Mohon tunggu...
Muhamad Alfin Afrizal
Muhamad Alfin Afrizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - autophile.

menulis apa yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Anime "Takt Op. Destiny": Perjuangan Maestro Mengembalikan Melodi Musik

25 Desember 2021   08:02 Diperbarui: 25 Desember 2021   08:04 2147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari cara untuk menstabilkan pakta di antara mereka sendiri, Takt dan Destiny - bersama Anna - memulai perjalanan berbahaya ke markas Symphonica di New York City.

Takt sedang terburu-buru untuk mencapai kota agar dia bisa bermain piano lagi, meskipun hasratnya menarik makhluk yang selama ini dia hina. Sementara itu, rasa tanggung jawab Destiny menyeret kelompok itu ke dalam masalah di sepanjang jalan.

Dengan jalur yang dipenuhi D2 dan banyak rintangan yang lebih sulit di depan mereka, akankah ketiganya berhasil mencapai New York City dalam keadaan utuh?

Cerita Original Tidak Selalu Bagus

Seperti yang kita tahu, bahwa banyak dari anime original studio yang tak berjalan mulus selama penayangannya. Dan ya, begitulah nasib dari Takt dan kawan-kawannya. Mungkin sesuai nama rekan Takt, Unmei atau Destiny yang artinya takdir.

Tapi jujur saja, saya tidak mempermasalahkan ceritanya bagaimana karena saya dapat menikmati anime ini sampai akhir. Hal yang saya bingungkan adalah episode pertama dan keduanya yang tidak relevan.

Pada episode pertamanya, kita disajikan dengan sebuah kota yang seperti normalnya dan tidak ada musik. Di situ juga diperlihatkan kedua karakter penting, Takt dan Unmei, yang bermain piano dan membuat orang berkerumun serta memanggil D2.

Di episode keduanya, semuanya seperti mengulang dari nol. Episode keduanya memperlihatkan sosok Cosette sebelum menjadi Unmeu atau Destiny. Dan di situlah awal tujuan mereka menuju ke New York City.

Oke, apa masalahnya? Masalahnya bagi saya adalah tujuan dari penayangan cerita yang berbeda. Saya pikir nasibnya akan seperti Peach Boy Riverside yang alurnya berantakan. Seolah-olah anime ini diminta untuk ditonton ulang.

Tapi saya salah, karena itu hanya episode pertamanya dan keduanya. Mungkin jika ditempatkan sesuai urutan, episode pertamanya berada di episode keempat. Saya pikir, episode pertamanya seolah sedang promosi anime itu seperti apa.

Dan saya pikir itu memang benar. Selama anime ini tayang, tiap episodenya selalu mengalami penurunan rating. Saya menyambut hangat di episode pertamanya dan memberikan rating 9. Tapi saya berhenti di episode 4 dan memulainya lagi, dan nasibnya begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun