Pemerintah Indonesia terus menggulirkan kebijakan strategis di bidang investasi dan tabungan untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang inklusif pada tahun 2024. Melalui sinergi antara Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI), berbagai program dirancang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam investasi dan memperluas akses terhadap instrumen tabungan yang aman dan menguntungkan.
Investasi untuk Semua
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kebijakan investasi tahun 2024 akan difokuskan pada inklusi keuangan yang lebih luas, dengan mengedepankan produk-produk investasi ritel yang terjangkau bagi masyarakat. Salah satu inisiatif unggulan adalah penerbitan Saving Bonds Ritel (SBR) seri terbaru dengan bunga kompetitif.
"Saving Bonds Ritel adalah instrumen investasi yang tidak hanya menguntungkan masyarakat, tetapi juga membantu pemerintah membiayai pembangunan nasional. Dengan minimum investasi sebesar Rp1 juta, kami memastikan produk ini dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai lapisan," ujar Sri Mulyani.
Selain SBR, pemerintah juga terus mendorong investasi di pasar modal melalui program Yuk Nabung Saham. Program ini, yang dikelola Bursa Efek Indonesia (BEI), bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat dalam investasi saham. Pada 2024, BEI menargetkan peningkatan jumlah investor ritel hingga 15 juta, dengan fokus pada generasi milenial dan Gen Z.
Penguatan Program Tabungan
Dalam hal tabungan, pemerintah bekerja sama dengan perbankan untuk memperluas akses terhadap produk tabungan yang ramah masyarakat. Salah satu program yang diperkuat adalah TabunganKu, sebuah produk tabungan tanpa biaya administrasi yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, menjelaskan bahwa TabunganKu telah menjadi salah satu instrumen penting dalam meningkatkan inklusi keuangan. "Kami akan terus mengembangkan layanan digital agar masyarakat di pelosok dapat mengakses tabungan ini dengan mudah melalui aplikasi," katanya.
Pemerintah juga meluncurkan Tabungan Emas melalui PT Pegadaian, yang memberikan alternatif tabungan berbasis emas bagi masyarakat. Program ini telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam partisipasi, terutama di kalangan masyarakat pedesaan.
Dukungan untuk UMKM dan Ekonomi Digital
Kebijakan investasi dan tabungan pada 2024 juga diarahkan untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta ekonomi digital. Pemerintah memperluas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbasis digital, yang memungkinkan pelaku UMKM mendapatkan pembiayaan dengan bunga rendah dan proses cepat.
"Kami memastikan bahwa kebijakan ini akan mendukung UMKM untuk tumbuh dan berdaya saing di pasar global. Melalui sinergi dengan ekosistem digital, UMKM dapat lebih mudah mengakses pembiayaan dan menabung," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Tantangan dan Strategi
Meskipun memiliki potensi besar, kebijakan investasi dan tabungan menghadapi sejumlah tantangan, termasuk rendahnya literasi keuangan di beberapa daerah dan kesenjangan akses digital. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berkomitmen meningkatkan program edukasi keuangan melalui kampanye nasional yang melibatkan sekolah, universitas, dan komunitas masyarakat.
OJK, sebagai regulator, juga berperan aktif dalam memastikan keamanan dan transparansi produk keuangan. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa perlindungan konsumen menjadi prioritas utama. "Kami terus memperkuat regulasi dan pengawasan untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki kepercayaan terhadap produk investasi dan tabungan," ujarnya.
Prospek Ekonomi 2024
Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, menilai bahwa kebijakan investasi dan tabungan yang inklusif dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di 2024. "Dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam investasi dan tabungan, pemerintah tidak hanya memperkuat stabilitas makroekonomi tetapi juga mendorong pembentukan modal domestik yang lebih besar," jelasnya.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pada 2023, tingkat partisipasi masyarakat dalam produk investasi ritel meningkat sebesar 25%, sementara dana pihak ketiga (DPK) di perbankan tumbuh 10%. Tren ini diharapkan terus berlanjut pada 2024, seiring dengan penguatan kebijakan dan digitalisasi layanan keuangan.
Harapan ke Depan
Dengan kombinasi antara inovasi produk, digitalisasi, dan edukasi keuangan, kebijakan program investasi dan tabungan pada 2024 diharapkan mampu menjangkau lebih banyak masyarakat. Pemerintah optimistis bahwa langkah ini akan mempercepat inklusi keuangan, mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan memperkuat kemandirian finansial masyarakat.
Kebijakan ini bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan nasional. Dalam jangka panjang, program investasi dan tabungan yang inklusif akan menjadi pilar penting dalam menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H