Andin juga ditemukan dalam beberapa komunitas masyarakat suku di Kalimantan tengah, hal ini menunjuk relasi dan penyebaran gelar Andin sangat luas. penyebaran tersebut terjadi dengan berbagai bentuk, seperti migrasi keturunan Andin ke berbagai wilayah diluar wilayah traditionalnya, atau adopsi gelar yang sama dari kelompok lain diwilayah lain, dua hal ini adalah dua alasan yang sangat memungkin dalam melihat penyebaran gelar Andin.
Pada umumnya Andin dominan pada kerajaan-kerajaan dimana bangsawan mereka terkait sejarah dengan Kerajaan Negara Dipa dan Negara Daha di Hulu Sungai Kalimantan Selatan, seperti Kerajaan Jatuh Alai, Kerajaan Banjar, Kerajaan Paser. Namun menariknya tiap kerajaan mempunyai definisi yang berbeda dalam penempatan gelar Andin tersebut. Dalam Kerajaan Jatuh Alai, gelar Andin dominan dan menjadi Gelar utama bagi bangsawan mereka.
Berbeda dengan Kerajaan Paser, gelar Andin menjadi lebih rendah, berada di Bawah gelar Aji. Gelar Aji sendiri merupakan gelar bagi keturunan Raja dari Permasuri, sedangkan Andin gelar bagi anak raja dari seorang selir atau gundik, perbedaan utama disini adalah dalam hak istimewa atau privilige, dimana status dan fungsi dari Aji dan Andin berbeda, meski kedua gelar tersebut  sama-sama disematkan kepada keturunan Raja langsung. Perbedaan tersebut ada dalam Hak untuk berkuasa khususnya dalam klaim tahta. Hanya keturuan aji yang berhak menjadi raja, sedangkan keturunan yang bergelar Andin bisa dikatakan tidak berhak untuk mengklaim tahta Kerajaan Paser.
Pada Kerajaan Banjar, gelar-gelar bangsawan sangat bervariasi dan mungkin lebih kompleks atau lebih rumit, gelar Raden dan Andin sama-sama digunakan, sedangkan kita tahu antara Raden dan Andin mempunyai kesamaan bentuk, atau secara grammatical bahasa merupakan satu, dimana Andin sendiri berasal dari kata Raden.
Dalam tradisi kebangsawanan Kerajaan Banjar yang tercatat pada abad ke 19 atau tahun 1800an, Gelar Raden dan Andin sama-sama digunakan dalam konteks yang berbeda, gelar Raden diberikan kepada seorang laki-laki bukan bangsawan yang menikahi seorang Putri sultan, artinya gelar Raden di jaman itu diberikan kepada seseorang melalui ikatan perkawinan dengan putri Raja dan juga tidak mempunyai ikatan darah kebangsawanan dengan pihak Kerajaan Banjar. Sedangkan gelar Andin diberikan kepada seseorang anak dari seorang Gusti perempuan yang menikah dengan seorang biasa, gelar Andin disini memang berkaitan darah dengan bangsawan Kerajaan Banjar namun dianggap sebagai berstatus rendah atau bangsawan rendah dan hanya bisa menduduki jabatan rendah di Keraton Kerajaan.
Kerumitan pemberitan gelar di Kesultanan Banjar kemungkinan dikarenakan relasi mereka yang lebih komplek dengan dunia luar, sehingga memerlukan penyusunan kelas sosial yang lebih rumit. Gelar Raden dalam Kerajaan Banjar merupakan gelar utama dan gelar tinggi dimasa awal-awal kesultanan itu berdiri, namun seiring waktu gelar Raden digantikan oleh gelar Gusti, Artinya telah terjadi dinamika tertentu dimana kemudian gelar Raden yang dahulu gelar tinggi dan utama serta dominan dalam banyak Kerajaan dibawah pengaruh Majapahit baik di Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan seiring waktu kemudian pada Kerajaan banjar menjadi status yang lebih rendah dibawah Gusti dan menjadi gelar optional. Begitu pula gelar Andin, yang merupakan gelar tinggi bagi orang-orang Hulu Sungai dibawah Kerajaan negar Daha dan Kerajaan Jatuh Alai, pada Kerajaan Banjar kemudian dijadikan gelar rendah dengan konteks berbeda. Hal sama sepertinya terjadi pada Andin di Kerajaan Paser.
Untuk Andin kerajaan Bulungan, terdapat hanya sedikit informasi mengenai asal dan posisi Andin disana, karena jarak yang jauh dan sedikitnya data tertulis mengkibatkan penelitian belum bisa dilakukan oleh pihak penulis secara maksimal, namun sekali lagi penulis sampaikan kesamaan nama Kampung Palajau di Sungai Sembakung dengan Kampung Palajau di Alai adalah sesuatu yang menarik.
Gelar Andin bagi komunitas politik suku di Kalimantan tengah juga kurang kita pahami dan perlu penelitian lebih dalam, hari ini Andin dikalimantan tengah lebih dikenal sebagai nama keluarga, bukan gelar keturunan bangsawan, tapi yang perlu juga diperhatikan adalah komunitas politik suku di kalimantan tengah pada dasarnya adalah komunitas yang kuat baik secara politik dan ekonomi, mereka mempunyai pemimpin yang bergelar Tumenggung atau Demang yang berstatus bak seorang raja diwilayahnya yang begitu luas.
Dari berbagai Konteks penggunaan Gelar Andin di berbagai Kerajaan diatas sudah barang tentu dikemudian hari menjadi masalah yang membingungkan bagi masyarakat atau bahkan keturunan Andin sendiri. khususnya bagi keturunan Andin dari wilayah Hulu Sungai, hal tersebut terjadi karena posisi Hulu sungai yang terjepit diantara Kerajaan Banjar dan Kerajaan Paser, serta hilangnya Kerajaan Jatuh Alai dengan tiba-tiba dalam Sejarah. Perang besar di Hulu sungai Khususnya di wilayah hulu sungai selama bertahun-bertahun memecah belah keluarga Andin, akibatnya banyak yang bermigrasi ke luar hulu sungai dengan berbagai alasan. Kerasnya perang juga menjadikan para Andin dan rama menjadi objek utama oleh pemerintah belanda untuk dikuasai, ditaklukan dengan berbagai cara, termasuk politik pecah belah keluarga Andin rama.
Ada baiknya hal ini akan kita diskusikan disini, penulis akan mulai mendiskusikannya berbagai sudut pandang, pertama mungkin perlu melihatnya secara politik. Jika kita membicarakan Andin dan rama, maka jelas sekali kita akan membicarakan politik, karena dalam sistem feodalis, salah satu tujuannya adalah mengisolasi politik dalam lingkup elit tertentu, dalam hal ini adalah elit bangsawan, sehingga Andin sebagai gelar bangsawan tidak pernah lepas dari peran dan hak politiknya, khususnya dijaman dahulu dimana pun dimasa kini, namun perbedaannya adalah jika dahulu mereka masuk dalam politik praktis seabgai sebuah keniscayaan, hari ini politik Andin rama adalah politik kebudayaan yang tidak berkaitan dengan politik praktis.