Mohon tunggu...
Alfiansyah Syah
Alfiansyah Syah Mohon Tunggu... Warga Negara Indonesia -

Penikmat Senja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sarjana Muda yang Gagah

19 Februari 2018   09:02 Diperbarui: 19 Februari 2018   12:00 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

***

Lulus kerja, berpenghasilan mapan, serta ikut diacara-acara penting yang berbau pembangunan desa. Minimal, ia dihargai sebagai seorang sarjana yang aktif dan selalu terlibat acara penting tentang pembangunan desa. 

Kawan saya ini baru saja mendapatkan gelar sarjana. Sudah satu tahun ia berada di kampung, namun karena beberapa hal, ia meninggalkan kampung tercintanya itu dan kembali ke Jogja untuk mencari kerja.

Pertama kali ia mendapatkan gelar sarjana, ia begitu dihormati oleh warga kampung karena selalu aktif

dikegiatan sosial. Seperti membersihkan sampah di pesisir pantai, ayun becak berisi buku-buku pelajaran dan ilmu pengetahuan sampai menempuh jarak berkilo-kilo meter demi menggerakkan budaya literasi agar warga kampung tak buta aksara, serta selalu membuka pintu lebar-lebar jika ada anak muda yang ingin belajar komputer dan menulis. Bahkan, kadang diwaktu luang membantu petani menanam padi. Mengajak warga untuk rapat terkait tentang pembangunan desa.

Semua itu ia lakukan selama satu tahun, tanpa meminta embel-embel upeti atau uang rokok. Semua itu benar-benar ia lakukan atas nama pengabdian kepada masyarakat.

Semua ia lakukan dengan tindakan, tidak dengan kongko-kongko orang pintar yang bermulut besar, di mana ia selalu menjungkirbalikkan teori demi proyek, yang hasil kerjanya nol persen dan sangat merugikan rakyat dan negara.

Mungkin ia adalah sarjana polos. Tapi, di mana lagi menemukan sarjana yang seperti Itu, di mana sarjana dewasa ini lebih egois untuk memikirkan dirinya sendiri bagaimana besok bisa hidup layak dan berpenghasilan mapan. Menjatuhkan seseorang demi kesuksesan. Licin untuk kejar proyek. Alhasil, sarjana dewasa ini akan selalu bermental memble.

Sudah satu tahun sarjana muda ini  melakukan gerakan sosial seperti itu. Namun, ia kali ini benar-benar dilanda krisis dan menuturkan bahwa ia merasa kehilangan di kampungnya sendiri.

Bagaimana tidak, segala kegiatannya kali ini tak dihargai. Becak yang ia ayun jarang dihampiri anak-anak, apalagi orang dewasa. Bersih-bersih pantai pun tetap single fighter bahkan dicap orang gila karena selalu membawa karung yang diisi sampah. Usulannya terkait diskusi setiap seminggu sekali membicarakan  permasalahan desa, kali ini benar-benar tidak dihadiri lagi. Memang, di hari pertama masyarakat berbondong-bondong hadir dan kawan saya itu  didengari karena ia adalah  sarjana. Apalagi, ia orangnya pintar dan bisa memecahkan solusi.

Tiba di bulan kedelapan, tak ada lagi yang hadir di acara diskusi. Mereka lebih memilih pergi ke sawah,  kebun,  melaut, istirahat, atau mencari kesibukan lainnya untuk cari makan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun