Mereka yang memeluk Minato, melepaskan pelukannya karena dianggap menyakitinya. Namun, Minato tidak mengetahui siapa mereka. Wajah mereka sedikit terkejut setelah mendengar kalimat yang diucapkan Minato. Mereka adalah teman Minato saat di klub polo air di SMP.
Seorang lelaki yang mengenakan jas memberikan sesuatu kepada ibunya Minato. Lelaki itu adalah konsultan klub dan juga pelatih, Bizen. Lelaki yang memiliki rambut warna hitam memegang pundak Minato dan memberitahu kalau mereka sudah tiga tahun bersama-sama. Lelaki itu adalah Momo. Mereka berempat, yaitu Minato, Momo, lelaki dengan kepala botak, dan lelaki yang berambut coklat, disebut Empat Raja Langit Shogaku.
Mereka memberitahu kepada Minato semua tentang pengalaman mereka. Tetapi, Minato tetap tidak bisa mengingatnya. Kamar rumah sakit tersebut diisi oleh kepedulian, dan kata maaf seseorang karena melupakan semua hal yang sudah terjadi.
Empat bulan kemudian, Minato akhirnya bisa keluar dari rumah sakit. Â Ia melihat semua pemandangan yang dimana tidak ada bedanya selama tiga tahun yang lalu. Minato melihat pantulan wajahnya di kaca mobil dan berkata bahwa dirinya lah yang berubah banyak. Mulai dari tingginya bertambah 20cm, wajahnya juga ikut berubah.
Minato kembali kerumahnya, yaitu toko Butik Kiyomizu. Ayahnya membuat semua produk lokal toko dari denim. Saat memasuki toko atau rumahnya, ia melihat semuanya tidak ada yang berubah. Minato melihat seekor kura-kura kecil yang berjalan di lantai. Kura-kura itu diberi nama Kame Kichi. Dalam ingatan Minato, Kame Kichi saat itu masih kecil. Dan sekarang, Kame Kichi menjadi maskot di toko.Â
Minato mengingat tentang sesuatu yang ia jual. Itu adalah karya Minato saat usianya 4 tahun seperti patung boneka yang jelek dan dijual dengan harga 500 yen. Asumi mengatakan tak akan ada yang mengambil dan melihat karya tersebut. Ibunya menyalakan lampu dan bersyukur masih bisa mendengar mereka menyanyi lagi.Â
Ibunya meminta maaf kepada Minato, karena ibunya lah ia mengalami kecelakaan dan melukai dirinya. Minato sambil tersenyum dan mengatakan kalau dirinya tak peduli masalah itu sejak awal. Saat itu, Minato masih mengenakan tongkat untuk membantu dirinya berjalan. Minato mencoba menghilangkan kesedihan di wajah Ibunya dan memberikan semangat.
Minato tidak ingin melihat ibunya sedih dan ia berkata kalau ia akan bermain polo air kepada ibunya. Dan ia berjanji akan memenangkan kejuaraan. Meskipun telah berkata begitu, Minato yang berada di kamarnya melihat foto saat timnya memenangkan perlombaan. Tapi, tetap saja ia tak merasakan apa-apa setelah melihat foto itu.
Minato mengambil satu buku yang di dalamnya terdapat beberapa penanda halaman. Saat dibuka tepat di halaman yang membahas remain. Minato membaca tentang kesalahan dalam polo air. Hanya beberapa kalimat saja, Minato mengeluh karena ia tidak bisa memahami hal tersebut.Â
Minato meletakkan buku tersebut dan kembali melihat dirinya yang mengangkat piala. Minato membuka jaketnya dan melihat ke cermin. Ia memperhatikan tubuhnya yang sudah tidak sama seperti waktu ia masih bermain polo air. Â
Minato menuruni tangga, ia mengeluhkan dirinya yang kehilangan tubuh sixpack-nya dalam waktu setengah tahun. Minato ingin bilang kepada ibunya kalau ia tidak ingin main polo air lagi. Minato mengintip ayah dan ibunya yang sedang melayani para pelanggan.Â