Nuansa "Payung Teduh" benar-benar hilang. Is dengan bandnya tampil nge-rock. Bahkan ada bagian-bagian tertentu yang membuatnya nge-lead. Tapi tetap, walau nge-rock-nya bagaimana, kebersahajaan masih terdengar pada suara Is.
Setelah tidak terikat kontrak dengan Payung Teduh, sejak 31 Desember 2018, lantaran menurut Is, visinya dalam bermusik sudah sangat berbeda dan tak ada perselisihan yang besar, seperti ketidakharmonisan di internal atau kasus-kasus kontroversial yang membuat wartawan gosip selalu mencari-cari setiap kesalahan individu demi meningkatkan jumlah oplah atau rating media daring.
Intinya satu, hanya perbedaan cara pandang bagaimana menjalankan Payung Teduh.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa perjalanan karier bermusiknya Is tidak lepas dari Payung Teduh, band yang ia buat bersama Comi (basist Payung Tedung) di tahun 2007 dan jadi hits berkat lirik-liriknya yang lebih puitis dan terasa akrab di telinga. Maka dari itu, dipenampilannya ini, ia membawakan tiga lagu hits Payung Teduh, Berdua Saja, Angin Pujaan Hujan dan penutup, "Akad". Biar bagaimanpun, ia tetap rendah hati.
"Tanggung jawab aku untuk membawakan lagu-lagu itu. Membawakan album yang paling laku di tahun 2018 lalu. Dan aku berterima kasih pada Payung Teduh karena dari itu, bisa sampai menafkahi keluarga, tetap anak saya," jelasnya, di tengah-tengah menyapa penonton.
"Biar dibilang apa, yakan," ungkap salah satu penonton dengan logat khas Balikpapan, yang mem-video penampilan Pusakata di instastory pribadinya. Ya, biar dibilang apa, yakan.
Balikpapan, 28 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H