Mohon tunggu...
Alfiatur Rohmania
Alfiatur Rohmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS | PRODI S1 AKUNTANSI | NAMA : ALFIATUR ROHMANIA | NIM : 43223010174

Mata kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu : Apollo, Prof, Dr, M.Si.AK Universitas Mercu Buana | Pogram studi : S1 Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemampuan Memimpin Diri Dan Upaya Pencegahan Korupsi, Dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

18 Desember 2024   21:54 Diperbarui: 19 Desember 2024   10:30 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa (Laku Prihatin)

Puasa atau laku prihatin digunakan oleh Gandhi sebagai bentuk pengorbanan dan solidaritas dengan mereka yang menderita. Puasa bagi Gandhi bukan hanya sekadar menahan lapar, tetapi juga cara untuk membersihkan diri secara spiritual dan menunjukkan komitmen terhadap perjuangan moral. Gandhi melakukan beberapa kali puasa sebagai bentuk protes dan untuk menarik perhatian terhadap isu-isu sosial yang penting. Puasa ini membantu memperkuat integritas moralnya dan menunjukkan keseriusan serta dedikasinya terhadap perjuangan.

Anti Kekerasan

Prinsip anti kekerasan adalah kunci pendekatan Gandhi dalam mengatasi konflik. Ia meyakini bahwa kekerasan hanya akan memperparah situasi dan membawa lebih banyak penderitaan. Oleh karena itu, Gandhi selalu mendorong penggunaan cara-cara damai dalam melawan ketidakadilan. Pendekatan ini tidak hanya efektif dalam mencapai tujuan politik, tetapi juga membantu menciptakan perubahan sosial yang lebih mendalam dan berkelanjutan. Gandhi menggunakan pendekatan ini dalam berbagai gerakan, menunjukkan bahwa kekerasan bukanlah solusi untuk mengatasi ketidakadilan.

Keteguhan Hati dan Prinsip (Satyagraha)

Keteguhan hati dan prinsip, yang disebut Satyagraha, menggambarkan tekad Gandhi yang kuat untuk mempertahankan kebenaran tanpa kompromi, bahkan dalam situasi sulit. Satyagraha berarti "berpegang teguh pada kebenaran" dan melibatkan perjuangan tanpa kekerasan untuk mencapai keadilan. Melalui Satyagraha, Gandhi mengajarkan bahwa keberanian moral dan keteguhan hati adalah kekuatan utama dalam melawan ketidakadilan. Ia menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat dan komitmen terhadap kebenaran, seseorang dapat menghadapi segala rintangan dan mencapai perubahan yang signifikan.

Mengapa penting untuk menerapkan internalisasi batin gandhi melalui prinsip ahimsa?

Menerapkan prinsip ahimsa, yang berarti tidak menyakiti atau melakukan kekerasan, adalah penting dalam kehidupan kita. Ini berasal dari bahasa sanskerta, di mana "a" berarti tidak, dan "himsa" berarti menyakiti atau membunuh. Ahimsa mengajarkan kita untuk menghindari kekerasan dan penyakit sosial, serta membantu membangun karakter dan etika melalui panca yama bratha, yaitu lima pengendalian diri yang meliputi ahimsa (tidak menyakiti), brahmachari (kesucian dan disiplin), satya (kebenaran), awyawaharika (tidak menipu), dan astenya (tidak mencuri).

Prinsip ahimsa juga berkaitan erat dengan kemampuan memimpin diri sendiri dan upaya pencegahan korupsi. Dengan menginternalisasi ahimsa, individu mengembangkan disiplin diri dan integritas, yang merupakan kualitas penting dalam kepemimpinan. Hal ini mendorong pemimpin untuk bertindak dengan kejujuran dan transparansi, menghindari godaan korupsi yang sering kali dipicu oleh keserakahan, amarah, dan iri hati, yang dikenal sebagai sad ripu. Keteladanan mahatma gandhi dalam menjalankan prinsip ahimsa menunjukkan bahwa etika dan moralitas adalah dasar yang kuat dalam setiap tindakan, mencegah korupsi, dan menciptakan lingkungan yang adil dan berintegritas.

Bagaimana cara saya untuk mengubah diri saya menjadi agent perubahan pencegahan korupsi, dan pelanggaran etik pada perjalanan hidup dan karir yang sesuai dengan keteladanan mahatma gandhi?

Mahatma Gandhi adalah teladan dalam hal integritas moral dan pencegahan korupsi. Mengambil inspirasi dari ajaran dan praktiknya, saya berkomitmen untuk menjadi agen perubahan dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik dalam perjalanan hidup dan karir saya. Untuk mencapai tujuan ini, saya berfokus pada beberapa prinsip kunci: integritas moral, pengendalian diri, pendidikan dan kesadaran, berani bersikap dan bertindak, serta menerapkan prinsip non-kekerasan dan sistem transparansi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun