Mohon tunggu...
alfiannur_gufron
alfiannur_gufron Mohon Tunggu... Guru - Guru di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 6

Hobi : Menulis, membaca, foto dan videografi, basket, mengajar, belajar bahasa baru, dll. Kepribadian : INTP-T Topik konten favorit : Opini, cerpen, jurnalistik, puisi, kalam islami

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sang Elang (Bab 9)

22 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 22 Agustus 2023   07:48 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                DUAR !

                Terdengar suara tembakan Mia, yang sepertinya agak berbeda dari sebelumnya. Disusul dengan suara sambaran petir yang memekakkan telinga. Gejalanya sudah muncul. Beberapa pasukan yang sebelumnya telah tumbang, kembali bangkit dan bersiap untuk menyerang lagi.

"Kembali ke benteng !" Teriak Tammy yang telah berdiri di depan gerbang.

Beberapa orang di sebelah timur segera berlari ke arah Hanran. Setelah mereka sampai di dalam benteng, disusul kemudian sisa orang -- orang yang berada di sebelah timur. Begitu juga di sebelah barat yang sebagian orang segera mundur dan masuk ke dalam benteng.

"Cepat kembali ! Waktu kita hampir habis !" Tammy kembali berteriak.

Seluruh teman -- temanku yang awalnya ikut menyerang segera kembali ke benteng menuruti perintah Tammy. Aku juga segera berlari kembali untuk membantu Tammy menutup gerbang saat seluruhnya telah berada di dalam benteng.

"Hei, prajurit ! Bukankah Hanran dan Cold Eye masih berada di luar benteng ?! Kenapa kalian mengunci gerbangnya ?!" Terdengar Jenderal Pan yang berteriak kepada pasukan penjaga benteng yang menahan mereka. "Kami tidak akan pergi sebelum Hanran dan Cold Eye masuk !"

"Jenderal Pan ! Bukan waktunnya untuk keras kepala sekarang ! Ikuti instruksi pasukan penjaga terlebih dahulu. Biar nanti kujelaskan setelah semuanya berakhir !" Jawabku menjawabnya.

Tidak terdengar sahutan lagi dari orang -- orang yang berada di dalam. Mereka telah dibawa pergi ke tempat yang lebih aman.

Tammy menghela napas panjang sembari tak mengalihkan pandangannya dari pasukan musuh yang mulai berubah dan mendekat ke arah kami secara perlahan.

"Tidak buruk. Kuyakin kau pernah mengalami hal yang lebih buruk dari ini sebelumnya. Tetapi, apa yang kulihat sekarang, benar -- benar mengingatkanku pada masa laluku yang kelam. Untungnya, ayahmu menyelamatkanku ketika itu. Sayangnya, ia mengorbankan dirinya untukku. Menggantikan posisiku yang sangat berbahaya dengan dirinya. Dari situlah aku mempelajari harga sebuah kebaikan dan pengorbanan yang sangat mahal. Tidak akan tergantikan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun