Mohon tunggu...
Alfida Meliana
Alfida Meliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Contraview The Fed vs Pemerintah Federal Pasca Election

24 November 2024   13:18 Diperbarui: 24 November 2024   13:20 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 5 November 2024, Amerika Serikat telah melangsungkan pemilu untuk pemilihan presiden periode selanjutnya. Donald Trump memenangkan suara atas Kamala Harris dengan mengumpulkan 70.871.620 suara atau 51 persen.  Trump menekankan 3 (tiga) program utama era pemerintahannya, menjanjikan deportasi imigran secara luas, tarif berbasis luas, dan pemotongan pajak. Program-program ini tidak akan begitu saja memberi dampak jangka pendek pada kebijakan moneter AS. Namun, beberapa ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal, program tersebut akan membawa dampak yang bertentangan dengan moneternya. Saat ini The Fed menurunkan suku bunga FFR menjadi 4.50 sampai 4.75 persen. Pertimbangan The Fed dengan melihat tingkat inflasi yang sudah mendekati 2 persen dan bertujuan untuk memperluas lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi AS.

Meskipun demikian, The Fed bisa sewaktu-waktu menaikkan kembali FFR jika inflasi kembali menjauh dari target. Namun, program pemerintahan Trump tersebut, menurut para ekonom yang disurvei oleh WSJ dinilai cenderung mempercepat terjadinya inflasi yang lebih parah dari kebijakan era Presiden Joe Biden.

Bagaimana pengaruh kebijakan fiskal dapat mempercepat inflasi negeri Paman Sam tersebut?

Mengutip penilaian 50 ekonom dari survei WSJ, usulan tarif garis keras Trump, dengan besaran tarif 10 persen untuk semua produk impor ditambah dengan tarif khusus produk impor Tiongkok hingga 60 sampai 100 persen, akan meningkatkan biaya produsen para produsen dan ini akan diteruskan pada peningkatan harga konsumen. Di satu sisi, produsen dengan perhitungan tertentu, sudah memperhitungkan profit margin yang ditargetkan, yang akan semakin meningkatkan harga jualnya.

Kebijakan kedua, Trump yang ini mendeportasi para imigrasi. Ini akan memutus aliran kerja pekerja imigran. Artinya, angka pengangguran akan semakin bertambah, padahal pekerja imigran telah mendukung kuatnya pasar tenaga kerja AS tanpa memicu kembali inflasi. Kebijakan lainnya, pemotongan pajak, akan menurunkan penerimaan negara dan masyarakat lebih banyak memegang uang dari hasil kerjanya, artinya perputaran uang dan konsumsi masyarakat akan meningkat. Secara stimulus, ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi jika dalam waktu bebarengan, pemerintah tidak berhemat belanja, akan semakin mendorong inflasi dari jumlah uang beredar.

Bagaimana tanggapan para ekonom dan 16 penerima Nobel Ekonomi dari WSJ?

Periode pemerintahan Trump yang kedua, dinilai akan membawa pemerintah federal dalam kondisi defisit anggaran. Trump mengusulkan pemotongan pajak yang awalnya pada periode pertama menjadi permanen. Para ekonom dan penerima Nobel Ekonomi memberi peringatan adanya bahaya inflasi jika kebijaka-kebijakan tersebut dijalankan dalam waktu lama.

Lalu Joreme Powell menanggapi ini?

Dikutip dari Reuters, Powell menanggapi bahwa ia tidak akan mundur dari jabatannya meskipun diminta oleh Trump untuk turun. Masa kepemimpinan Powell berakhir pada bulan Mei 2026. Menurut Powell, sekalipun posisi jabatannya tersebut dipilih oleh Trump, namun Trump sebagai eksekutif tidak berwenang atas hukum memberhentikan kepala The Fed.

Pemerintah dan The Fed justru saling mengawasi, tidak terlihat berkoordinasi dan kompak dalam merumuskan kebijakan. The Fed memandang dengan penurunan suku bunga FFR tersebut untuk menjaga inflasi tetap stabil dan memaksimalkan lapangan kerja sehingga pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam tersebut dapat meningkat. Powell menanggapi setelah mendengar usulan pemerintahan baru tersebut, menurutnya, bank sentral akan lebih memperkirakan dampaknya terhadap 2 sasaran, inflasi stabil dan lapangan kerja maksimal. Namun ini tetap membutuhkan waktu untuk sampai berdampak pada sektor riil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun