Mohon tunggu...
Alfina Aisyah Febrianti
Alfina Aisyah Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik antara Ojek Tradisional dengan Ojek Online karena Adanya Perubahan Teknologi

2 Juli 2023   11:45 Diperbarui: 2 Juli 2023   11:53 1617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penolakan pengemudi ojek tradisional terhadap pengemudi ojek online disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru. Setiap kelompok pasti memiliki kepentingan sehingga ketika kelompok tersebut memiliki kepentingan yang sama terhadap suatu objek, maka dapat menimbulkan konflik diantara mereka. Pada konflik antara pengemudi ojek online dengan ojek tradisonal, kepentingan yang dimaksud yaitu kepentingan ekonomi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soerjono Soekanto yang menyatakan bahwa faktor penyebab konflik diantaranya yaitu adanya kepentingan dari masing-masing pihak yang berkonflik. Kepentingan yang dimaksud bisa kepentingan ekonomi, politik dan lainnya (Soerjono Soekanto, 2017:90).

Dalam teori konflik Karl Marx, konflik muncul sebagai hasil dari ketidaksetaraan struktural dalam masyarakat yang dihasilkan oleh faktor-faktor ekonomi. Dalam konteks perubahan teknologi dan eksistensi ojek tradisional, konflik terjadi antara kelas buruh (ojek tradisional) dan kelas pemilik modal (platform transportasi online). Ojek tradisional mengalami penurunan pendapatan, ketidaksetaraan akses, dan perubahan peran sosial akibat dominasi ekonomi dan kekuasaan yang dimiliki oleh platform transportasi online.

Dalam analisis dengan pendekatan teori konflik Karl Marx, ditemukan bahwa ojek tradisional mengalami penurunan pendapatan akibat persaingan tidak seimbang dengan platform transportasi online yang memiliki sumber daya yang lebih besar. Ketimpangan kekuasaan dan distribusi sumber daya juga menyebabkan ketidaksetaraan akses ojek tradisional terhadap pasar yang diatur oleh platform digital. Perubahan peran sosial ojek tradisional juga terjadi karena mereka menghadapi ancaman terhadap eksistensi dan identitas mereka sebagai agen ekonomi dan sosial dalam masyarakat.

Kesimpulan

Dalam konteks perubahan sosial akibat perkembangan teknologi di industri transportasi, terutama dalam hubungan antara ojek tradisional dan platform transportasi online seperti Gojek, teori konflik Karl Marx memberikan pemahaman mendalam tentang ketimpangan struktural, distribusi sumber daya, dan perubahan peran sosial. Ojek tradisional menghadapi tantangan signifikan dalam mempertahankan eksistensinya dan menghadapi perubahan sosial yang kompleks.

Rekomendasi 

Artikel ini direkomendasikan kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah mitigasi ketimpangan dalam industri transportasi dengan mengembangkan regulasi yang adil dan memastikan akses yang setara bagi ojek tradisional dan platform transportasi online. Selain itu, direkomendasikan pula kepada ojek tradisional untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan memanfaatkan peluang yang ada dalam platform digital. Terakhir, platform transportasi online perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosial mereka terhadap ojek tradisional dengan memastikan kemitraan yang adil dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan serta keberlanjutan usaha bagi ojek tradisional.

Daftar Pustaka

Roesdijanto, R., Tutuko, P., David, R., & Sonalitha, E. (2016). Transformasi ojek tradisional ke ojek online. Jurnal Studi Managemen dan Bisnis, 3(1), 76-79.

Hasanah, N., Triyanto, T., & Rusnaini, R. (2019). Anatomi Konflik antara Pengemudi Ojek Online dengan Ojek Konvensional di Kota Surakarta. Jurnal PPKn: Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 7(2), 145-160. 

Pratiwi, A. (2017). KONFLIK SOSIAL ANTARA PENGENDARA OJEK ONLINE DENGAN PENGENDARA OJEK PANGKALAN DI CURUG, KELURAHAN BOJONGSARI KOTA DEPOK. Makna: Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa, dan Budaya, 2(1), 1-14. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun