Istilah "Raja yang kalah" adalah persepsi  yang diwacanakan hikayat-hikayat yang diproduksi istana Kerajaan Banjar untuk melegitimasi kemenangan mereka dalam peperangan dengan Kerajaan Daha. pada halaman 52 di buku "Voyagie gedaan door Jacob Janssen de Roy, na Borneo en Atchin, in 't jaar 1691, en vervolgens; op ordre van den Hoogh Edelen Heer Willem van Outhoorn"  Kerajaan Jatuh sendiri dilaporkan  oleh De roy tahun 1690 M yang telah melakukan perjalanan ke wilayah Alai dan menghadap langsung Raja Kerajaan Jatuh. Laporan de roy sendiri terbit pertama kali pada tahun 1700 M, dan menjadi laporan paling klasik dari Barat mengenai wilayah pedalaman selatan Pulau Kalimantan dan bisa menjadi bahan kompasari dan koreksi secara kritis atas informasi-informasi yang ada pada Hikayat Banjar.
Andin dan Rama di daerah Hulu Sungai adalah bangsawan tinggi dan utama yang mempunyai Hak istimewa untuk menduduki jabatab-jabatan pemerintahan, oleh karena itu dahulu pada jaman tertentu jabatan-jabatan seperti pambakal, lurah, demang hingga tumenggung di wilayah pahuluan hanya bisa di jabat oleh keturunan Andin. Sampai hari ini beberapa keluarga Andin dan Rama masih memegang atau melaksanakan adat istiadat dan kebiasaan Kerajaan Daha, seperti memberikan Kuncir dan melaksanakan upacara badudus bagi anak-anak mereka.
2. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar juga mengkalim sebagai perpanjangan dari Kerajaan Negara Daha dan mewarisi seluruh wilayah pengaruh Kerajaan Daha dan membangun Dinasti baru yaitu Dinasti pangeran Suriansyah.
Pada Kerajaan Banjar,gelar Gusti digunakan sebagai gelar bangsawan tinggi untuk  keturunan dari garis laki-laki dinasti Pangeran Suriansyah. Sedangkan gelar Andin diberikan kepada keturunan seorang Wanita bangsawan banjar yang bergelar Gusti yang menikah dengan orang laki-laki biasa yang bukan bangswan, maka anaknya akan diberikan gelar Andin sebagai Bangsawan rendah, mereka umum ditemukan di daerah Martapura dan Banjarmasin (W. A. Van Rees , De Bandjermasinsche krijg van 1859-1863, halaman 2 Penerbit D. A. Thieme. Arnhem tahun 1867 dan A. J. A. Gerlach, Neerlands Heldenfeiten in Oost-indie Dell 2, Gebr Belinfante Joh. Ijkema Gravenhage, 1876, Hal 266)
Perlu dipahami, bahwa Kerajaan Banjar adalah Kerajaan yang dibentuk setelah mengalahkan Kerajaan Daha dengan bantuan Kerajaan Demak, dengan pusat kekuasaan di sekitar Sungai Martapura dekat Muara Sungai Barito jauh di Selatan pusat Kerajaan Daha, yang selanjutnya membentuk masyarakat dan tradisi baru yang disebut masyarakat banjar yang berbeda dengan kerajaan Negara Daha di pedalaman.
3. Kerajaan Paser
Dalam Sejarah Kerajaan Paser di Kalimantan Timur jamak diketahui bahwa Kerajaan tersebut dibangun oleh bangsawan Kerajaan Negara Dipa di Hulu sungai yang melarikan diri Ke daerah Paser. Kerajaan Negara Dipa adalah kerajaan pendahulu yang dipercaya ada di Amuntai, Ketika Raden Sekar Sungsang mengambil alih tahta, beliau memindahkan Ibukota ke wilayah Negara Daha dan kerajaan tersebut kemudian lebih dikenal dengan nama Kerajaan Negara Daha.
Wilayah Kerajaan Paser sendiri berbatasan langsung dengan wilayah traditional Hulu Sungai, sehingga tidak lah mengherankan ikatan dan relasi kedua Kerajaan tersebut sangat erat, termasuk disini adalah gelar Andin yang juga digunakan di Kerajaan Paser, meski dengan penempatan dan konteks penggunaan yang berbeda. Andin pada kerajaan Paser diberikan kepada seorang anak raja yang lahir dari seorang ibu yang berstatus selir atau gundik (H Von de Wall pada buku indisch archief Tijdsghrift Vor De indien halaman 450)
4. Kerajaan Bulungan
Gelar Andin juga ditemukan pada Kerajaan Bulungan di kalimantan Utara, menurut salah satu literasi yang bisa penulis temukan, gelar Andin di kerajaan Bulungan diadopsi dari bangsawan Tidung, yang berasal dari kampung palajau di sungai Sembakung. (ZARKASYI VAN BULUNGAN: Sedikit ulasan tentang "Nama Orang Jang Bergelar" koleksi Museum Kesultanan Bulungan (muhzarkasy-bulungan.blogspot.com) di Akses tanggal 9 April 2024, dan Wisnu, "Strategi Kesultanan bulungan dalam upaya Mendukung Kemerdekaan Republik Indonesia di Kalimantan Timur 1945-1950". Jurnal Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah, Volume 5, No. 1, Maret 2017, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya). menarik disini adalah kampung palajau disungai sembakung adalah nama yang sama dengan kampung palajau di daerah di Alai, yang merupakan ibukota Kerajaan Jatuh Alai.