Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Urang Hulu Sungai asal usul orang Banjar

24 Maret 2015   08:57 Diperbarui: 30 Oktober 2015   07:38 3096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sayang memang, tidak banyak catatan dan penelitian tentang hulu sungai ini, kalaupun ada hanya sekilas saja,,,

 

Daerah hulu sungai adalah salah satu daerah paling makmur ketika jaman kolonial sebagai salah satu pusat karet dunia, tapi hulu sungai juga merupakan salah wilayah yang paling menentang penjajah jika dilihat dari banyaknya migrasi mereka ke luar Kalimantan dengan alasan politis karena ketidaksenangan berada dibawah kendali kolonial, urang hulu sungai juga mempunyai bakat berdagang yang baik,,di Kalimantan tengah, Kalimantan selatan, dan Kalimantan timur urang hulu sungai adalah penguasa perdagangan kelas menengah, bahkan dipedalaman Kalimantan sekalipun, lihat saja disana pasti ada pedagang urang amuntai, urang alabio.

Uurang hulu sungai juga merupakan birokrat yang handal, banyak tokoh yang berasal dari hulu sungai (termasuk jaringan keluarganya) yang menjadi tokoh birokrat dan politik semenjak dari jaman kolonial hingga saat ini. urang hulu sungai bisa diterima di daerah manapun di kalimantan. bahkan urang hulu sungai dianggap sebagai representasi urang asli Kalimantan yang sangat berperan di perpolitikan nasioanal semenjak awal masa kemerdekaan.

 

Urang hulu sungai mempunyai identitas khas sebagai urang Islam yang taat, meskipun begitu urang hulu sungai juga mempunyai beberapa hal negatif yang sering disematkan kepada mereka, seperti suka berkelahi dan pantang mundur bila ditantang dimanapun mereka berada.

 

Sampai saat ini pun migrasi urang hulu sungai masih terjadi, di Pulau Jawa, misalnya di Situbundo (jika saya tak salah sebut) urang Banjar khususnya dari urang nagara adalah pedagang yang lebih banyak daripada urang China, urang Banjar banyak hadir di kota-kota utama di Pulau Jawa semenjak dahulu, seperti Surabaya, Semarang, Jogja, Solo, Bandung, dan pastinya Jakarta, selain pedagang urang Banjar juga banyak berprofesi menjadi ulama, dan sebagian malah preman.

 

Hulu sungai memang unik, cilik riwut pernah menyebut dalam bukunya tentang urang pamangkih di Sungai Barabai yang masuk wilayah kecamatan labuan amas dan memasukkannya sebagai bagian dari sub Suku Dayak, Belanda pernah menyebut dayak mantaas di aliaran sungai batang alai dekat sungai buluh dan dayak haruyan dihulu sungai labuan amas, padahal daerah ini terletak dipusat hulu sungai, serta tentu saja juga disebutkan bubuhan bukit yang dianggap sebagai Banjar Meratus,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun