Mohon tunggu...
ALFINA FISA MUNTASYA
ALFINA FISA MUNTASYA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

membaca karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tunda tapi Tak Terulang

12 November 2024   08:20 Diperbarui: 12 November 2024   08:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kehidupan berjalan seiring waktu, terus berlanjut tak dapat dihentikan dan diulang, tak kenal sedih atau bahagia nya seseorang, seperti kehidupan wanita ini, ia sedang terdiam dalam lamunannya dengan tubuh meringkuk memeluk lutut dan tatapan mata yang kosong tak berarah. 

Pikirannya kacau, tapi ia hanya bisa menangis dan menyesalinya, ia kesal dan marah pada dirinya sendiri namun, ia melakukan itu atas keinginannya sendiri dan tanpa perintah siapa pun. Tanpa disadari ia tertidur dalam tangisnya, ia bangun keesokan pagi dengan mata sembab. 

"Astaga, bagaimana aku bisa pergi kerja dengan mata sembab ini." ia terkejut melihat mata nya yang sudah bengkak akibat menangis tadi malam.

Akhirnya, ia mengompres mata bengkak itu menggunakan es batu,tak lama bengkak nya pun mulai mereda. Ia segera bersiap-siap untuk berangkat kerja, ia menjalani hidupnya seperti biasa, bekerja di pabrik gitar dengan gaji yang cukup membuatnya betah bekerja di sana apalagi bekerja dengan teman yang cukup asyik dan sangat sportif. Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB yang menjadi pertanda bahwa jam kerja shift 1 sudah selesai, ia bersiap untuk pulang dan berpamitan dengan teman-temannya. sesampainya di kos tiba tiba

"Dissa tunggu" ucap seorang wanita dengan sedikit berteriak. Dissa terkejut dan langsung menoleh ke sumber suara, "ya ampun, kau membuatku terkejut saja." jawab Dissa kesal dengan berjalan menghampiri sang pemilik suara itu. 

Dia adalah Zara teman Dissa waktu di tingkat SMA, dulu mereka tidak terlalu dekat, namun karena tinggal di 1 kost yang sama mereka jadi lebih akrab. Mereka lulus 3 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2021 dan dimana sekarang mereka sudah berumur 21 tahun.

"ini ada sedikit makanan, dari ibuku tadi ia kesini" ucap Zara dengan menjulurkan bungkusan makanan yang ia bawa. "Wah terima kasih ya Zar aku jadi lebih hemat hari ini." Jawab Dissa sambil tersenyum lebar. Ia mengambil makanan itu dan bergegas menuju kamar untuk membersihkan diri dan bersantai, ia suka sekali membaca buku dan menulis cerita di buku hariannya.

    Langit mulai kehilangan cahayanya dan Dissa mulai merenung teringat kembali akan masa dimana ia masih remaja, saat itu Dissa masih duduk di bangku kelas 10 SMA, ia sangat cantik dan termasuk anak yang populer, dengan rambut panjang menjuntai sepinggang dan poni yang menutupi dahinya. Dissa tak suka mengikat rambutnya karena itu membuatnya pusing, tapi alasan lain ia juga tak pandai untuk mengikat rambutnya, maka dari itu ia sering mengurai rambutnya. Ia merupakan anak yang cukup malas karena ia sering menunda-nunda pekerjaan nya,

"Nanti sajalah, aku masih ingin istirahat." Ucapnya saat mencari alasan untuk tidak segera mengerjakan tugasnya. 

Dissa anak yang pintar namun ia bukan anak yang rajin, maka dari itu ia sering meremehkan tugas-tugas yang ada. Namun ia memiliki teman yang selalu mengingatkan dan menasehatinya untuk segera mengerjakan tugas, Dia Letta anak yang pintar dan rajin.

"Dissa, sudah cukup istirahat nya, ayo cepat kerjakan tugas nya dikumpulkan hari ini." Letta berkata dengan nada rendah dan disahuti Dissa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun