatnya, keluarga Viola, keluarga Auden, dan semuanya deh pokoknya.
Bagian Favorit
Agak sulit milihnya, tetapi sepertinya bagian 'Thoughts' jadi yang paling kusukai. Benar-benar meresap di hati, ada sedihnya, ada gemasnya, dan ada perjuangannya.
Tokoh Favorit
Bu Elisa. Meskipun awalnya terlihat misterius, aku mendapatkan banyak pelajaran dari beliau, terutama tentang perjuangan, mimpi, dan kesabaran. Salah satu perkataan beliau: "Apapun yang dikerjakan dengan tujuan sedangkal itu, tidak akan berakhir manis.".
Rating
Aku memberikan 5 dari 5 bintang! Buku ini bisa dibaca secara gratis dan legal di iPusnas, lho.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H