Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untuk Kamu yang Cantik

5 Juli 2024   01:21 Diperbarui: 26 November 2024   08:13 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pikir, saya juga berdusta lagi untuk tidak terkejut melihat dia disana, saya terkejut tapi saya cukup pandai untuk menyimpannya, dan cukup berpengalaman mengendalikan diri, ya minimal saya berusaha mengendalikan diri. Itu lah mengapa saya berusaha menuliskan cerita ini dengan baik dan sebisa mungkin cerita yang benar adanya.

Jarak kami tak jauh, mungkin sepuluh meter, saya disini dan dia diseberang sana, dan saya yakin dia tidak melihat saya,

entah bagaimana dia tiba-tiba berdiri disana, dan memasuki mobilnya...dan tidak lama kemudian dalam isapan rokok saya yang kesekian kali, mobil dia berjalan menjauh.

Saya tidak bercerita dengan mendramatisir, karena hari ini cukup sulit untuk membuat cerita yang penuh drama dan menarik perhatian, saya percaya disana telah banyak banyak karya seni yang mengejewantahkan hal-hal romantis baik lewat lagu, puisi, novel dan film untuk menjadi sarana kontemplasi atau sekedar merasakan sisi-sisi kesamaan akan perasaan dan situasi hati. Maka saya tak ingin memaksakan diri untuk membuat cerita yang berlebihan.

Saya berharap semua orang percaya akan cerita saya, bahwa dahulu saya pernah menyukai dia dan dia tidak menyukai saya. Saya pikir ini penting untuk ditegaskan, bahwa keterkejutan saya pada saat melihat dia, adalah hal wajar, karena dahulu saya menyukai dia, dan ketika dia pergi menjauh dengan mobilnya adalah bukti paling mudah untuk menguatkan fakta bahwa dia tidak menyukai saya, karena saya sebagai seorang yang kadang berpikir tidak rasional percaya bahwa jika dia pernah menyukai saya, pasti dia akan merasakan kehadiran saya entah bagaimana caranya, seperti radar yang tiba-tiba aktif, seperti telefon seluler yang menemukan sinyalnya, atau seperti radio handy talky butut tua yang menemukan sinyal entah bagaimana, dan  setelah sepuluh tahun kami tidak bertemu, saya yakin dia tetap akan merasakan kehadiran saya disekitar dia atau di dekat dia, dengan catatan jika dia menyukai saya, tapi seperti yang kita lihat bersama, dia dia tetap tidak menyadari kehadiran saya meski jarak kami hanya 10 meter, lalu apakah hujan yang agak lebat ini menjadi pengganggu sinyal antara saya dan dia? itu bisa saja, tapi itu terlalu berlebihan dan memaksa.

Saya yakin logika berpikir saya jelas, dan saya yakin dia tidak menyukai saya, dan seperti biasa, ketika saya dahulu menghadapi hujan tanpa berhenti sampai ketujuan, saya juga menyakini ini adalah sesuatu yang tidak saya dustakan dengan sebisa mungkin, saya harus tabah, sekali lagi harus tabah, menyukai seorang gadis yang begitu cantik, tidak lah sebuah kesalahan, hanya saja memaksakan diri untuk membuat dia menyukai diri kita adalah sesuatu yang berisiko menjadi hal yang salah. Idealnya, masalah suka dan tidak suka tidak perlu dipaksakan, biarkan itu alami adanya, dan usahakan seperlunya saja, kenapa harus seperlunya saja, karena kita harus pandai menilai situasi dan keadaan, jadi begini, dunia kami berbeda, dia bak bidadari tinggi disana, saya hanya lelaki sederhana dibawah sini, mungkin dahulu saya lebih sedikit tampan atau terlihat jauh lebih gagah dari pada saya hari ini, yang pasti saya dahulu jauh lebih kurus daripada saya hari ini, dan itu bisa jadi pernah membuat dia memandang saya beberapa saat, atau sekedar melirik, dan kemudian tersenyum ramah kepada saya.

Oh mungkin saya lagi-lagi berdusta, saya harus jujur, dia sering memandang saya dengan lama, mencuri pandang kepada saya, bukan tersenyum ramah tapi tersenyum manis kepada saya, dan kami pernah bercakap-cakap, pernah akrab, pernah berkirim kabar, pernah bercerita hal-hal pribadi, dan kami saling menghubungi, pernah berjanji untuk bertemu, mungkin kami hanya berkawan, dia yang dulu awalnya terlihat sendu menjadi ceria ketika kami sering bertemu,  dan seiring waktu saya suka dia, menyukai dia.

Dan seperti cerita standar tentang ketidakberuntungan, saya juga seperti lelaki tidak beruntung lainnya didunia ini, di dekat akhir cerita, saya pernah menyatakan saya menyukai dia, dia tersenyum dan kemudian entah apa yang terjadi hubungan kami semakin menjauh, jauh dan jauh dan akhirnya menghilang.

Tapi jika saya boleh sedikit bercerita lagi, agar cerita ini bisa sedikit lebih panjang, karena hujan sepertinya masih lama untuk berhenti

hubungan kami butuh beberapa bulan untuk benar-benar menghilang, seperti bidadari lainnya, yang penuh keberuntungan dalam dunia materi, tapi dia yang cantik itu tak beruntung dalam cinta, saya mengambil kesimpulan ini dengan sedikit lebih realistis dan memilih kata cinta dari pada suka, ini tentu sangat riskan dan penuh analisis yang mendalam dalam menilai dan ini "cinta" tentu harus membuat kesimpulan yang lebih serius.

Sebaiknya dia harus belajar lebih tegas, karena itu akan lebih baik, dan jika tidak bisa tegas, maka saya akan membantunya untuk menjadi tegas, agar dia bisa mengambil keputusan tegas itu dengan lebih mudah. saya harus sedikit sombong disini, bahwa ini adalah alibi ketikdabersalahan saya sekaligus taktis saya yang benar-benar tidak mudah dan tidak biasa, saya suka membaca beberapa buku mengenai sejarah, politik dan filsafat, meski ini tidak berkaitan dengan masalah cinta, tapi cukup sangat membantu dalam saya menyusun taktik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun