Viola memiliki adik laki-laki, yaitu Olav. Sama dengan Viola, Auden juga memiliki adik laki-laki, namanya Reagen. Kedua kakak beradik itu memiliki tantangannya masing-masing dalam hubungan kekeluargaan. Makanya selain sisi romantis, buku ini juga kental membicarakan masalah keluarga masing-masing tokoh (baik tokoh utama maupun tokoh lainnya).
Oh iya, aku juga merasa emosinya Viola itu dapet banget. Aku jadi ikutan gemas, kesal, dan sebal. Again, Prisca Primasari memang andal membuat pembacanya terhanyut ke dalam cerita yang ia buat. Plus, aku benaran jadi ngidam cokelat (karena aku enggak terlalu suka minuman cokelat, jadinya mau cokelat batangan).
Meskipun Auden terpaut tiga tahun lebih muda dari Viola, aku melihat sosok Auden itu dewasa dan pengertian. Terus juga ya, Auden itu gemas banget. Aku jadi sering senyum-senyum sendiri. Berikut salah satu contohnya: "Kayaknya kamu harus belajar di Prancis. Atau Belgia." "Bayarin." "Nikah sama saya dulu, ya.".
Menurutku, penyelasaian masalah setiap tokoh sudah dijelaskan dengan baik oleh Prisca Primasari. Baik hubungan Viola dan Auden, Viola-Auden dengan minuman cokelatnya, keluarga Viola, keluarga Auden, dan semuanya deh pokoknya.
Bagian Favorit
Agak sulit milihnya, tetapi sepertinya bagian 'Thoughts' jadi yang paling kusukai. Benar-benar meresap di hati, ada sedihnya, ada gemasnya, dan ada perjuangannya.
Tokoh Favorit
Bu Elisa. Meskipun awalnya terlihat misterius, aku mendapatkan banyak pelajaran dari beliau, terutama tentang perjuangan, mimpi, dan kesabaran. Salah satu perkataan beliau: "Apapun yang dikerjakan dengan tujuan sedangkal itu, tidak akan berakhir manis.".
Rating
Aku memberikan 5 dari 5 bintang! Buku ini bisa dibaca secara gratis dan legal di iPusnas, lho.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI