Mohon tunggu...
Muhamad Alfin Afrizal
Muhamad Alfin Afrizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - autophile.

menulis apa yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film: "Monster" (2023)

25 Januari 2024   09:55 Diperbarui: 25 Januari 2024   10:06 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah membayangkan perubahan sikap seorang anak yang tadinya ceria mulai menjadi pemurung, tingkahnya menjadi aneh, dan terdapat banyak luka?

Pernahkah melihat perjuangan seorang guru yang berusaha bekerja sebaik mungkin namun dijahati oleh lingkungannya?

Dan pernahkah membayangkan keakraban, kehangatan, dalam menjalani pertemanan? Ketiga hal tersebut terjadi dalam film Monster atau Kaibutsu.

Ringkasan

Minato Mugino, seorang siswa SD kelas 5 yang mulai bertingkah aneh. Dirinya mengalami perubahan tingkah laku, seperti bertanya tentang otak babi kepada ibunya.

Tingkah Minato berubah, mulai dari memotong rambutnya, mengisi air minumnya dengan tanah, dan bermain ke hutan, terlebih lagi dirinya.

Minato hanya mengatakan, semua yang terjadi pada dirinya adalah akibat gurunya sendiri, Hori.

Mengetahui hal tersebut, Saori Mugino, ibunya Minato, mengunjungi sekolahnya dan meminta kebenaran atas kejadian yang menimpa anaknya tersebut.

Terdapat Tiga Sudut Pandang

Film ini membagi tiga babak dalam filmnya yang setiap babaknya berbeda sudut pandang.

Babak pertama menjadi sudut pandang Saori Mugino yang memperjuangkan kebenaran atas hal yang menimpa anaknya sendiri.

Sudut pandang Saori Mugino menceritakan tentang perubahan tingkah Minato dan usaha Saori menuntut ke sekolahnya.

Banyak kejadian janggal dari apa yang diceritakan oleh Minato kepada ibunya. Juga pihak sekolah yang merasa abai.

Terlebih lagi guru Hori benar-benar menyangkal dan menyatakan bahwa Minato tersebut adalah perundung. 

Namun dari sudut pandang Saori, akan memperlihatkan tingkah janggal lainnya dari Minato.

Babak kedua menjadi sudut pandang guru Hori yang memperlihatkan kehidupannya dengan kekasihnya.

Dirinya digambarkan sangat baik dalam cerita ini. Sayangnya, Hori selalu mendapati tingkah buruk Minato yang sering merundung orang lain.

Hori ketika bertemu dengan ibunya Minato, sering kali menyangkal bahwasanya dia tidak melakukan hal-hal yang dikatakan olehnya.

Tapi di sini, Hori benar-benar melihat sebuah kejanggalan dari sikap Minato dan temannya, yaitu Hoshikawa Yori.

Namun, semuanya menjadi jelas ketika dirinya membaca ulang tentang tugas yang diberikan olehnya kepada siswanya, tentang apa yang terjadi pada Minato dan Yori.

Babak ketiga menjadi sudut pandang karakter utama dalam film ini, yaitu Minato Mugino.

Minato digambarkan sebagai karakter yang pendiam juga periang. Dirinya menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi.

Entah kejadian janggal di sudut pandang Saori, entah di sudut pandangnya guru Hori, semuanya menjadi jelas dalam cerita Minato.

Selain itu juga, dalam cerita Minato memperlihatkan kedekatan, kehangatan, dan keakraban dengan Yori.

Singkatnya, dari ketiga sudut pandang ini, akan seperti sebuah kepingan puzzle yang perlahan-lahan disusun untuk dilengkapi.

Mulai dari kepingan yang bolong di sudut pandang Saori, sudut pandang Hori, dilengkapi kepingan tersebut di sudut pandang Minato.

Sehingga, kesan misteri yang disajikan benar-benar terasa dan dibuktikan di akhir cerita.

Monster Adalah Kita di Cerita Orang Lain

Dalam film ini menceritakan tentang tiga sudut pandang  yang berbeda-beda dengan ceritanya yang berbeda.

Seperti yang sudah dituliskan di atas, semuanya memiliki pandangan buruk terhadap satu karakter.

Saori Mugino memandang guru Hori sebagai monster yang telah mengakibatkan anaknya mengalami trauma dan kekerasan baik fisik maupun verbal.

Guru Hori memandang Minato sebagai monster yang perundung dan mengancam karirnya sebagai guru.

Yori dipandang sebagai monster yang memiliki otak babi yang diceritakan oleh sudut pandang Minato.

Singkatnya, film ini mengajarkan tentang buruknya perspektif orang-orang terhadap diri kita yang menganggap diri kita adalah monster.

Kisah Romansa yang Belok

Dalam sudut pandang Minato, dirinya menceritakan dirinya yang perlahan akrab dengan Yori.

Banyak hal yang menyebabkan mereka dekat dan membuat hubungan mereka semakin dekat. Oh ya, Hoshikawa Yori di sini diperankan oleh laki-laki. 

Hubungan mereka perlahan semakin dekat dengan melawan kenyataan. Meskipun mereka malu-malu, tetapi mereka belok.

Yah, singkatnya film ini mengandung unsur LGBT, tetapi tidak disajikan secara gamblang, hanya melalui kedekatan Minato kepada Yori.

Serta pengakuan Minato bahwa dirinya menyukai Yori.

Banyak Kiasan dalam Ceritanya

Banyak sekali kiasan yang disajikan dalam film ini, yang apabila diperhatikan dengan detail, akan terdapat sebuah makna.

Salah satunya adalah  scene ketika Minato dan Yori sedang bermain sebuah tebak-tebakkan gambar. Yori memegang sebuah kartu, yaitu ikan mola-mola.

Ikan mola-mola dikenal sensitif terhadap suatu guncangan yang membuat ikan mola-mola mudah stres dan berujung mudah mati.

Akibat kematian yang terjadi, ini akan membuat ikan tersebut menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Hal ini merepresentasikan tentang Yori. Yori berada di fase mati rasa. 

Tapi di sisi lain, dirinya semakin lemah dan ingin menyerah dari kehidupannya. Ayahnya yang bertindak mencuci otaknya Yori bahwa Yori memiliki otak babi.

Sehingga, hal tersebut lah yang menyebabkan Yori ingin merasakan hidup kembali agar dirinya bisa menjadi lebih kuat.

Kesimpulan

Film ini sangat bagus untuk mengenal bahaya persepektif diri kita di pandangan orang lain. 

Selain itu juga film ini akan memperlihatkan penonton tentang kepingan puzzle yang saling dilengkapi berdasarkan cerita masing-masing karakter.

Hal lainnya juga adalah menyajikan tentang perundungan, ironi birokrasi dan budaya Jepang, serta pencarian dan mencintai jati diri.

Skor: 8/10.

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun