Memang tidak seharusnya tuk menaruh ekspektasi yang tinggi
Takt Op. Destiny. Tapi seharusnya saya sadar, tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Saya menaruh ekspektasi yang cukup tinggi terhadap anime ini,Takt Op. Destiny, anime musim gugur yang baru saja selesai pada Rabu (22/12) kemarin. Dan saya baru menyelesaikan dan menonton ulang lagi karena sempat terhenti.
Anime ini memiliki genre action dan fantasy. Kedua genre itu memang masuk ke dalam cerita ini, dan anime ini bertemakan tentang musik. Ngomong-ngomong tentang musik, tahu anime lain yang bertemakan musik juga? Jawabannya adalah Vivy : Fluorite Eye's Song.
Semenjak diumumkannya proyek terbaru dari studi MAPPA yang akan berkolaborasi dengan studio Madhouse dan menghasilkan anime Takt Op. Destiny ini, saya benar-benar excited menunggu tayang dan berekspektasi tinggi.
Lantas, hasilnya bagaimana? Mungkin bukan hanya saya saja yang akan berkomentar seperti ini, ada juga beberapa yang sama, mungkin. Berikut adalah ulasan anime Takt Op. Destiny.
Sinopsis
Amerika Serikat telah berada dalam kekacauan sejak munculnya D2, spesies invasif yangb erasal dari meteorit hitam yang jatuh ke Bumi. Sebuah dekrit publik melarang warga memainkan melodi apa pun, untuk mencegah lebih banyak korban yang disebabkan kebencian D2 terhadap musik - bahkan sekarang, pada tahun 2047, larangan ini masih berlaku.
Satu-satunya bentuk pertahanan umat manusia melawan D2 adalah Musicart, wanita muda yang mewakili karya musik klasik; dan Conductors, yang mengendalikan mereka.
Takt Asahina, seorang ahli piano penyendiri, mendapati dirinya berubah menjadi Conductor setelah serangan D2 spontan. Insiden yang sama membunuh adik peremuan Anna Schneider, Cosette, dan membuat Takt berubungan dengan Musicart-nya, Destiny.