Di artikel kemarin, disajikan pertarungan antara Tanjiro melawan Daki yang masih belum selesai. Bukan hanya itu, disajikan pula pertarungan antara Inosuke melawan Obi milik Daki.
Chapter yang akan dibahas kali ini adalah chapter 80 dan 81 yang berjudul "Nilai" dan "Kenangan Berlapis". Langsung saja kita masuk ke dalam petualangan Tanjiro dan teman-temannya.
Kedatangan Tengen membuat Makio mengingat masa lalunya. Sebagai orang dewasa, Makio menjalani gaya hidup kunoichi dan sering diajarkan untuk bertahan hidup daripada mencoba untuk menyelesaikan misi.
Cita-cita tersebut kembali ditegaskan kembali ke dalam pola pikirnya ketika ia menikahi Tengen. Tengen mengingatkan kepada para istrinya untuk selalu memprioritaskan kehidupan mereka dan kembali kepada Tengen hidup-hidup.
Tengen akan memastikan untuk memberitahu mereka bahwa ia akan bertanggung jawab untuk melindungi publik setelah melindungi mereka bertiga. Karena bagi Tengen, mereka bertiga sangat berarti bagi dirinya.
Makio sering mempertanyakan, apakah tindakan yang dilakukan Tengen itu benar. Namun, Hinatsuru meyakinkan Makio bahwa itu tidak salah.
Kembali di reuni Tengen bersama kedua istrinya. Tengen menyapa Hinatsuru dan Makio dengan menepuk kepala mereka dan memuji pekerjaan yang mereka lakukan. Pujiannya membuat Makio terharu, sedangakan Suma menangis sambil berpegangan tangan padanya.
Sontak, Inosuke memanggil Tengen dengan "dewa perayaan" dan marah padanya karena membiarkan Obi melarikan diri melewati lubang. Tengen kehilangan kesabarannya dan membela istri-istrinya dengan mengatakan bahwa mereka sudah menyelamatkan orang-orang yang terperangkap.
Makio menyela Tengen untuk mengatakan bahwa mereka harus segera pergi sebelum keadaan menjadi lebih buruk. Tengen langsung menginstruksikan semua orang untuk mengikutinya.
Di atap rumah, Tengen berlari menuju medan pertempuran. Karena terlalu semangat, Inosuke dan Zenitsu tertinggal olehnya.
Di tengah pertempuran antara Tanjiro dan Daki, sesuatu datang dari arah lain. Obi milik Daki terbang dan langsung memasuki tubuh Daki. Tanjiro menyadari bahwa obi tersebut adalah bagian dari tubuhnya yang kembali pada Daki.
Tanjiro mencoba menyerangnya. Dengan cepat, Daki menghilang di hadapan Tanjiro. Daki muncul kembali di atap rumah. Kembalinya sebagian tubuhnya, kini Daki menampilkan wujud aslinya.
Rambut yang tadinya berwarna hitam, kini berubah menjadi putih. Wajahnya yang cantik pun ikut berubah. Daki menjerit dengan gembira saat mengetahui ada Hashira di distrik hiburan ini.
Pada saat itu, seseorang menemukan Tanjiro karena bertindak mencurigakan. Ocehan lelaki tersebut terdengar oleh orang sekitar yang mengintip dari jendela. Ia juga memerintahkan untuk berhenti berkelahi di depan tokonya.
Daki terlihat marah karena omongan lelaki itu. Tanjiro menyarankan untuk segera pergi dari lokasi. Tetapi lelaki tersebut kebingungan.
Tiba-tiba, serangan yang kuat diluncurkan oleh Daki. Daki mencambung serangkaian serangan terhadap bangunan di sekitarnya. Serangannya berhasil melukai Tanjiro dan memotong lengan lelaki itu. Serangannya juga menghancurkan beberapa rumah dan membunuh pengintip yang lain.
Para pengintip yang selamat berteriak histeris. Tanjiro melihat pertumpahan darah di dekatnya dan mengatakan kepada lelaki itu untuk mengikat lengannya dengan tali.Â
Daki meninggalkan senyuman kepada Tanjiro dan langsung meninggalkannya. Tanjiro yang masih bisa berbicara, berhasil menghentikan langkahnya.
Daki terlihat kesal karena Tanjiro masih bisa berbicara. Daki mengatakan kepada Tanjiro untuk berhenti berbicara dengannya, karena Tanjiro hanyalah mayat busuk seperti yang lainnya. Tanjiro dibiarkan terdiam setelah mendengar perkataan Daki.Â
Tanjiro mengingat sebuah surat yang ditujukan kepadanya oleh Shinjuro Rengoku. Dalam surat itu, Shinjuro berterima kasih kepanya karena berduka atas kematian Kyojuro Rengoku, serta karena berteman dengan Senjuro.
Shinjuro mengungkapkan rasa malunya atas perilakunya ketika mereka pertama kali bertemu. Ia menjelaskan bahwa dirinya berkubang dalam kesedihan atas kematian istrinya dan ketidakmampuannya sebagai Hashira dan beralih ke alkohol.
Meskipun kehadirannya kurang sebagai seorang ayah, Kyojuro telah membuktikan dengan membaca 'Buku Petunjuk Napas Api' dan menjadi Hashira.Â
Shinjuro menulis dalam suratnya bahwa Tanjiro berbakat dengan kekuatan dan ditakdirkan untuk kebesaran seperti tanda lahir di dahinya. Namun, Tanjiro mengklaim bahwa Shinjuro salah karena tanda di dahinya bukanlah tanda lahir.
Tanjiro mengingat ketika ia mendapatkan tanda di dahinya. Kala itu, Tanjiro melindungi adik laki-lakinya dari tungku yang jatuh. Kemudian, Tanjiro memperparah lukanya saat 'seleksi final'.
Tanjiro pernah mendengar jika ayahnya mempunyai sedikit tanda lahir di dahinya. Tanjiro merasa dirinya berbeda dengan ayahnya. Tanjiro hanya memperolehnya, yang berarti dia bukan orang yang terpilih.Â
Meskipun Tanjiro bukan pengguna yang terpilih, dia menolak untuk mundur.
Ketika Daki berjalan menjauh dari Tanjiro, Tanjiro dengan cepat memegang salah satu kaki Daki dan memotong lehernya. Tapi, Daki berhasil menghindari serangan itu meski kehilangan salah satu kakinya. Ia memberi jarak kepada Tanjiro.
Meskipun Daki kehilangan salah satu kakinya, kemungkinan kemampuan regenerasinya berhasil mengembalikannya dalam hitungan detik.Â
Tanjiro mengatakan kepada Daki bahwa nyawa yang telah hilang tidak akan pernah kembali. Tanjiro mempertanyakan pada Daki tentang kenapa dirinya merenggut nyawa manusia, kenapa dirinya menindas orang lain.
Daki merasa tak asing dengan perkataan Tanjiro. Ia membayangkan salah satu pemburu iblis yang memiliki tanda di dahinya dan anting yang sama persis dengan milik Tanjiro.
Meskipun Daki tidak mengenalinya, Daki menyadari bahwa sosok tersebut adalah kenangan Muzan. Tanjiro terus mempertanyakan alasannya dan mengungkit dengan fakta bahwa dulunya Daki pernah menjadi manusia yang mengalami kesulitan juga.
Perkataan Tanjiro membuat Daki marah sampai meninju genteng. Daki menuntut Tanjiro agar berhenti mengoceh tentang masa lalu. Karena tidak mengingat tentang masa lalunya dan dirinya yang sekarang adalah iblis.
Daki memberitahu Tanjiro fakta tentang iblis, yaitu iblis tidak menua, tidak perlu uang untuk makan, tidak mati, tidak kehilangan apa pun, dan iblis kuat yang cantik bebas melakukan apa pun.
Setelah mendengar hal itu, Tanjiro langsung menyerang Daki. Daki mengeluarkan teknik darah miliknya, yaitu Teknik Darah : Tebasan Obi Delapan Lapis (Blood Demon : Eight-Layered Obi Slash) untuk mencegah Tanjiro mendekat.
Kepercayaan dirinya tumbuh ketika Daki percaya bahwa dirinya sekarang tidak tersentuh karena fakta bahwa ia telah kembali ke bentuk aslinya. Namun, Tanjiro dengan Tarian Dewa Matahari : Matahari yang Membara, berhasil memotong obi yang menghalangi jalannya.
Daki dibiarkan tertegun oleh luka-lukanya dan ketidakmampuan untuk beregenerasi.Â
Dengan terbukanya jalan itu, Tanjiro langsung menyerang Daki. Daki membela diri dari kesibukan serangan Tanjiro. Tanjiro terus menyerang sampai ia berhasil mengenai lehernya Daki.
Daki tidak sudi jika kepalanya ditebas oleh orang seperti Tanjiro. Meskipun Tanjiro berhasil mengenai lehernya, lehernya berubah menjadi obi.
Begitulah kelanjutan dari pertempuran Tanjiro dengan Daki. Apakah kematian Daki sudah di depan mata? Tunggu untuk kelanjutannya. Semoga terhibur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H