Meskipun menghadapi berbagai tantangan modern seperti globalisasi dan sekularisasi masyarakat, kebatinan tetap memberikan kontribusi positif dalam pelestarian budaya, pembentukan moral masyarakat, dan pengembangan karakter bangsa, sambil terus beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui revitalisasi ajaran dan integrasi dengan modernitas.
Menurut pandangan Ki Ageng Suryomentaram kebatinan adalah upaya mendalam untuk memahami dan mengolah rasa dalam diri manusia (pangawikan pribadi), yang bukan sekadar praktik mistis atau ritual, melainkan sebuah proses pencarian kebenaran hakiki melalui pengenalan diri secara menyeluruh.Â
Dalam konsepnya, kebatinan merupakan jalan spiritual praktis yang berfokus pada pengembangan kesadaran internal melalui pemahaman tentang raos (rasa sejati) dan pencapaian kondisi "manusia tanpa ciri" (kondisi dimana seseorang terbebas dari atribut-atribut duniawi seperti status, jabatan, atau kepemilikan).Â
Melalui praktik kebatinan ini, seseorang diharapkan dapat mencapai ketenangan batin, membebaskan diri dari penderitaan, dan menemukan kebahagiaan sejati dengan cara melakukan pengamatan diri secara terus-menerus (mawas diri), mengendalikan keinginan dan nafsu, serta mengembangkan kesadaran yang lebih tinggi tentang hubungan dirinya dengan kehidupan dan sesama manusia.Â
Kebatinan dalam pemahaman Ki Ageng Suryomentaram tidak hanya bertujuan untuk pencapaian spiritual pribadi, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang penting dalam membentuk karakter yang baik dan menciptakan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan Kebatinan yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram menawarkan pandangan yang unik dan mendalam mengenai upaya pencegahan korupsi dan pengembangan kepemimpinan diri yang transformatif.
Bagaimana Mengimplementasikan ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram dalam upaya pencegahan korupsi dan transformasi kepemimpinan diri memerlukan pendekatan yang holistik dan sistematis?
Yang pertama kita harus memahami tentang Mengolah diri dan Batin pada Enam "SA"versi Ki Ageng Suryomentaram yaitu :
1. Sabutuhe (Secukupnya)
Adalah hidup sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan.
Tujuan: Menghindari sikap berlebihan dalam hal materi.
Contoh: