Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini berkembang dengan sangat pesat. Banyak aspek dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh perkembangan IPTEk tersebut. Aspek terbesar Keterampilan berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai keterampilan tingkat tinggi yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan penyelidikan dalam sebuah proses pembelajaran. Keterampilan tersebut perlu dilakukan peninjauan tidak hanya oleh guru atau instruktur tetapi juga oleh teman sejawat dengan tujuan untuk mengasah keterampilan berpikir kritis setiap peserta didik.
Model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) dapat mendukung keterampilan tersebut karena tahapannya banyak melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, untuk mengoreksi dan mengkritisi argumen peserta didik yang lainnya dalam sebuah kelas atau kelompok belajar. Argument-Driven Inquiry (ADI) adalah sebuah model pembelajaran yang di dalamnya memungkinkan adanya aktivitas peserta didik untuk mendesain pertanyaan penelitian untuk kemudian mereka akan merancang sebuah kesimpulan sendiri, serta memberikan kesempatan keada peserta didik untuk terlibat dalam sebuah sesi argumentasi yang di dalamnya melibatkan dengan berbagi ide, dukungan, untuk kemudian dan mendiskusikannya bersama.
Secara singkat, model pembelajaran ADI ini ialah sebuah model pembelajaran yang di dalamnya terdapat penekanan pada proses membangun/mengkonstruksi argumen dan memvalidasi argument atau pengetahuan tersebut melalui kegiatan penyelidikan. Model ini didesain untuk menciptakan sebuah kelompok belajar di mana peserta didik dapat memahami cara membuat penjelasan ilmiah, men-generalisasikan fakta-fakta ilmiah, melibatkan data-data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah serta merefleksikan kembali hasil diskusi yang telah dilakukan.
Dalam praktiknya, model pembelajaran ADI seringkali dirancang agar peserta didik terlibat dalam sebuah praktikum selama penyelidikan laboratorium. Selain itu, peserta didik akan mendapatkan feedback/umpan balik dan bimbingan ekplisit untuk memperbaiki setiap aspek dari sebuah pengetahuan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
Tahapan model ADI adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Topik Utama
Pada tahap ini, guru menyajikan topik utama untuk dikenali oleh peserta didik. Topik utama yang diangkat dan dibahas oleh guru adalah topik yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Tahapan ini bertujuan agar peserta didik dapat fokus dan memusatkan konsetrasi pada pembelajaran, serta untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu, tahap ini juga bermaksud agar peserta didik memberikan perhatiannya kepada proses pembelajaran.
Aplikasi tahap awal ini dapat dilakukan dengan cara guru menampilkan sebuah video, menyajikan artikel maupun gambar atau persoalan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Pada tahap ini guru juga mengajukan pertanyaan terkait topik yang telah dimunculkan, meminta peserta didik untuk menjawab dan membuat sebuah argumentasi. Argumentasi yang diberikan oleh peserta didik diharapkan terdiri atas klaim (claim), bukti (data) dan alasan, kemudian menuliskannya pada lembar kerja yang telah disiapkan.
2. Investigasi dan penghimpunan data
Tahap ini berisikan aktivitas peserta didik dalam melakukan proses penghimpunan/pengumpulan data. Data yang diperoleh dapat berupa hasil dari sebuah eksperimen/percobaan dalam kelompok atau tim. Tujuan dari eksperimen tersebut adalah untuk menemukan jawaban dari sebuah masalah atau pertanyaan yang diajukan oleh guru sebelumnya. Pada tahap ini peserta didik juga berkesempatan untuk menganalisa penjelasan atau data-data pada kelompok mereka masing-masing.
Untuk setiap investigasi, peserta didik akan memiliki daftar materi dan beberapa saran umum tentang cara mulai mengumpulkan data, akan tetapi tidak ada petunjuk rinci yang harus diikuti. Masing-masing kelompok peserta didik berhak untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dan mengoordinasikan upaya mereka sehingga semua orang terlibat. Selama tahap model ini, tujuan instruktur laboratorium adalah untuk mendukung peserta didik saat mereka melakukan investigasi.
3. Produksi Argumen Tentatif
Tahap ini terdiri dari proses instruksi guru terhadap peserta didik untuk menyusun argumen. Peserta didik dalam kelompok diberikan kebebasan untuk berargumentasi dan mencari informasi-informasi tambahan dengan menggunakan internet ataupun sumber literatur lainnya. Proses ini akan membantu peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam mengembangkan informasi atau pengetahuan dasar masing-masing terkait dengan data apa saja yang boleh mereka gunakan, mana sumber yang berlaku valid dan meyakinkan yang dapat mereka gunakan untuk mendunkung argumen mereka. Argumen peserta didik dalam kelompok ini dapat dituliskan pada sebuah lembar kerja yang disediakan atau dalam bentuk poster.
4. Sesi Argumentasi
Tahap ini dilaksanakan setelah peserta didik selesai berdiskusi, dan mencari beberapa informasi tambahan untuk menambahkan dan menyempurnakan argumentasi yang telah dibuat. Pada tahap ini membuat guru mempunyai peran sebagai moderator. Peserta didik dari masing-masing kelompok memiliki kesempatan untuk menjelaskan argumentasi yang sudah dibuat, memberikan usulan, dukungan, kritis maupun dugaan atau penjelasan lainnya. Peserta didik yang berassal dari kelompok-kelompok kecil yang lain saling berbagi argumen, mendukung maupun menyanggah argumen kelompok lain untuk menentukan klaim mana yang paling bisa diterima atau yang paling valid. Selain itu, peserta didik juga bisa memberikan perbaikan pada klaim untuk agar klaim tersebut menjadi lebih valid.
5. Diskusi Reflektif Eksplisit
Tahap selanjutnya adalah tahap diskusi reflektif eksplisit, di mana peran guru adalah menstimulus peserta didik untuk mengkesplor argumen yang mereka miliki. Argumentasi tersebut diharapkan dapat dilibatkan atau diikutkan ke dalam sebuah proses penyelidikan penyelidikan. Tujuannya adalah untuk membuktikan kebenaran atau kesesuaian argumentasi yang telah dibuat dengan masalah yang ada.
6. Pembuatan Laporan Penyelidikan
Tahap ini berisikan aktivitas di mana peserta didik menyusun sebuah laporan penyelidikan atau laporan investigasi. Masing-masing kelompok kemudian akan mengumpulkan laporan tersebut. Laporan yang dikumpulkan merupakan laporan kasar atau laporan sementara yang berisi tujuan, metode dan hasil penyelidikan.
Laporan investigasi yang dimaksud harus menjawab tiga pertanyaan berikut ini
- Apa yang Anda coba jelaskan atau apa yang Anda cari tahu dan mengapa?
- Bagaimanakah cara Anda menyelesaikan hal ini? Mengapa Anda memilih penyelidikan dengan cara ini?
- Apa argumen Anda terkait permasalahan atau fenomena tersebut?
7. Double Blind Peer Review
Pada tahap ini, dilakukan sebuah peninjauan terhadap laporan yang sudah disusun pada tahap sebelumnya. Peninjauan dilakukan secara berpasangan. Laporan akan diberi label dengan nomor yang ditetapkan. Jumlah salinan sesuai dengan jumlah anggota tim peninjau. Tim peninjau akan membaca laporan investigasi dan berkolaborasi dalam melengkapi lembar peer review. Peninjau harus mengidentifikasi kekurangan dalam laporan dan membuat saran untuk perbaikan pada lembar peer review. Semua komentar dan koreksi juga harus dikonsolidasikan ke dalam satu salinan laporan investigasi. Sebelum setiap sesi peer review, instruktur akan menyoroti konsep-konsep kunci yang harus dibahas di masing-masing dari tiga bagian laporan.Â
Lembar review yang digunakan pada tahap ini merupakan rubrik penilaian argumentasi. Langkah ini memberi ruang kepada peserta didik untuk memberikan feedback kepada kelompok lainnya. Hasil revisi pada laporan kemudian akan dikembalikan kepada kelompok asal untuk direvisi.
8. Revisi Laporan Berdasarkan Hasil Peer Review
Tahap terakhir dari model ADI ini terdiri dari proses revisi hasil peer review yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peserta didik akan dibimbing oleh guru untuk memperbaiki atau merevisi laporan penyelidikannya. Peserta didik juga berhak untuk memberikan umpan balik dalam bentuk laporan revisi yang baru. Pada tahap ini peserta didik dapat saling bertukar dan berbagai informasi-informasi, saling memberikan koreksi/revisi, dan melengkapi data-data yang telah didapatkan oleh kelompok lain. Pada tahapan ini, guru juga akan menilai laporan investigasi menggunakan rubrik penilaian. Instruktur juga akan memeriksa peer review untuk melihat apakah peninjau mencatat kekurangan yang tidak dibahas dalam revisi.
Namun yang perlu digarisbawahi, model ADI dapat secara maksimal diterapkan dalam blended learning pada materi-materi yang membutuhkan praktikum. Untuk mendiskusikan sebuah masalah, model ADI dapat diaplikasikan pada blended learning didukung dengan beberapa platform belajar yang memungkinkan peserta didik melakukan diskusi berkelompok seperti memanfaatkan fitur breakout room pada aplikasi Zoom Meeting. Model ADI dapat mendukung keterampilan berpikir kritis peserta didik karena tahapan/sintaksnya memungkinkan peserta didik untuk menyelidiki, mencari, menganalisis sebuah argumen yang valid dan dapat diterima secara umum, sehingga harapannya peserta didik dapat terbiasa untuk terampil dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang secara kritis didasari dengan argumen yang valid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H