Mohon tunggu...
Alfi Suzuran
Alfi Suzuran Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Karakteristik Perkembangan Ekonomi Islam Kontemporer

7 Maret 2018   06:28 Diperbarui: 7 Maret 2018   09:38 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Karkteristik Ekonomi

Yusuf al-Qardhawi menyatakan bahwa ekonomi islam itu adalah ekonomi yang berasaskan ketuhana, berwawasan kemanusiaan, berakhlak, dan ekonomi pertengahan. Adapun nilai-nilai utama yang terdapat dalam ekonomi islam ada empat sehingga menjadi karakteristik ekonomi islam yaitu:

Iqtishad Rabbani (Ekonomi Ketuhanan)

Ekonomi islam adalah ekonomi Ilahiyyah karena titik awalnya berangkat dari Allah  dan tujuannya untuk mecapai ridha Allah.

Iqtishad Akhlaqi (Ekonomi Akhlak)

Kesatuan antara ekonomi dengan akhlak ini semakin jelas terlihat pada setiap aktivitas ekonomi, baik yang berkaitan dengan produksi, konsumsi, distribusi, dan sirkulasi.

Iqtishad Insani  (Ekonomi Kerakyatan)

Ekonomi islam bertujuan untuk mewujudkan kehidupan yang baik dengan memberi kesempatan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Unutk itu, manusia perlu hidup dengan pola kehidupan rabbanisekaligus manusiawi sehinga ia mampu melaksanakan kewajiban kepada tuhan, kepada dirinya, keluarga, dan kepada manusia lain secara umum .

Iqtishad Washathi (Ekonomi Pertengahan)

Karakteristik islam adalah sikap pertengahan, seimbang antara dua kutup (aspek duniawi dan ukhrawi) yang berlawanan dan bertentangan.

Washathiyyah (Pertengahan atau Keseimbangan) merupakan nilai-nilai yang utama dalam ekonomi islam. Bahkan nilai-nilai ini menurut Yusuf al-Qaradhawi merupakan ruh atau jiwa dari ekonomi islam. Ciri khas pertengahan ini tercermin dalam keseimbangan yang adil yang ditegakkan oleh individu dan masyarakat.

Macam-Macam Karakteristik Ekonomi Islam

Tujuan Ekonomi Islam

Tujuan akhir ekonomi islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat islam itu sendiri (maqashid asy syari'ah),yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat.Inilah kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia,buksn kebahagiaan semu yang sering kali pada akhirnya justru melahirkan penderitaan dan kesengsaraan.

Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan dasar sekaligus tujuan utama dari syariat islam(mashlahah al ibad),karenanya juga merupakan tujuan ekonomi islam.

Moral sebagai Pilar Ekonomi Islam

Setiap orang islam prelu berperilaku sesuai dengan ajaran islam atau mewujudkan perilaku homo Islamicus. Artinya, moral islam menjadi pegangan pokok dari para pelaku ekonomi yang menjadi panduan mereka untuk menentukan suatu kegiatan adalah baik atau buruk sehingga perlu dilaksanakan atau tidak.

Hanya dengan moral islam inilah bangunan ekonomi islam dapat tegak dan hanya dengan ekonomi islam-lah falah dapat dicapai. Peranan moral sebagai pilar ekonomi islam juga bisa dilihat dari posisi kunci yang dimilikinya.

Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam

Moral islam sebagai pilar ekonomi islam perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi nilai-nilai yang lebih terinci sehingga pada akhirnya dapat menjadi rumusan penuntun perilaku para pelaku ekonomi. Nilai-nilai ini merupakan sisi normatitif dari ekonomi islam yang berfungsi mewarnai atau menjamin kualitas perilaku ekonomi setiap individu.

Ekonomi akan membawa kepada falah ketika mampu membawa hokum-hukum buatan manusia ini kembali kepada hokum universal, yaitu hokum Allah yang kadang disebut dengan hukum alam oleh masyarakat konvensional. DDalam pelaksanaannya nilai tauhid ini diterjemahkan dalam banyak nilai dan terdapat tiga nilai dasar yang menjadi pembeda ekonomi islam dengan lainnya yaitu:

Adl

Keadilan (adl) merupakan nilai paling asasi dalam ajaran islam. Menegakkan keadilan dan memberantas kezaliman adalah tujuan utama dari risalah para Rosul-Nya.

Khilafah

Nilai khilafah secara umum berarti tanggung jawab sebagai pengganti atau utusan Allah dialam semesta. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi, yaitu menjadi wakil Allah untuk memakmurkan bumi dan alam semesta.

Takaful

Islam mengajarkan bahwa seluruh manusia adalah bersaudara. Sesama orang Islam adalah saudara dan belum sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya melebihi cintanya pada diri sendiri.

Prinsip-prinsip Ekonomi dalam Islam

Prinsip ekonomi dalam islam merupakan kaidah-kaidah pokok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi islam yang digali dari Al-Qur'an dan Sunnah. Prinsip ekonomi ini berfungsi sebagai pedoman dasar bagi setiap individu dalam berperilaku ekonomi.

Prinsip-prinsip yang akan menjadi kaidah-kaidah pokok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi islam diantaranya: Kerja, kompensasi, efisiensi, profesionalisme, kecukupan, pemerataan kesempatan, kebebasan, kerja sama, persaingan, keseimbangan, solidaritas, informasi simetri.

Basis Kebijakan Ekonomi Islam

Yang dimaksud denga basis kebijakan disini ialah segala sesuatu yang akan menjadi persyaratan bagi implemnasi ekonomi is, sebagai suatu kharusan. Sebagai sebuah basis, maka eksistensi hal-hal dibawah ini mutlak harus diusahakan, sebab jika tidak maka akan menggangu optimalitas dan efekivitas implementasi ekonomi islam. Basis kebijakan ini, yaitu sebagai berikut.

Penghapusan Riba

Islam telah melarang segala bentuk riba karena ia harus dihapuskan dalam ekonomi islam. Pelarangan riba secara tegas ini dapat dijumpai dalam Al-Qur'an maupun Hadits.

Pelembagaan Zakat

Implementasi pengelolaan zakat tidak terbatas pada suatu komunitas Muslim kecil, namun melingkupi satu Negara. Dalam pemikiran yang ideal, pengelolaan zakat pada era sekarang sebaiknya mengacu pada strategi pelembagaan yang kondisinya memungkinkan.

Pelarangan Gharar

Ajaran Islam melarang aktivitas ekonomi yang mengandung gharar. Dari segi bahasa, gharar berarti risiko, atau juga ketidakpastian. Gharar adalah transaksi dengan hasil (outcome) tidak dapat diketahui atau di prediksi. Pelarangan gharar membawa implikasi dihapuskannya berbagai bentuk kegiatan yang mendorong spekulasi dan perjudian dalam berbagai aktivitas ekonomi.

Pelarangan Yang Haram

Dalam ekonomi islam segala sesuatu yang dilakukan harus halalan toyyiban, yaitu benar secara hukum islam dan baik dari perspektif nilai dan moralitas islam. Kebalikan dari halalan tiyyiban adalah haram, yaitu sesuatu jika dilakukan akan menimbulkan dosa.

Paradigma Ekonomi Islam

Paradigma adalah serangkaian pandangan yang menghubungkan suatu yang idealisme yang abstrak dengan yang gambaran praktik yang tampak. Dalam hal ini paradigm ekonomi islam mencerminkan suatu pandangan dan perilaku yang mencerminkan pencapain falah. Paradigma ekonomi islam bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu paradigma berpikir dan berperilaku (behavior paradigm) yaitu spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku, dan paradigma umum (grend pattern) yaitu gambaran yang mencerminkan keadaan masyarakat yang berpegang teguh pada paradigm berperilaku, yang memunculkan grand pattern dari setiap aktivitas. Sebagai gambaran, paradigm yang terbentuk dari kapitalisme adalah individual materialism dalam berfikir, dan paradigm mekanisme pasar dala berperilaku ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun