Ujian Nasional telah usai, alam bebas telah menanti. Hal itulah yang pertama kali terpikir ketika Ujian Nasional telah selesai dilaksanakan. Ya karena libur sekolah merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan pendakian ataupun hanya sekedar camping ceria. Sebelumnya perkenalkan saya Alfief, kelas 12 yang baru selesai melaksanakan Ujian Nasional. Aktif di organisasi didalam sekolah maupun diluar sekolah.
Belum seminggu Ujian Nasional selesai Leo sudah menghubungi di grup whatsapp tentang rencana pendakian. Leo merupakan salah satu teman pendakian ketika masih dibangku SMP. Kita memang masih sering berkomunikasi lewat grup whatsapp dan masih sering melaksanakan pendakian bersama.
Tidak seperti biasanya, Leo tidak merencanakan pendakian ke gunung, melainkan camping di hutan yang masih belum terjamah oleh orang -- orang. Untuk mempraktekan ilmu survival katanya. Pada awalnya semua orang setuju untuk rencana tersebut sehingga diputuskan untuk menyetujui rencana Leo, tetapi semakin hari anggota yang ikut semakin berkurang dan hanya tersisa 4 orang termasuk saya.Â
Setelah kami mendiskusikan kembali akhirnya keputusan tetap tidak ada perubahan. Anggota yang akhirnya berangkat adalah saya, Leo, Iwan dan Bintang. Anehnya pada saat itu ada hal yang mengganjal dalam pikiran saya, tetapi saya mencoba untuk tidak menghiraukan hal tersebut dan tetap ikut bersama mereka.
Kami berangkat hari jumat setelah melaksanakan shalat dan direncanakan pulang pada hari senin. Pada pagi harinya kami sudah berkumpul untuk membereskan barang bawaan kami. Dikarenakan rencana awal adalah untuk berlatih survival, maka kami membawa peralatan survival dan sedikit bahan makanan, persediaan apabila kami tidak dapat menemukan bahan makanan dari alam. Setelah semua siap kami melaksanakan shalat jumat dan kemudian berangkat ke lokasi.
Kami sampai disana sekitar pukul 3. Kami tidak dapat diantar sampai lokasi karena untuk masuk ke lokasi mobil tidak akan bisa melewatinya karena jalannya yg sempit dan terjal. Bayangan awal ketika turun dari kendaraan adalah lokasi yang tidak jauh dengan perumahan warga. Tetapi ternyata dari lokasi kami turun dari kendaraan sampai hutan tempat camping berjarak sekitar 5Km, yang bersrti kita harus berjalan sejauh 5Km agar sampai di lokasi.
Sebelum kami lanjutkan perjalanan kami meminta izin kepada orang yang berwenang disana. Sebenarnya tidak diharuskan izin, tetapi untuk menjaga kesopanan karena kita datang ke tempat orang. Kami mendapatkan nasihat dari orang yang berwenang disana "nak, inget harus jaga sopan santun, jangan merusak alam, jangan melakukan hal yang dilarang agama, dan jangan mengganggu apapun yang ada disana, baik tanaman maupun bangunan." Begitulah isi nasihat dari orang yang berwenang disana. Setelah mendapat izin kami mulai melanjutkan perjalalan setelah melaksanakan shalat ashar dengan perkiraan waktu sampai di lokasi sebelum gelap.
Ternyata perjalanan kesana melewati perkebunan warga, sehingga selama perjalanan kami masih banyak bertemu dengan warga. Sekitar 2 jam kita berjalan tanpa berhenti dengan tujuan agar sampai sebelum gelap, akhirnya sampai di lokasi. Hutan yang masih terjaga keasriannya sangat menyejukan mata. Sungai mengalir dengan deras, yang membuat kami sedikit tenang karena dekat dengan sumber air. Semak -- semak diantara pohon sangat tinggi, yang menandakan bahwa masih jarang orang yang camping disini. Dan memang benar pada saat itu hanya kami berempat yang camping dilokasi tersebut. Setelah kami beristirahat kami langsung membangun tenda dan memasak masakan instan karena sudah tidak kuat menahan lapar.Rencananya malam pertama tidak akan langsung memulai berlatih survival, ingin menikmati tempat tersebut katanya.
Hari mulai gelap, kami tidak menyalakan api unggun, kami berkumpul didalam tenda untuk mengenang masa -- masa SMP kami. Ketika sedang asik didalam tenda kami samar -- samar mendengar suara orang ngobrol di luar tenda. Dengan sedikit rasa takut kami berempat memberanikan diri keluar tenda untuk mengecek. Setelah mendatangi sumber suara ternyata kami melihat 3 orang sedang meminum minuman beralkohol. Orang tersebut sepertinya lebih tua dari kami. Ada rasa kesal dalam diri kami melihat kelakuan mereka, kami tidak suka tempat seindah ini dikotori oleh orang seperti mereka.Â
Akhirnya dengan rasa takut kami menegur mereka, " maaf kang gaboleh minum -- minum di tempat ini" Iwan langsung menegur dengan mendatangi mereka. " Ngapain anak kecil main di tempat gini? Jangan ikut campur, pulang aja sana!" jawab orang itu dengan nada sedikit tinggi. Sebenarnya kami sangat takut pada saat itu, karena tidak tahu apa yang akan dilakukan orang yang sedang mabuk itu.Â
Tapi karena kami ingat pesan dari penduduk kampung tadi, akhirnya kami terus menyuruh mereka pergi karena kami merasa benar. Akhirnya salah satu dari mereka berbisik kepada yang lain dan akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dari hutan itu. Lega rasanya melihat mereka pergi, walaupun masih ada rasa cemas mereka akan kembali dan melakukan hal yang tidak diinginkan. Tetapi pikiran tersebut dibuang jauh jauh dan kami kembali kedalam tenda.