Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memahami Konsep Keamanan Indonesia

15 September 2016   22:10 Diperbarui: 16 September 2016   05:09 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, hal-hal diatas sangat mirip dengan fenomena keamanan kita saat ini. Saya tidak ingin mengatakan bahwa para preman itu dibiarkan hidup oleh pihak yang berkepentingan tapi rasanya tak terbantahkan bahwa para preman merupakan pemain face to face  masyarakat itu sendiri, interaksi antara preman dan masyarakat ini sangat dinamis dan akhirnya mencapai keseimbangan, keseimbangan inilah yang dalam tulisan ini disebut sebagai fenomena unik dinegeri kita tercinta ini. Keamanan diindonesia tidak selalu lurus dengan penegakan hukum, keamanan selalu bisa menjadi dinamis dengan caraanya sendiri, bahkan kadang bisa berkompromi dengan penegakan hukum, keadilan bukan lah sebuah tujuan, lebih penting adalah pencapaian keseimbangan itu sendiri.

Saya akan mengatakan bahwa sepertinya dinegara kita ini keadilan bukan lah bagian utama dan penting dari logika dan konsep keamanan kita.

Itu lah mengapa ada rasa risih dengan narasi “penegak hukum dan keamanan”, penegakan hukum berkaitan erat dengan menjunjung tinggi keadilan,  sedangkan keamanan sepertinya tidak mengharuskan diri dengan diktum keadilan itu sendiri.

Apakah hal ini positive atau negative? Selama tidak ada tindak kejahatan kelas berat maka hal itu tidak lah masalah, benarkah begitu? Selama segalanya terasa aman-aman saja maka apa masalahnya, apakah seperti itu? Tentu saja ini sangat membantu aparat keamanan mengingat cuaca panas dan lembab khatulistiwa tidak selalu bisa membuat aparat keamanan dalam keadaan fit untuk turun lapangan, boleh saja kan seperti itu?

Bahkan kita sejujurnya telah mengesampingkan institusi, institusi lebih terlihat sebagai sebuah kekuasaan yang jauh disana, institusi itu lebih menyakinkan dengan sadar pada dirinya sendiri sebagai sebuah subjek kekuasaan yang terasa sangat traditionalis.

Saya tidak setuju jika ada yang mengatakan dengan fenomena diatas keamanan kita menjadi rentan, saya lebih setuju jika dikatakan bahwa fenomena itu malah membuat keamanan kita menjadi rapuh, penegakan hukum kita menjadi gamang dengan sendirinya pula, penegakan hukum menjadi bukan sebuah solusi yang bisa diambil, tapi menjadi sesuatu yang ditawarkan dan akhirnya menjadi sebuah pilihan.

Fenomenan ini jika kita kembangkan lebih lanjut akan terlihat sangat massif, macet Jakarta misalnya sebenarnya bisa diatas jika keamanan teratasi dengan baik, tapi nyatanya bagaimana? Keamanan adalah hal dominan dalam defenisi “kenyamanan”, apakah anda tega membawa anak istri anda keterminal yang penuh preman itu? Ke bus yang penuh copet dan sopir mabuk? Ke pasar becek yang terus becek? Ingat seluruh bagian ketikdanyaman itu sangat berkaitan erat dengan keamanan, ya kontrol keamanan itu sendiri, ketidaknyamanan anda adalah bagian penting secara psikologis untuk mengontrol anda, rasa tidak nyaman dan tidak aman anda adalah sesuatu yang diharapkan.

Bagi masyarakat, siapapun mereka itu, fenomena ini merupakan sebuah keniscayaan, yang sulit kita pahami dan lihat jelas, cara paling baik adalah menikmatinya saja sebagai sebuah keajaiban yang langka dan murah meriah, ya murah meriah.

Bagi patner keamanan, ini adalah sebuah kesempatan, sebuah opurtiniti, tempat mereka mengaktualisasikan diri dan belajar menjadi lebih baik, beberapa dari mereka berhasil bangkit menjadi lebih baik seperti menjadi pengusaha dan terjun dalam dunia politik.

Bagi aparat keamanan sendiri fenomena ini merupakan sebuah kemenangan dan keberhasilan yang patut dibanggakan, fenomena ini memberikan mereka ruang gerak yang lebih baik serta daya tawar yang lebih tinggi, terlepas itu daya politik dan sebagainya. Dalam supremasi sipil seperti saat ini menjadikan Manjemen mereka terhadap kontrol keamanan sangat bisa menjadi daya tawar paling kuat dinegeri ini ditambah dengan otoritas penegakan hukum mereka yang tiada banding.

Bagaimana bagi Negara sendiri secara umum? Fenomena ini adalah sebuah penyakit yang dapat melumpuhkan Negara dengan cepat. Ekonomi meski terus berputar akan sulit maju ditengah tradisi premanisme yang subur dan seolah formal. Tidak ada Negara maju dengan keamanan yang semu dan penegakan hukum yang yang selalu dipertanyakan.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun