Mohon tunggu...
Alfiardhi Maulana
Alfiardhi Maulana Mohon Tunggu... Auditor - Never give up

Ikatlah ilmu dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menyikapi Dilema Etis dalam Bekerja

17 Agustus 2021   22:50 Diperbarui: 17 Agustus 2021   22:53 5083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Boleh atau tidak ya ini dilakukan?"

"Apakah tindakan ini benar atau salah?"

"Orang lain juga melakukan itu, berarti tindakan itu tidak salah"

"Jika tidak dilakukan bisa jadi Pak Bos marah, tapi jika dilakukan apakah tidak melanggar hukum?"

Bisa jadi pertanyaan-pertanyaan di atas pernah terlintas dalam pikiran kalian ketika sedang mengambil keputusan dalam dunia kerja baik itu keputusan atas pekerjaan yang Anda lakukan sendiri atau pekerjaan yang didelegasikan oleh pimpinan organisasi kepada Anda. Lantas bagaimana kita harus menyikapinya?

Dalam artikel ini, saya akan coba menjelaskan bagaimana menyikapi dilema etis dalam bekerja. Ups tapi sebelum kita bahas bagaimana menyikapi dilema etis dalam bekerja, kita perlu ketahui terlebih dahulu apa sih itu etis dan dilema etis dalam organisasi.

Pertama, bahwa etis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berhubungan (sesuai) dengan etika; sesuai dengan asas perilaku yang disepakati secara umum. Dengan kata lain etis berkaitan dengan baik atau buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak.

Kedua, bahwa dilema menurut KBBI adalah situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan, situasi yang sulit dan membingungkan.

Jadi jika kita gabungkan dilema etis merupakan situasi sulit dalam menentukan pilihan apakah tindakan yang diambil telah sesuai dengan asas perilaku umum atau apakah tindakan itu baik atau buruk secara moral. 

Menurut Rushworth Kidder (Penulis dan ahli ilmu etis dan integritas), dalam dilema etika pilihan terberat adalah memilih benar versus benar. 

Dalam suatu organisasi tidak bisa kita hindari segala bentuk kerjasama, interaksi dan delegasi pekerjaan termasuk dalam pengambilan keputusan dimana kita dihadapkan pada beberapa pilihan yang kita tidak ketahui secara pasti konsekuensi dari pilihan yang kita ambil dilihat dari sisi etika (tentu saja dari sisi organisasi atau bisnis sudah pasti pilihan yang diambil adalah pilihan yang paling menguntungkan dengan pertimbangan cost and benefit).

Secara teori terdapat beberapa pendekatan dalam menghadapi dilema etis sebagai berikut:

a. Utilitarism

  Teori dari David Hume, dimana suatu perbuatan atau tindakan dapat dikatakan baik jika dapat menghasilkan manfaat bukan hanya   untuk kepentingan pribadi saja tetapi juga untuk sekelompok orang atau masyarakat dengan kata lain teori ini menitikberatkan pada etika berbasis akhir atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.

b. Deontology

Teori ini menitikberatkan pada kewajiban yang harus dilakukan manusia sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada,            sehingga suatu perilaku akan dinilai baik atau buruk berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai-nilai atau norma-norma              moral (rule based).

c. Virtue Ethics

Teori ini cenderung memandang sikap atau moral seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau keputusan.

d. Egoism

Teori ini fokus pada bagaimana kita seharusnya bertindak tanpa memandang bagaimana kita biasanya bertindak dan hanya ada             satu prinsip perilaku yang utama yaitu prinsip kepentingan diri sendiri.

Mulai pusing?? Tenang berikut adalah langkah-langkah yang bisa kita lakukan saat dihadapkan pada dilema etis dalam bekerja:

1. Integrity

Dalam menyikapi permasalahan kita harus bertindak secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan apa yang kita lakukan sesuai dengan nilai-nilai etik yang ada di organisasi kita juga nilai-nilai etik yang berlaku secara umum dan kita sadari kebenarannya. 

Setiap organisasi pasti memiliki budaya yang berbeda-beda termasuk juga dengan nilai-nilai dasar dan etik yang dijadikan pedoman dalam menjalankan roda organisasi, oleh karena itu saat kalian menghadapi permasalahan kembalilah pada nilai-nilai tersebut.  Lakukanlah tindakan yang benar menurut nilai-nilai etik.

2. Open and honest communication

Komunikasikan dengan rekan kerja, atasan Anda atau yang sudah memiliki pengalaman termasuk jika dalam organisasi Anda memiliki fungsi khusus terkait dengan nilai-nilai etik agar Anda bisa mengomunikasikan dilemma apa yang Anda hadapi dan sikap Anda serta meminta arahan apakah tindakan yang Anda akan ambil tersebut sudah sesuai dengan nilai-nilai etik yang dianut oleh organisasi Anda.  Jangan pernah pendam dan pikirkan permasalahan sendiri dan komunikasikan pada orang atau fungsi yang tepat adalah koentji.

3. Courage

Speak up! Jika kalian menghadapi situasi yang dilematis dalam hal etis atau melihat tindakan yang tidak etis terkait dengan pekerjaan yang Anda lakukan atau didelegasikan jangan pernah takut untuk berbicara kepada pihak yang tepat. 

Kita harus berani melaporkan setiap tindakan atau perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai etik. Pastikan kalian berbicara dengan pihak yang tepat agar tidak menimbulkan permasalahan lainnya yang bisa berdampak pada pekerjaan Anda.

Ingat selalu pastikan Anda berbicara dan komunikasikan dengan orang yang tepat yang memang mengerti nilai-nilai etik yang ada di dalam perusahaan.  Walaupun terdengar sulit untuk melakukannya, tidak ada salahnya kan untuk mulai membiasakan diri dan mencoba melakukan langkah-langkah di atas?

Semoga kalian bisa mengambil keputusan dengan tepat dan tentunya bermoral! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun