Meskipun kehadirannya kurang sebagai seorang ayah, Kyojuro telah membuktikan dengan membaca 'Buku Petunjuk Napas Api' dan menjadi Hashira.Â
Shinjuro menulis dalam suratnya bahwa Tanjiro berbakat dengan kekuatan dan ditakdirkan untuk kebesaran seperti tanda lahir di dahinya. Namun, Tanjiro mengklaim bahwa Shinjuro salah karena tanda di dahinya bukanlah tanda lahir.
Tanjiro mengingat ketika ia mendapatkan tanda di dahinya. Kala itu, Tanjiro melindungi adik laki-lakinya dari tungku yang jatuh. Kemudian, Tanjiro memperparah lukanya saat 'seleksi final'.
Tanjiro pernah mendengar jika ayahnya mempunyai sedikit tanda lahir di dahinya. Tanjiro merasa dirinya berbeda dengan ayahnya. Tanjiro hanya memperolehnya, yang berarti dia bukan orang yang terpilih.Â
Meskipun Tanjiro bukan pengguna yang terpilih, dia menolak untuk mundur.
Ketika Daki berjalan menjauh dari Tanjiro, Tanjiro dengan cepat memegang salah satu kaki Daki dan memotong lehernya. Tapi, Daki berhasil menghindari serangan itu meski kehilangan salah satu kakinya. Ia memberi jarak kepada Tanjiro.
Meskipun Daki kehilangan salah satu kakinya, kemungkinan kemampuan regenerasinya berhasil mengembalikannya dalam hitungan detik.Â
Tanjiro mengatakan kepada Daki bahwa nyawa yang telah hilang tidak akan pernah kembali. Tanjiro mempertanyakan pada Daki tentang kenapa dirinya merenggut nyawa manusia, kenapa dirinya menindas orang lain.
Daki merasa tak asing dengan perkataan Tanjiro. Ia membayangkan salah satu pemburu iblis yang memiliki tanda di dahinya dan anting yang sama persis dengan milik Tanjiro.
Meskipun Daki tidak mengenalinya, Daki menyadari bahwa sosok tersebut adalah kenangan Muzan. Tanjiro terus mempertanyakan alasannya dan mengungkit dengan fakta bahwa dulunya Daki pernah menjadi manusia yang mengalami kesulitan juga.
Perkataan Tanjiro membuat Daki marah sampai meninju genteng. Daki menuntut Tanjiro agar berhenti mengoceh tentang masa lalu. Karena tidak mengingat tentang masa lalunya dan dirinya yang sekarang adalah iblis.