Di zaman yang serba cepat ini, sering kali kita lupa bahwa anak-anak juga memerlukan waktu untuk mengeksplor dan bermain. Bermain merupakan cara bagi anak untuk belajar mengenali lingkungan dan menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting dan mendasar terutama bagi anak usia dini. Bermain memiliki peranan yang signifikan dalam perkembangan fisik, kognitif, bahasa, dan sosial anak. Selain itu, bermain juga bermanfaat untuk merangsang kreativitas, meningkatkan kecerdasan otak, mengatasi konflik, melatih empati, mengasah panca indera, sebagai terapi, dan melakukan penemuan (Pratiwi, 2017). Metode Emmi Pikler mengajarkan bahwa kebebasan bermain bukan hanya tentang bersenang-senang, melainkan sebuah fondasi penting bagi perkembangan fisik, emosional, serta sosial anak. Pendekatan ini menekankan kemandirian dan eksplorasi serta memberikan ruang bagi anak untuk belajar melalui pengalaman yang mereka ciptakan sendiri (Sagastui et al., 2020).
Pendekatan Pikler bertujuan untuk memastikan bahwa anak mendapatkan keamanan fisik dan emosional, serta didukung dalam perkembangan mereka. Pendekatan ini menghargai anak sebagai individu yang mampu dan meyakini bahwa perkembangan alami dapat berlangsung optimal ketika mereka memiliki hubungan yang mendalam dengan pengasuhan (Salasa et al., 2021). Kesibukan hidup di era modern ini, membuat rutinitas yang padat kerap menyita perhatian orang tua dan melupakan esensi bermain bagi anak-anak mereka. Namun, sebuah pendekatan yang dikenal sebagai metode Emmi Pikler ini mengajak untuk kembali memperhatikan pentingnya kebebasan bermain. Dengan prinsip kemandirian dan eksplorasi, metode ini memberikan ruang bagi anak untuk belajar melalui pengalaman mereka sendiri tanpa tekanan dari lingkungan sekitar. Melalui bermain bebas, anak-anak tidak hanya mengembangkan keterampilan fisik, tetapi juga kemampuan sosial dan emosional yang sangat penting untuk perkembangan mereka di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Santer, 2007 (dalam Wahyuni, 2023) yang berpendapat bahwa bermain bebas dapat diartikan secara luas sebagai kegiatan bermain yang dipimpin oleh anak itu sendiri dan dilaukan dengan suka rela tanpa adanya tekanan dan paksaan dari siapapun. Namun, orang tua dan pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan bermain yang mendukung serta menyediakan fasilitas yang aman bagi anak.
Dalam pendekatan ini, anak-anak didorong untuk bermain tanpa batasan yang ketat, sehingga mereka dapat mengembangkan kreativitas dan kemandirian. Orang tua maupun pendidik hanya berperan sebagi pendamping anak yang menentukan lingkungan bermain anak untuk permainan bebas. Misalnya, seorang anak yang diberikan waktu untuk bermain dengan balok tidak hanya belajar tentang bentuk dan keseimbangan, tetapi juga berlatih memecahkan masalah dan berinteraksi dengan teman-temannya. Metode ini mengajak para pendidik dan orang tua untuk melihat bagaimana kebebasan dalam bermain dapat mengoptimalkan perkembangan fisik, emosional, dan sosial anak.
Pentingnya pendekatan ini juga terlihat dalam cara anak mengatasi tantangan saat bermain. Bermain dapat memberikan stimulasi bagi anak untuk menjalani berbagai tugas perkembangan mereka, dan juga dapat menjadi dasar yang kokoh untuk menemukan solusi atas masalah di masa depan (Hayati & Putro, 2021). Contohnya ketika anak menghadapi kesulitan, seperti menyusun balok yang tinggi tanpa jatuh, mereka belajar untuk tidak menyerah dan mencari solusi kreatif. Proses ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri, tetapi juga membantu mereka memahami bahwa kesalahan adalah bagian dari pembelajaran. Selain itu, interaksi sosial yang terjadi saat bermain bersama teman sebaya mengajarkan mereka keterampilan komunikasi dan kerjasama. Interaksi sosial merupakan salah satu aspek perkembangan yang dialami anak. Hubungan sosial anak dapat dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam mengambil peran sosial, yang pada gilirannya membantu anak memahami pemikiran tentang diri sendiri dan sikap terhadap orang lain (Batinah et al., 2022). Dengan begitu, metode Emmi Pikler tidak hanya menciptakan ruang untuk bermain, tetapi juga membangun karakter yang kuat dan keterampilan hidup yang esensial bagi anak-anak.
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan diri sangat signifikan. Teori psikoanalisis menekankan bahwa pengalaman awal dan interaksi dengan lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian anak. Prinsip dasar psikoanalisis menunjukkan bahwa perkembangan ego dan kepribadian dipengaruhi oleh hubungan awal dengan orang dewasa dan lingkungan sekitar.
Pendekatan Emmi Pikler memiliki dampak positif dalam lingkungan belajar. Dimana ketika anak-anak dibebaskan untuk bermain dan berekplorasi, suasana kelas menjadi lebih harmonis dan penuh energy (Sagastui et al., 2020). Dengan menerapkan metode ini, kita akan melihat peningkatan kolaborasi antar anak, dimana anak akan belajar untuk berbagi, bergiliran, dan mendukung satu sama lain.
Implementasi pendekatan Emmi Pikler di Indonesia memerlukan kolaborasi antara pendidik, orang tua, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kebebasan bermain anak. Pertama, pelatihan bagi pendidik sangat penting agar mereka memahami prinsip-prinsip dasar Pikler, termasuk pentingnya observasi dan pengamatan terhadap anak saat bermain. Selanjutnya, sekolah dan taman kanak-kanak harus menyediakan ruang yang aman dan mendorong eksplorasi, dengan berbagai alat permainan yang dapat merangsang kreativitas. Selain itu, program kerja sama antara orang tua dan sekolah dapat membantu orang tua memahami peran mereka dalam mendukung kebebasan bermain anak di rumah. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pikler ke dalam kurikulum dan kegiatan sehari-hari, kita dapat membangun sebuah sistem pendidikan yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial anak, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.
Dengan banyaknya kelebihan yang ditawarkan, metode Emmi Pikler menunjukkan bahwa kebebasan bermain adalah kunci untuk mengembangkan potensi anak secara menyeluruh. Pentingnya untuk kembali mengingat nilai-nilai dasar dari pendidikan yang berfokus pada pertumbuhan alami dan eksplorasi. Mendorong anak untuk bermain dengan cara yang bebas dan kreatif bukan hanya membentuk kemampuan mereka di masa kini, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan. Dengan mengutamakan kebebasan dan kepercayaan, metode Emmi Pikler tidak hanya menciptakan individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga pribadi yang penuh empati, inovatif, dan siap berkontribusi positif bagi lingkungan di sekitarnya.
REFERENSI
Batinah, B., Meiranny, A., & Arisanti, A. Z. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial Pada Anak Usia Dini: Literatur Review. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 9(1), 31--39. https://doi.org/10.35316/oksitosin.v9i1.1510
Hayati, S. N., & Putro, K. Z. (2021). Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Islam Usia Dini, 4 nomor 1, 1--13.
Pratiwi, W. (2017). Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5((2)), 106--117.
Sagastui, J., Herrn, E., & Anguera, M. T. (2020). A Systematic Observation of Early Childhood Educators Accompanying Young Children's Free Play at Emmi Pikler Nursery School: Instrumental Behaviors and Their Relational Value. Frontiers in Psychology, 11, 1--12. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.01731
Salasa, A. R., Muliasari, H., Zumrotin, S. E., Marshela, E. N. D., & Salsabila, T. V. (2021). Metode Pendidikan Anak Usia Dini. A l M u m t a Z: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan, 1 (1)(46), 47--58. https://digilib.uin-suka.ac.id/id/document/572320
Wahyuni, A. (2023). Bermain Bebas Dan Kreativitas Pada Anak Usia Dini. Tarbiyah Darussalam: Jurnal Ilmiah Kependidikan Dan Keagamaan, 7(01), 82. https://doi.org/10.58791/tadrs.v7i01.285
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H